78
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji normalitas pada penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Dari hasil analisis hasil belajar siswa kelompok eksperimen
yang ditunjukkan pada Lampiran 23.a, L
obs
= 0,089285 dan L
0,05;92
= 0,092372, sedangkan daerah kritik DK = {L
│L 0,092372} dan L
obs
= 0,089285. Ini berarti L
obs
DK, sehingga H tidak ditolak yang berarti
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil analisis hasil belajar siswa kelompok kontrol yang
ditunjukkan pada Lampiran 23.b, L
obs
= 0,065421 dan L
0,05;98
= 0,0895, sedangkan daerah kritik DK = {L
│L 0,0895} dan L
obs
= 0,065421. Ini berarti L
obs
DK, sehingga H tidak ditolak yang berarti sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas yang ditunjukkan pada
Lampiran 23.c.1, data hasil belajar siswa berdasarkan motivasi tinggi adalah L
obs
= 0,108414052 dan L
0,05;63
= 0,111625508, sedangkan daerah kritik DK = {L
│L 0,111625508} dan L
obs
= 0,108414502. Ini berarti L
obs
DK, sehingga H tidak ditolak yang berarti sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas yang ditunjukkan pada
Lampiran 23.c.2, data hasil belajar siswa berdasarkan motivasi sedang adalah L
obs
= 0,099834952 dan L
0,05;65
= 0,109894775, sedangkan
79 daerah kritik DK = {L
│L 0,109894775} dan L
obs
= 0,099834952. Ini berarti L
obs
DK, sehingga H tidak ditolak yang berarti sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas yang ditunjukkan pada
Lampiran 23.c.3, data hasil belajar siswa berdasarkan motivasi rendah adalah L
obs
= 0,092537803 dan L
0,05;62
= 0,112522113, sedangkan daerah kritik DK = {L
│L 0,112522113} dan L
obs
= 0,092537803. Ini berarti L
obs
DK, sehingga H tidak ditolak yang berarti sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Variansi