14
C. Rumah Makan
Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menjual hidangan kepada masyarakat beserta penyediaan tempat untuk
menyantap hidangannnya. Rumah makan biasanya memiliki spesialisasi dalam jenis pangan yang dijual, misalnya Rumah Makan Padang, rumah makan cepat
saji fast food restaurant dan sebagainya
14
. Menurut Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2007, “rumah makan adalah
setiap usaha komersial yang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, termasuk cafeteria, kantin, warteg,
dan lain sebagainya”. Badan Pusat Statistik Indonesia 2003 menyatakan bahwa restoranrumah makanwarung makan adalah jenis usaha jasa pangan yang
bertempat di sebagian atau seluruh bangunan tetap tidak berpindah-pindah, yang menyajikan dan menjual pangan dan minuman di tempat usahanya baik
dilengkapi maupun tidak dengan perlengkapan dan peralatan untuk proses pembuatan maupun penyimpanan dan belum mendapatkan ijin dan surat
keputusan dari instansi yang membinanya .
D. Konsumen Bisnis
Pasar konsumen antara atau pasar bisnis sering disebut pasar produsen, pasar industrial, atau pasar organisasional. Konsumen bisnis adalah pasar yang
membeli barang dan jasa bukan untuk dikonsumsi sendiri. Mereka membeli barang untuk dijual atau diproses menjadi barang lain dan dijual kembali.
Menurut Kotler 2005, pasar bisnis terdiri dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa untuk digunakan kembali guna memproduksi barang
dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok kepada pihak lain.
1. Ciri-ciri Konsumen Bisnis
Pasar bisnis memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan pasar konsumen. Ciri-ciri konsumen bisnis antara lain Budiyanto, 1993:
a Pembelinya lebih sedikit. Pemasar bisnis biasanya menangani lebih sedikit
pembeli dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pasar konsumen.
14
http:www.id.wikipedia.orgrumah makan.htm. diakses tanggal 30 Desember 2007
15
b Hubungan pemasok-pelanggan erat. Para pemasok sering diharapkan dapat
menyesuaikan tawaran pelanggan dengan masing-masing kebutuhan pelanggan bisnis karena jumlah pelanggannya sedikit dan tingkat kepentingan
serta kekuatan pelanggannya lebih besar.
c Permintaan turunan. Permintaan atas barang-barang bisnis benar-benar
berasal dari permintaan atas barang konsumsi sehingga para pemasar bisnis harus secara dekat memantau pola pembelian konsumen akhir.
d Permintaanya tidak elastis. Permintaan terhadap barang bisnis tidak terlalu
dipengaruhi oleh perubahan harga. Permintaan bersifat sangat tidak elastis dalam jangka pendek karena para produsen tidak dapat secara cepat mengubah
metode produksi mereka.
e Permintaan berfluktuasi. Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung
lebih mudah berubah-ubah dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi. Persentase peningkatan permintaan konsumen dapat menyebabkan
permintaan yang jauh lebih besar atas pabrik dan peralatan yang diperlukan untuk memproduksi output tambahan.
f Pembelian profesional. Pembelian dilakukan berdasarkan kontrak atau
perjanjian yang mengikat untuk pembelian tunai, berhutang, ataupun lesing.
g Beberapa pengaruh pembelian. Umumnya pemberi pengaruh terhadap
pembelian bisnis lebih banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian pasar industrial Kotler, 2005 adalah:
• Lingkungan: tingkat permintaan, situasi ekonomi, tingkat perubahan
teknologi, politik dan peraturan pemerintah, kondisi persaingan, perhatian pada tanggung jawab sosial.
• Organisasi: tujuan, kebijakan, prosedur, struktur organisasi, dan sistem.
• Antar Pribadi: minat, wewenang, status, empati, daya bujuk, dan.
hubungan antara pembelian dengan pemasok potensial: relasi antara pemasok, investor, masyarakat, dan perusahan
• Pribadi: umur, pendapatan, pendidikan, jabatan, kepribadian, sikap
terhadap risiko,dan budaya.
h Pembelian langsung. Para pembeli bisnis sering melakukan pembelian
langsung dari produsen dan bukan melalui perantara.
16
i Pembelian barang lebih periodik dan kontinu.
Pembelian oleh pelaku bisnis memiliki tipe seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Tipe-tipe Pembelian Oleh Konsumen Bisnis
New task
Modified Rebuy
Straight Rebuy
Waktu yang diperlukan Pengaruh yang kompleks
Kajian kembali pemasok Kebutuhan informasi
Banyak Banyak
Banyak Banyak
Sedang Beberapa
Beberapa Beberapa
Sedikit Sedikit
Tidak ada Sedikit
Sumber: Budiyanto 1993
2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Bisnis
Proses keputusan pembelian konsumen bisnis juga berbeda dari konsumen rumah tangga. Proses keputusan pembelian konsumen bisnis adalah sebagai
berikut Kotler, 2005: a
Pengenalan Masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari
adanya masalah atau kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan memperoleh barang atau jasa. Pengenalan masalah dapat dipicu oleh rangsangan internal
atau eksternal. Contoh rangsangan internal adalah habisnya persediaan bahan baku yang menyebabkan pembeli harus melakukan pembelian. Contoh
rangsangan eksternal adalah pembeli mungkin menemukan ide baru di pameran dagang, melihat produk yang lebih baik atau harga yang lebih
murah. b
Perumusan Kebutuhan dan Spesifikasi Produk Umum. Pembeli akan
menetapkan karakteristik umum dan kuantitas barang yang dibutuhkan. Misalnya untuk produk daging pembeli akan menentukan atribut daging yang
dibutuhkan seperti tingkat kesegaran, tingkat lemak, harga, dan lain-lain. c
Pencarian Pemasok. Pada tahap ini, pembeli akan berusaha mengidentifikasi
pemasok yang paling sesuai. Pembeli dapat meneliti daftar perusahaan, melakukan pencarian langsung, bertanya kepada pihak lain untuk minta
rekomendasi, dan lain-lain. d
Pemilihan Pemasok. Sebelum memilih pemasok, pembeli akan
menspesifikasikan atribut produk yang diinginkan dan menetapkan tingkat kepentingan relatif atribut tersebut. Pembeli kemudian akan menilai pemasok
berdasarkan atribut-atribut itu dan mengidentifikasi pemasok yang paling
17
menarik. Selain itu, dalam tahap ini juga diputuskan jumlah pemasok yang akan digunakan. Banyak perusahaan yang menganggap bahwa dengan
pemasok yang lebih banyak akan menjamin pasokan selalu tersedia. e
Spesifikasi Rutinitas Pesanan. Setelah memilih pemasok, pembeli
memutuskan jumlah yang dibutuhkan, cara pembelian, cara pembayaran, waktu penyerahan barang, kebijakan pengembalian, dan lain-lain.
f Evaluasi Kinerja Pemasok.
Kemudian pembeli akan mengkaji ulang kinerja pemasok yang dipilih. Evaluasi ini dapat menyebabkan pembeli meneruskan,
memodifikasi, atau menghentikan hubungannya dengan pemasok tersebut.
E. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses, dimana seseorang menerima, menyeleksi, dan menginterpretasi stimuli untuk membentuk gambaran yang menyeluruh dan
berarti tentang dunia Simamora, 2005. Proses persepsi berlangsung dalam benak konsumen sehingga sifatnya abstrak. Sekali pun individu yang memberikan
persepsi dapat memberikan deskripsi, tetapi persepsi yang dibayangkan tidaklah objektif, melainkan subjektif.
F. Multidimensional Scaling MDS
MDS digunakan untuk memperoleh gambaran persepsi seseorang tentang suatu objek secara relatif dibanding objek-objek lainnya. MDS adalah salah satu
prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri spatial map Simamora, 2005.
Peta geometri tersebut, yang disebut spatial map atau perceptual map, merupakan penjabaran berbagai dimensi yang berhubungan. Peta geometri berupa diagram
kartesius yang terdiri dari dua dimensi. Satu pada sumbu horisontal sumbu X, satunya lagi pada sumbu vertikal sumbu Y. Salah satu penggunaan MDS dalam
pemasaran adalah untuk mengidentifikasi posisi merek-merek terhadap atribut- atribut tertentu Malhotra, 2006. Dengan menggunakan MDS, peneliti dapat
melihat posisi merek-merek yang dibandingkan satu sama lain berdasarkan atribut-atribut tertentu.
18
G. Bauran Pemasaran