biaya pinjaman yang sebenarnya dan merupakan tingkat bunga yang menentukan tingkat investasi. Tingkat bunga riil merupakan tingkat bunga nominal yang telah
dikoreksi karena pengaruh inflasi. Investasi bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman Mankiw, 2000. Persamaan yang
menggambarkan hubungan antara tingkat inflasi dengan suku bunga riil adalah sebagai berikut :
I = Ir 2.1
r = i – Л
2.2 Kegiatan investasi akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal
lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka tingkat investasi yang dilakukan akan mengalami penurunan. Ketika suku bunga
mengalami penurunan, investasi akan mengalami peningkatan Sukirno, 1996. Menurut teori ekonomi klasik, makin tinggi tingkat bunga maka keinginan
melakukan investasi semakin kecil. Hal ini disebabkan investor akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih
besar dari tingkat bunga yang harus dibayar investor untuk dana investasi tersebut Dewi, 2005.
2.2.2. Tingkat Inflasi
Kaum monetaris berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh pertumbuhan money supply yang tinggi sehingga mereka berpendapat bahwa inflasi merupakan
suatu fenomena moneter Adhitya, 2007. Menurut Keynesian, tingkat inflasi yang tinggi tidak dapat dikendalikan hanya dengan kebijakan fiskal saja. Oleh
karena itu, perpanduan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal diperlukan untuk mengendalikan laju inflasi dalam suatu negara. Teori kuantitas uang
menyatakan bahwa bank sentral yang mengawasi money supply memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi.
Menurut Mishkin 2001, inflasi merupakan kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus. Tingkat inflasi berpengaruh secara tidak langsung
terhadap investasi. Ketika terjadi inflasi, maka harga-harga akan mengalami kenaikan termasuk faktor-faktor produksi. Ketika harga-harga faktor produksi
meningkat maka perusahaan atau investor cenderung mengurangi investasinya. Hal ini dikarenakan peningkatan harga faktor-faktor produksi akan mendorong
terjadinya peningkatan biaya produksi secara keseluruhan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan atau investor sehingga akan menurunkan tingkat keuntungan
yang dapat diperoleh perusahaan atau investor tersebut.
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja baik di sektor primer, sekunder maupun tersier berpengaruh positif terhadap nilai total realisasi investasi nasional per sektor
perekonomian di Indonesia. Semakin banyak tenaga kerja pada suatu sektor perekonomian dalam suatu negara akan mendorong terjadinya penurunan tingkat
upah, sehingga menurunkan total biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh investor dalam menjalankan usahanya. Penurunan dari total biaya produksi tentu
menjadi dari peningkatan keuntungan yang mungkin diperoleh investor, dimana
sinyal peningkatan keuntungan ini akan menstimulus investasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan realisasi investasi di sektor tersebut Sukirno, 1996.
2.2.4. Pendapatan Riil