Metoda Pengambilan Sampel Tahapan Penelitian

27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor dengan target responden rumah makan. Pemilihan lokasi dilakukan secara terrencana dengan mempertimbangkan potensi Kota Bogor yang besar sebagai tempat pemasaran daging sapi. Rumah makan sebagai konsumen bisnis tentunya memiliki pola konsumsi yang besar dan berlangsung kontinu. Penelitian dilakukan pada bulan April 2008 hingga Juli 2008.

C. Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data pimer yaitu kuisioner serta hasil wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari buku, majalah, internet, studi penelitian terdahulu, instansi terkait dan sumber-sumber lain. Data primer berupa hasil penyebaran kuisioner dan wawancara yang dilakukan terhadap 60 rumah makan yang membeli dan menggunakan daging sapi dalam proses produksinya. Selain itu, rumah makan yang diteliti setidaknya pernah mengkonsumsi daging sapi yang dijual di pasar tradisional, pasar modern, dan pasar pejagalan. Hal ini dimaksudkan agar para responden dapat mempersepsikan masing-masing daging sapi yang dijual di ketiga tempat tersebut dengan baik. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian seperti studi penelitian terdahulu, koran, internet, dan buku, serta instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Pusat Statistik Bogor, dan Departemen Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor.

D. Metoda Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel dilakukan dengan teknik Convenience Sampling, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan ketersediaan elemen. Teknik Convenience Sampling ini termasuk ke dalam penarikan sampel non probabilitas. Sampel dipilih karena berada pada tempat dan waktu yang tepat, serta berdasarkan kesediaannya menjadi responden Nasution, 1980. Responden yang diambil merupakan rumah makan yang membeli dan menggunakan daging sapi dalam proses produksinya. Selain itu, responden juga setidaknya pernah mengkonsumsi daging sapi yang dijual di pasar pejagalan, pasar tradisional, dan 28 pasar modern. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, terdapat 264 unit rumah makan di Kota Bogor. Namun rumah makan yang membeli dan menggunakan daging sapi dalam proses produksinya hanya sebanyak 150 unit rumah makan. Dengan memasukkan jumlah 150 sebagai banyaknya populasi dan persen error 10 maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 60 rumah makan. Jumlah responden diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin, dengan persen error sebesar 10 : Dimana : n = ukuran sampel orang N = ukuran populasi orang e = persen error

E. Analisis Pengolahan Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik dan perilaku pengambilan keputusan pembelian responden; uji koefisien korelasi Rank Spearman untuk uji validitas; uji Cronbach Alfa untuk uji reliabilitas; serta Multidimension Scaling MDS untuk menentukan persepsi responden.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan analisis ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik responden, dan proses pengambilan keputusan pembelian responden. Data karakteristik responden jenis rumah makan, lama berjualan, pendapatan per bulan, dan jenis olahan daging sapi serta proses pengambilan keputusan pembelian pengenalan masalah, pengenalan kebutuhan dan spesifikasi produk khusus, pencarian pemasok, pemilihan pemasok, dan spesifikasi rutinitas 2 1 Ne N n + = 60 1 , 1 150 2 = + = 29 pesanan yang dikumpulkan melalui kuesioner, hasilnya akan dikelompokan dan ditabulasikan kemudian dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang dominan dari variabel-varibel yang diamati.

2. Uji Koefisien Korelasi

Rank Spearman Uji koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat validitas instrumen yang digunakan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti Simamora, 2004. Pengujian korelasi rank spearman dilakukan dengan menguji pernyataan pada kuesioner apakah terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan. Kuesioner tersebut layak digunakan jika r hitung r tabel pada tingkat signifikansi = 0,005. Rumus yang digunakan yaitu : Keterangan : σ = Koefisien Rank Spearman n = Jumlah responden b 2 = Selisih antara ranking satu dengan ranking yang lain

3. Uji

Cronbach Alfa Menurut Simamora 2004, reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner pengujian. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Ada dua jenis pengujian reliabilitas, yaitu secara internal atau eksternal. Reliabilitas internal dilakukan dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian kuesioner sedangkan reliabilitas eksternal dilakukan dengan menganalisis dua kelompok data. Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal dengan Rumus Cronbach Alfa. Rumus Alpha ini digunakan untuk menguji kuesioner yang memiliki jawaban tidak hanya 0 dan 1, tetapi 1 n n b - 1 n 2 n i 2 − = ∑ = 30 memiliki rentang sepert 1 sampai 7 atau -3 sampai 3 Simamora, 2004. Jika nilai dari Alpha lebih besar nilai r tabel , maka dapat dinyatakan kuesioner tersebut reliabel. Nilai Alpha Cronbach dihitung dengan menggunakan program SPSS dan hasilnya ditampilkan dalam lampiran 4. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :         −       − = ∑ 2 t 2 b 1 1 k k r

4. Multidimension Scaling MDS

Teknik MDS ini memiliki dua metode yang bisa dilakukan, yakni metode MDS kesan umum general impression method dan metode MDS berbasis atribut atribut based MDS Simamora, 2005. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode MDS berbasis atribut atribut based MDS dengan penentuan atribut melalui wawancara langsung terhadap konsumen. Merek yang dipetakan merupakan daging sapi yang dijual di pasar pejagalan, pasar tradisional, dan pasar modern. Sedangkan atribut yang digunakan adalah harga, tingkat kesegaran, tingkat kekenyalan, tingkat lemak, tingkat serat, kejelasan sertifikasi, asal daging, macam daging, dan kelengkapan bagian daging. Perceptual map yang dihasilkan memberi gambaran mengenai penempatan posisi setiap merek yang diteliti yaitu daging yang dijual di pasar pejagalan, pasar tradisional, dan pasar modern. Merek-merek yang memiliki kesamaan tinggi akan menempati posisi yang berdekatan. Merek-merek yang berbeda akan menempati posisi yang berjauhan. Jadi, dari perceptual map dapat dilihat merek-merek yang bersaing dekat dan merek-merek yang bersaing jauh. Simamora, 2005. Data yang akan diolah menggunakan MDS adalah data yang diberikan oleh responden berupa peringkat penilaian terhadap sejumlah atribut pada masing- masing merek daging yang dijual di pasar pejagalan, pasar tradisional, dan pasar modern dengan menggunakan skala likert satu sangat buruk sampai lima Keterangan : r = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pernyataan 2 b = Keragaman total 2 t = Jumlah Keragaman butir pernyataan 31 sangat baik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam MDS ini dengan menggunakan SPSS sebagai berikut: 1. Masukan data ke dalam lembar kerja SPSS, yaitu atribut pada baris dan merek pada kolom. 2. Dari menu utama pilih Analyze, lalu Scale, kemudian klik Multidimensional Scaling. 3. Pada dialog box yang uncul, masukkan semua variabel ke dalam ruang Variables. Pilih Data are distance dan Shape Rectangular. Kemudian klik box Model. 4. Pada dialog box yang muncul, pilih Level of Measurement sesuai jenis data ordinal, interval, atau rasio. Lalu pada Conditional pilih Row artinya perbandingan hanya dapat dilakukan antar kolom merek. Klik continue untuk kembali ke dialog box sebelumnya utama 5. Pada dialog box utama, klik options, Groups plots agar program memberikan perceptual map. Klik continue. Lalu OK. Untuk melihat keandalan dan validitas solusi MDS maka dilakukan pengkajian sebagai berikut: 1. Indeks kesesuaian atau R square sama dengan 0,6 atau lebih dianggap dapat diterima. R square merupakan indeks korelasi kuadrat yang mengindikasikan proporsi varians dari skala optimasi yang dapat dipengaruhi prosedur MDS. Indeks ini mengindikasikan seberapa baik model MDS sesuai dengan data masukan Goodness of Fit. 2. Stress adalah proporsi varians dari skala optimasi yang tidak dihitung oleh model MDS Badness of Fit. Semakin tinggi nilai stress maka mengindikasikan kecocokan yang semakin buruk. Nilai Stress dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Bobot Evaluasi Nilai Stress Stress Kesesuaian 20 Jelek 10 Cukup 5 Bagus 2,5 Istimewa Sempurna Sumber: Kruskal dalam Malhotra 2006 32

F. Tahapan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan dan topik penelitian yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan kebutuhan peneliti serta melakukan studi pustaka koran, internet, penelitian terdahulu, dan sebagainya. Setelah menentukan permasalahan dan topik penelitian, maka dilakukan penentuan metode yang akan digunakan guna menjawab permasalahan yang ada. Langkah selanjutnya adalah pembuatan kuesioner, penentuan jumlah rumah makan sebagai sampel dan penarikan sampel. Kuesioner diuji terlebih dahulu kepada 30 sampel rumah makan. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan dengan uji koefisien korelasi Rank Spearman untuk validitas dan uji Cronbach Alfa untuk reliabilitas. Dalam pengujian validitas yang dilakukan, dari 10 atribut yang diujikan, terdapat 1 atribut yang tidak valid yaitu atribut kemasan. Pengujian validitas dilakukan menggunakan software SPSS 15. Hasil pengujian validitas ditampilkan dalam Lampiran 3. Sedangkan hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner dinyatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitas ditampilkan dalam Lampiran 4. Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel maka penyebaran kuesioner dilanjutkan sampai memenuhi jumlah sampel yang telah ditentukan. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif untuk data karakteristik konsumen jenis rumah makan, lama berjualan, pendapatan per bulan, dan jenis olahan daging sapi dan proses pengambilan keputusan pembelian pengenalan masalah, pengenalan kebutuhan dan spesifikasi produk khusus, pencarian pemasok, pemilihan pemasok, dan spesifikasi rutinitas pesanan yaitu dengan mengkelompokkan dan mentabulasikan data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan faktor-faktor yang dominan dari variabel-varibel yang diamati. Data mengenai persepsi daging sapi dianalisis dengan menggunakan MDS sehingga diperoleh koordinat-koordinat merek dan atribut yang digambarkan dalam perceptual map. Data yang digunakan dalam MDS merupakan data individu yang kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan koordinat agregat sebagai panduan pembuatan perceptual map. Data koordinat x dan y masing- 33 masing responden ditampilkan dalam Lampiran 5 dan 6. Sedangkan data koodinat x dan y agregat serta nilai stress dan RSQ ditampilkan dalam lampiran 7. Setelah didapat hasil karakteristik, proses pengambilan keputusan, dan persepsi dari responden maka dilakukan perumusan strategi bauran pemasaran yang dapat digunakan oleh para pendatang baru dalam bisnis daging sapi untuk memasarkan produknya kepada rumah makan di Kota Bogor. Berikut ini merupakan flowchart tahapan penelitian. Gambar 4. Diagram Alir Penelitian Valid dan reliabel Tidak Valid dan reliabel 34 IV GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak 54 km di sebelah selatan Ibukota Negara Indonesia Jakarta. Kota Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor, dikelilingi oleh Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede serta dialiri beberapa sungai Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan kota sehingga aman dari bahaya banjir 16 . Luas wilayah Kota Bogor adalah 11.850 Ha atau 0,27 dari luas propinsi Jawa Barat. Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Tengah dan Tanah Sareal, yang meliputi 68 Kelurahan 31 kelurahan dan 37 desa, lima diantaranya termasuk desa tertinggal yaitu desa Pamoyanan, Genteng, Balungbangjaya, Mekarwangi dan Sindangrasa, 210 dusun, 623 RW, serta 2.712 RT. Batas-batas wilayah Kota Bogor adalah sebagai berikut 17 : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Secara astronomis, Kota Bogor terletak pada 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS. Kota Bogor dikenal dengan sebutan Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar 3.500 – 4.000 milimeter pertahun, dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Suhu rata-rata Kota Bogor setiap bulan sebesar 26 C suhu terendah 21,8 C dan suhu tertinggi 30,4 C. Kota Bogor memiliki kelembaban udara sebesar 70 serta ketinggian minimum 190 m 16 htttp:www.kotabogor.go.id situs remi pemerintah Kota Bogor diakses tanggal 6 Maret 2008 17 http:www.bogor.net diakses tanggal 6 Maret 2008 35 dan maksimum 330 m dari permukaan laut 18 . Peta wilayah Kota Bogor dapat dilihat dalam Lampiran 9. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu gunung Pangrango berupa satuan breksi tupaankpbb dan Gunung Salak berupa aluviumkal dan kipas aluviumkpal. Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari daerah aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir dan kerikil hasil dari pelapukan endapan yang baik untuk vegetasi. Dari struktur geologi tersebut, maka Kota Bogor memiliki daya dukung tanah yang berada antara 1,5 kgcm 2 BPS Kota Bogor, 2008. Persebaran penggunaan lahan di Kota Bogor adalah sebagai berikut: • Pemukiman : 69,88 • Pertanian : 10,05 • Jalan : 5,31 • Jasa dan perdagangan : 3,52 • Sungai dan danau : 2,89 Sedangkan perkembangan fisik Kota Bogor adalah sebagai berikut: 1. Bagian Selatan : potensial sebagai pemukiman dan area bebas industri 2. Bagian Utara : potensial sebagai wilayah industri non polutan serta mendukung pemukiman dan perdagangan 3. Bagian Barat : potensial sebagai wilayah pemukiman dan didukung oleh objek wisata 4. Bagian Timur : potensial sebagai pemukiman 5. Bagian Tengah : potensial sebagai pusat perdagangan yang didukung oleh perkantoran dan tur ilmiah Kota Bogor merupakan salah satu penunjang Ibukota, berada di jalur tujuan PuncakCianjur, serta memiliki objek wisata yang besar dan menarik seperti Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, dan Prasasti Batu Tulis. Semua itu menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonom. Berdasarkan data BPS Kota Bogor 2008, pada 18 htttp:www.kotabogor.go.id situs remi pemerintah Kota Bogor diakses tanggal 6 Maret 2008 36 akhir tahun 2007, jumlah penduduk Kota Bogor mengalami kenaikan sebesar 2,96 dari tahun sebelumnya. Adapun persebaran jumlah penduduk Kota Bogor adalah sebagai berikut: Tabel 7. Jumlah Penduduk Kota Bogor Per Kecamatan Tahun 2007 Kecamatan Jumlah penduduk jiwa Luas wilayah km 2 Kepadatan jiwa km + Bogor Selatan 176.094 29,26 6.018,25 Bogor Timur 916.09 10,15 9.025,52 Bogor Utara 161.562 17,69 9.132,96 Bogor Barat 109.039 8,11 13.445,01 Bogor Tengah 198.296 31,33 6.329,27 Tanah Sareal 168.532 20,31 8.297,98 Jumlah 905.132 117 7.746,1018 Sumber: BPS Kota Bogor, 2008 37 V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Umum Rumah Makan