sinyal peningkatan keuntungan ini akan menstimulus investasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan realisasi investasi di sektor tersebut Sukirno, 1996.
2.2.4. Pendapatan Riil
Istilah pendapatan nasional dapat berarti sempit dan berarti luas. Dalam arti sempit, pendapatan nasional merupakan terjemahan langsung dari national
income. Sedangkan dalam arti luas, pendapatan nasional dapat merujuk ke Produk Domestik Bruto PDB atau Gross Domestic Product GDP Dumairy, 1996.
PDB itu sendiri adalah pendapatan total yang diperoleh secara domestik, termasuk pendapatan yang diperoleh dari faktor-faktor produksi yang dimiliki asing
Mankiw, 2000. Perlu disadari bahwa peranan pendapatan atau PDB terhadap investasi
tidak dapat diabaikan. Dimana pendapatan nasional yang semakin tinggi akan mendorong terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, dan selanjutnya
pendapatan masyarakat yang meningkat akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini tentu akan menyebabkan keuntungan perusahaan
bertambah dan akan menjadi stimulus untuk terciptanya iklim investasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan investasi nasional per sektor. Dengan kata
lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dengan demikian investasi berhubungan positif terhadap
pendapatan nasional Sukirno, 2001. Selain itu, jika pendapatan masyarakat tinggi maka bagian dari pendapatan masyarakat tersebut yang dapat dipergunakan
untuk investasi meningkat sehingga investasi dapat meningkat.
2.2.5. Pembangunan Jalan
Banyak daerah dengan kandungan potensial sumber daya alam seperti minyak, gas alam dan barang tambang lainnya hanya memiliki pertumbuhan
ekonomi yang sama atau bahkan dibawah pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional. Begitu juga dengan keanekaragaman hayati yang belum dapat
dieksploitasi untuk dijadikan sumber ekonomi. Hal ini terjadi karena keterbatasan infrastruktur yang terdapat di Indonesia. Fakta tersebut tentu bertolak belakang
dengan beberapa hasil studi yang menyatakan bahwa infrastruktur dan investasi jelas memiliki keterkaitan yang tidak dapat diabaikan. Sebuah studi dari Bank
Dunia 2006, menunjukkan faktor penentu investasi dengan indeks tertinggi adalah keberadaan infrastruktur seperti listrik, transportasi, jalan diaspal, dan
kebersihan. Faktor lain yang terdapat dalam penelitian tersebut, seperti ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai dan tingkat korupsi memiliki
angka indeks yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan keberadaan infrastruktur.
Secara umum, infrastruktur berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara, melalui kelancaran kegiatan
ekonomi di negara tersebut. Pembangunan jalan yang merupakan salah satu dari pembangunan infrastruktur memberikan pengaruh secara positif terhadap nilai
total realisasi investasi nasional per sektor di Indonesia. Semakin tingginya pembangunan jalan yang dapat dilihat dari semakin tingginya total jalan yang
diaspal tentu akan memperlancar distribusi produk. Lancarnya proses distribusi dari suatu produk akan menurunkan biaya transportasi atau biaya distribusi,
sehingga secara keseluruhan biaya produksi akan menurun. Penurunana biaya produksi merupakan sinyal positif terhadap tingkat keuntungan yang mungkin
diperoleh seorang investor. Oleh karena itu, total jalan yang diaspal di Indonesia akan berbanding lurus dengan nilai total realisasi investasi nasional di sektor
primer, sekunder dan tersier.
2.2.6. Jumlah Penduduk