sehingga secara keseluruhan biaya produksi akan menurun. Penurunana biaya produksi merupakan sinyal positif terhadap tingkat keuntungan yang mungkin
diperoleh seorang investor. Oleh karena itu, total jalan yang diaspal di Indonesia akan berbanding lurus dengan nilai total realisasi investasi nasional di sektor
primer, sekunder dan tersier.
2.2.6. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan
penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan.
Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi
dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah.
Jumlah penduduk Indonesia berpengaruh positif terhadap nilai total realisasi investasi nasional per sektor di Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk
mengindikasikan terjadinya peningkatan permintaan akan barang dan jasa, sehingga memperbesar pangsa pasar.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya. Dewi 2005, melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Utama Penentu
Investasi Swasta di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data kuantitaif kuartalan pada periode 1993:1 sampai 2003:4, serta menggunakan
metode Ordinary Least Square OLS sebagai alat analisis menghadapi permasalahan mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu tingkat
investasi swasta di Indonesia, dan kebijakan apakah yang dapat diambil oleh pemerintah dalam meningkatkan kegiatan investasi swasta. Variabel yang
digunakan adalah GDP, suku bunga, posisi utang pemerintah, DSR Debt Service Ratio, investasi pemerintah, dan lag investasi swasta.
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel secara signifikan berpengaruh terhadap kegiatan investasi swasta di Indonesia. Lima variabel bebas
yaitu investasi pemerintah, Gross Domestic Product GDP, suku bunga, Debt Service Ratio DSR, dan lag investasi swasta mempunyai tanda yang sesuai
dengan teori, sedangkan variabel posisi utang pemerintah mempunyai tanda yang tidak sesuai dengan teori. Investasi swasta dipengaruhi secara positif oleh kegiatan
investasi pemerintah kuartal sebelumnya, GDP, dan investasi swasta kuartal sebelumnya. Variabel posisi utang pemerintah, DSR, dan suku bunga berpengaruh
negatif terhadap kegiatan investasi swasta di Indonesia. GDP riil merupakan variabel yang paling mempengaruhi kegiatan investasi swasta di Indonesia,
sedangkan suku bunga riil merupakan faktor yang pengaruhnya paling kecil terhadap kegiatan investasi swasta di Indonesia. Kebijakan yang diambil oleh
pemerintah sebagai bahan pertimbangan adalah melalui peningkatan sektor riil. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan ekonomi meningkat.
Adhitya 2007, melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Provinsi DKI Jakarta. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang merupakan data time series kuartalan periode 1996:1 sampai dengan 2005:4, serta menggunakan metode Ordinary Least Square OLS
sebagai alat analisis menghadapi permasalahan mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi investasi di Provinsi DKI Jakarta serta bagaimana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi kegiatan investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
investasi di DKI Jakarta yaitu suku bunga, inflasi, lag PDRB, dan tingkat upah secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 1 persen, sedangkan nilai
tukar secara signifikan berpengaruh nyata pada taraf nyata 5 persen. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian statistik terhadap model persamaan investasi di
Provinsi DKI Jakarta, seluruh variabel eksogennya mempunyai tanda yang sesuai dengan teori.
Imas 2007, melakukan penelitian dengan judul mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang merupakan data time series periode 1990 sampai dengan 2005, serta menggunakan metode Ordinary Least Square OLS sebagai
alat analisis untuk menghadapi permasalahan mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi investasi dalam negeri PMDN di Indonesia, faktor-faktor apa
yang mempengaruhi investasi asing PMA di Indonesia, serta kebijakan apakah yang dapat diambil oleh pemerintah untuk menarik kembali investor agar kegiatan
investasi dapat meningkat.
Hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam negeri PMDN menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil perkapita, investasi
pemerintah khusus infrastruktur, upah minimum, dan pajak secara siginifikan berpengaruh terhadap kegiatan investasi dalam negeri di Indonesia. Selain pajak,
semua variabel berpengaruh positif, sedangkan pajak berpengaruh negatif terhadap investasi PMDN. Hasil analisis mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi investasi asing PMA menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil perkapita, upah minimum, dan inflasi secara signifikan berpengaruh terhadap
investasi asing PMA, sedangkan variabel investasi pemerintah khusus infrastruktur dan pajak tidak berpengaruh terhadap kegiatan investasi asing PMA
di Indonesia. Pendapatan riil perkapita, upah minimum berpengaruh positif dan laju inflasi berpengaruh negatif terhadap investasi asing PMA di Indonesia.
Oktaviani, Alla, dan Widyastutik 2007 melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Investasi Nasional di Sektor
Primer. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pada tahun pertama penelitian, data yang digunakan adalah data sekunder yang berkaitan
dengan realisasi investasi sektor primer di seluruh Indonesia, sedangkan pada tahun kedua dan ketiga, jenis data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner terhadap responden di Provinsi terpilih yang ditetapkan. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Pusat dan Daerah, Pemerintah Provinsi dan BPS.
Pada tahun pertama, penelitian ini menggunakan Shift Share sebagai alat analisis. Sedangkan pada tahun kedua, penelitian ini menggunakan analisis
komponen utama principal component analysis dan pada tahun ketiga menggunakan evaluasi kebijakan regulatory impact assessment. Hasil analisis
pada tahun pertama menunjukkan bahwa identifikasi potensi investasi sektor primer Provinsi-Provinsi di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa potensi
PMDN yang memilki pertumbuhan cepat disertai daya saing baik terhadap sektor ekonomi di wilayah lainnya adalah subsektor tanaman pangan dan perkebunan
yang berada pada Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Sementara itu, potensi PMA yang memilki pertumbuhan cepat
disertai daya saing baik terhadap sektor ekonomi di wilayah lainnya adalah subsektor tanaman pangan dan perkebunan yang berada pada Provinsi Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Timur. Hasil analisis pada tahun kedua menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
memiliki korelasi kuat dengan investasi asing subsektor perkebunan dan tanaman pangan di Jawa Barat adalah jumlah barang bongkar muat di stasiun kereta api
dan pelabuhan laut. Selain itu, hasil analisis pada tahun kedua juga menunjukkan bahwa indikator makro regional Provinsi Jawa Barat yang dinilai relatif rendah
belum baik oleh narasumber birokrat dan investor adalah terkait dengan pembangunan infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Adapun indikator makro
regional yang dinilai relatif tinggi adalah potensi pasar. Sementara itu untuk indikator teknis, narasumber investor menilai indikator budidaya sebagai aspek
dengan skor nilai terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Sedangkan penelitian pada tahun ketiga sedang berjalan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah mencakup perbedaan lingkup wilayah dan sektor perekonomian yang diamati,
serta variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini mencakup nilai total realisasi investasi nasional di sektor primer, sekunder dan tersier. Selain itu, variabel yang
digunakan adalah nilai total realisasi investasi nasional sektor primer, sekunder dan tersier, suku bunga riil, inflasi, pendapatan riil sektor primer, sekunder dan
tersier, total jalan yang diaspal di Indonesia, jumlah penduduk Indonesia, serta jumlah tenaga kerja sektor primer, sekunder dan tersier, sehingga penelitian
akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
2.4. Kerangka Pemikiran