80 {X
2
│X
2
3,841} dan
2 obs
X = 0,210445, berarti
2 obs
X DK, sehingga
Ho tidak ditolak yang berarti populasi-populasinya homogen.
D. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Lampiran 25, analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dengan taraf signifikan
= 0,05 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tak Sama
Sumber JK
dk RK
F
obs
F
α
P Model
Pembelajaran A
1547,27 1
1547,27 4,7388
3,84 0,05
Motivasi B
6234,35 2
3117,18 9,54693
3,00 0,05
Interaksi AB
182,4795 2
91,2397 0,27944
3,00 0,05
Galat
60078,00632 184
326,511 -
- -
Total
68042,11 189
- -
- -
Perhitungan lengkap di Lampiran 25 a Dari hasil rangkuman analisis variansi dua jalan yang ditunjukkan pada
Tabel 4.6 di atas didapat bahwa Fa = 4,7388 dan F
tabel
= 3,84, sedangkan daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F
│F3,84}, sehingga Fa
DK, jadi H
OA
ditolak. Berdasarkan hal tersebut, terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pendekatan pembelajaran
matematika realistik dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Ini berarti, ada pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran
81 terhadap prestasi belajar materi program linier siswa kelas XII IPS
SMA Negeri Surakarta. b Dari tabel 4.6 hasil rangkuman analisis variansi dua jalan di atas
didapat bahwa Fb = 9,54693 dan F
tabel
= 3,00, sedangkan daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F
│F 3,00}, sehingga Fb DK, jadi H
OB
ditolak. Berdasarkan hal tersebut, terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa dengan motivasi tinggi, sedang dan rendah. Ini berarti, ada
pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada materi pokok program linier siswa kelas XII IPS SMA Negeri Surakarta.
c Dari hasil rangkuman analisis variansi dua jalan yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 di atas didapat bahwa Fab = 0,27944 dan F
tabel
= 3,00, sedangkan daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F
│F 3,00}, sehingga Fab
DK, jadi H
OAB
ditolak. Jadi, tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar.
2. Hasil Uji Komparasi Ganda
Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan H
OB
ditolak, maka diadakan uji lanjut anava uji komparasi ganda dengan metode
Scheffe yang bertujuan untuk melakukan pelacakan terhadap perbedaan rerata setiap pasangan kolom. Hal ini berarti tidak semua kategori tingkat
motivasi siswa memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok program linier. Pada kasus ini, uji komparasi ganda
82 dilakukan karena efek antar kolom terdiri dari tiga kategori, sehingga mana
yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Hasil uji komparasi ganda antar kolom menggunakan metode Scheffe
disajikan dalam tabel 4.7 berikut perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 26.
Tabel 4.7 Rangkuman Analisi Komparasi Ganda Hasil Belajar Siswa
Komparasi Statistik Uji F
F
kritik
Keputusan Uji P
μ
1 =
μ
2
12,324 6,00
Ditolak 0,05
μ
2 =
μ
3
18,206 6,00
Ditolak 0,05
μ
1 =
μ
3
0,8417 6,00
Tidak ditolak 0,05
Dari rangkuman Tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa : a.
Ho ditolak karena F
1-2
= 12,324 6,00. Ini berarti siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang tidak sama
dengan siswa dengan motivasi belajar sedang. Dari rataan marginalnya yaitu rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi tinggi 71,41 dan
rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi sedang 61,081, menunjukkan bahwa rataan prestasi belajar dengan motivasi tinggi
lebih tinggi daripada rataan prestasi belajar dengan motivasi sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi tinggi
memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar sedang.
83 b. Ho ditolak karena F
1-2
= 18,206 6,00. Ini berarti siswa dengan motivasi belajar tinggi memberikan prestasi belajar yang tidak sama
dengan siswa dengan motivasi belajar rendah. Dari rataan marginalnya yaitu rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi tinggi 74,41 dan
rataan prestasi belajar siswa dengan motivasi rendah 57,333 menunjukkan bahwa rataan prestasi belajar dengan motivasi tinggi
lebih tinggi daripada rataan prestasi belajar dengan motivasi rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi tinggi
memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah.
c. Ho tidak ditolak karena F
2-3
= 0,8417 6,00. Ini berarti siswa dengan motivasi belajar sedang memberikan prestasi belajar yang sama
dengan siswa dengan motivasi belajar rendah.
E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama