Potensi Terumbu Karang bagi Pengembangan Wisata Bahari.

branching, encrusting, massive, mushroom dominan ditemukan di 4 lokasi lainnya yaitu DPL Mansaswar 48 persen, DPL Imburnos 44 persen, DPL Tanadi 32 persen, dan DPL Kormansiwin 35 persen. Persentase dari jumlah karang keras hidup live hard coral cover di sebuah lokasi, diketahui dapat mempengaruhi minat berekreasi ke suatu lokasi penyelaman Pendleton 1994; Williams dan Polunin 2000. Banyaknya jenis life-form karang pada suatu lokasi terumbu karang mengindikasikan karakteristik lokasi tersebut. Jumlah jenis life-form karang tertinggi 27 jenis dijumpai di DPL Imburnos sedangkan jumlah jenis life-form terendah 4 jenis di jumpai di DPL Ikwan iba dan DPL Kormansiwin. Berdasarkan jumlah jenis life-form karang maka ada empat lokasi yang sangat sesuai 12 untuk lokasi diving yaitu DPL Indip 24 jenis, DPL Imburnos 27 jenis, DPL Warasmus 24 jenis dan DPL Tanadi 19 jenis. Selanjutnya dua lokasi yang cukup sesuai 7-12 untuk lokasi diving yaitu DPL Yendesner 8 jenis dan DPL Mansaswar 10 jenis. Sedangkan dua lokasi yang kurang sesuai 4-7 untuk lokasi diving adalah, DPL Ikwan iba 4 jenis dan DPL Kormansiwin 4 jenis.

5.4.2. Kondisi Ikan Karang.

Ikan karang merupakan salah satu penghuni utama ekosistem terumbu karang. Jenis ikan karang adalah salah satu parameter penentu kesesuaian suatu lokasi sebagai lokasi wisata. Kondisi terumbu karang baik memungkinkan ikan karang ada dalam keadaan melimpah. Pengamatan ikan karang difokuskan pada 3 kelompok, yaitu ikan target ikan ekonomis pentingikan konsumsi, ikan major ikan yang hidupnya bergerombol dan berukuran kecil dan ikan indikator menentukan kesehatan karang. Pada delapan lokasi penelitian dijumpai 134 jenis ikan karang yang termasuk dalam 21 famili dan 68 spesies. Kelimpahan ikan karang tertinggi 200 240 indha di jumpai di DPL Tanadi selanjutnya DPL Yendesner 101 360 indha Sedangkan kelimpahan ikan karang terendah dijumpai di DPL Indip 25 200 indha. Jumlah famili, spesies dan kelimpahan ikan di lokasi penelitian disajikan dalam Tabel 30. Jumlah spesies ikan karang relatif tinggi 63–68 spesies dijumpai pada enam lokasi yaitu DPL Indip 66 spesies, DPL Imburnos 68 jenis, DPL Warasmus 67 jenis, DPL Tanadi 66 jenis, DPL Mansaswar 63 jenis dan DPL Kormansiwin 68 jenis. Sedangkan jumlah spesies ikan karang yang relatif rendah 41-47 spesies dijumpai di dua lokasi yaitu DPL Ikwan iba 47 jeis dan DPL Yendesner 41 jenis. Berdasarkan parameter jumlah spesies ikan karang yang dijumpai di enam lokasi yang memiliki jumlah spesies ikan karang relatif tinggi 63–68 spesies, mengindikasikan bahwa lokasi ini cukup sesuai 50-100 jenis ikan untuk lokasi diving sebaliknya dua lokasi lainnya yang memiliki jumlah spesies ikan karang yang relatif rendah 41-47 spesies merupakan lokasi yang kurang sesuai 20-50 jenis ikan untuk lokasi diving. Tabel 30. Jumlah famili, spesies dan kelimpahan ikan di lokasi penelitian. No. DPL Jumlah Famili Jumlah Spesies Kelimpahan ∑Indha 1 Indip 15 66 25 200 2 Imburnos 15 68 45 680 3 Warasmus 21 67 35 720 4 Ikwan iba 16 47 32 960 5 Yendesner 10 41 101 360 6 Tanadi 14 66 200 240 7 Mansaswar 15 63 27 600 8 Kormansiwin 17 68 27 840 Sumber: Coremap-CRITC Kab. Raja Ampat 2009. Jumlah ikan tertinggi didominasi oleh kelompok ikan mayor yang dijumpai di DPL Tanadi 109 437 indha dan DPL Yendesner 64 078 indha sedangkan jumlah ikan terendah dijumpai di DPL Indip 14 677 indha. Kelompok ikan target didominasi oleh ikan ekor kuning Pterocaesio tile famili Caesionidae dan ikan kerapu Lutjanus biguttatus famili Lutjanidae dengan kelimpahan tertnggi dijumpai di DPL Tanadi 84 083 indha dan kelimpahan terendah di DPL Yendesner 2 562 indha. Sedangkan kelompok ikan indikator seperti ikan kepe-kepe famili Chaetodontidae yang memiliki kelimpahan tertinggi di jumpai di DPL Yendesner 34 720 indha dan kelimpahan terendah di DPL Mansaswar 3 120 indha. Komposisi ikan karang di delapan stasiun penelitian disajikan dalam Gambar 16.