Analisis Keterlibatan Stakeholder. A nalisi

20.50 persen per tahun kemudian diikuti oleh Distrik Salawati Utara sebesar 11.36 persen Distrik Misol Selatan sebesar 7.11 persen dan distrik lainnya dibawah 7 persen BPS Kab. Raja Ampat 2010. Tabel 7. Jumlah distrik di Kabupaten Raja Ampat tahun 2010. No Distrik Ibukota Distrik Keterangan 1 Waigeo Selatan Saonek 2 Kota Waisai Waisai Pemekaran dari Distrik Waigeo Selatan 3 Waigeo Timur Urbanisopen 4 Waigeo Barat Waisilip 5 Waigeo Barat Kepulauan Manyaifun 6 Waigeo Utara Kabare 7 Supnin Rauki Pemekaran dari Distrik Waigeo Utara 8 Warwarbom Warwanai 9 Teluk Mayalibit Warsamdim 10 Tiplol Mayalibit Go Pemekaran dari Distrik Teluk Mayalibit 11 Meos Mansar Yenbekwan 12 Kepulauan Ayau Dorehkar 13 Ayau Abidon Pemekaran dari Distrik Kepulauan Ayau 14 Misool Waigama 15 Misool Selatan Dabatan 16 Misool Barat Lilinta 17 Misool Timur Foley 18 Kepulauan Sembilan Weijam Barat 19 Kofiau Mikiran 20 Salawati Utara Samate 21 Salawati Tengah Kalobo Pemekaran dari Distrik Salawati Utara 22 Batanta Selatan Yenanas 23 Batanta Utara Yensawai Timur Pemekaran dari Distrik Batanta Selatan 24 Salawati Barat Wayom Pemekaran dari Distrik Batanta Selatan Sumber: • Perda No. 3 Th. 2006 tentang Pemekaran dan Perubahan Nama serta Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Distrik di Lingkungan Pemerintah Kab. Raja Ampat • Perda No. 7 Th. 2008 tentang Pembentukan Distrik dan Kampung di Kab. Raja Ampat • Perda No. 2 Th. 2010 tentang Pembentukan Distrik, Kelurahan, dan Kampung di Kabupaten Raja Ampat

4.1.1. Kondisi Topografi, Iklim dan Bathimetri.

Wilayah Raja Ampat terdiri dari gugusan 610 pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 753 km. Memiliki 4 pulau utama yang bergunung- gunung yaitu Batanta, Salawati, Misol dan Waigeo dan sisanya adalah ratusan pulau kecil yang tersusun oleh batuan kars. Dari keseluruhan pulau hanya sekitar 35 pulau yang berpenghuni sedangkan sisanya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama. Wilayah Kabupaten Raja Ampat memiliki topografi yang beragam. Pada umumnya topografi didominasi oleh wilayah perbukitan dengan ketinggian mencapai 100-300 m di atas permukaan laut yang masih ditutupi oleh hutan alami. Bagian utara Kabupaten Raja Ampat yaitu Pulau Waigeo dan sebagian Pulau Batanta didominasi oleh pegunungan, sedangkan pada bagian tengah terutama Pulau Salawati memiliki daerah datar yang cukup luas. Pada bagian selatan, yaitu Pulau Misool sebagian besar merupakan pegunungan, namun pada bagian tengah terdapat daerah datar. Selain itu terdapat ratusan pulau-pulau kecil yang hanya terdiri atas batu karang, seperti pada Distrik Ayau Dinkebudpar Kab. Raja Ampat 2009. Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Raja Ampat menurut Oldeman memiliki tipe A, dengan iklim tropis yang lembab dan panas. Suhu udara terendah sebesar 23.5°C dan suhu udara tertinggi sebesar 31.2°C dengan suhu rata-rata 27.4°C. Curah hujan di wilayah ini sebesar 2.00 mmtahun, dengan variasi antara musim kemarau dan musim penghujan tidak begitu jelas seperti daerah Papua pada umumnya. Wilayah Raja Ampat dipengaruhi oleh angin muson; antara bulan Mei - November bertiup angin Pasat Tenggara dan antara bulan Desember - April bertiup angin Barat Laut. Karakteristik bathimetri perairan laut di kepulauan Raja Ampat sangat bervariasi hinggga kedalaman 3 220 m dari permukaan laut. Perairan laut di wilayah pesisir kepulauan Raja Ampat, terutama di kawasan teluk sekitar Pulau Waigeo memiliki kedalaman antara 3 hingga 55 m, sedangkan di daerah tanjung bertebing memiliki kedalaman hingga mencapai 118 m. Kedalaman laut lepas, terutama antara pulau-pulau Waigeo, Kofiau dan Misool memiliki kedalaman lebih dari 200 m, sedangkan antara Pulau Misool dan Salawati serta pulau-pulau sekitar memiliki kedalaman kurang dari 200 m Pemda Kab. Raja Ampat 2006. 4.1.2. Kondisi Oceanografi Penyebaran suhu permukaan di Perairan Raja Ampat sangat dipengaruhi oleh Samudera Pasifik di bagian utara dan Laut Banda di bagian selatan. Perairan Raja Ampat yang terletak di wilayah tropis 10º00’ LU - 20º15’ LS memiliki suhu permukaan yang relatif hangat dengan variasi tahunan yang cukup kecil. Laporan hasil pengamatan Conservation International CI pada bulan Maret 2006, mencatat bahwa suhu permukaan di perairan Raja Ampat berkisar antara 28.5ºC – 31.8ºC dengan rata-rata 29.8ºC. Pada perairan tertutup Teluk Mayalibit suhu permukaan mencapai 31.8ºC. Tingginya suhu permukaan di Teluk Mayalibit diperkirakan karena pergantian massa air sangat lamban Pemda Kab. Raja Ampat 2006. S alinitas di lapisan permukaan perairan Raja Ampat berkisar antara 30‰ - 35‰, pada kedalaman 10 meter berkisar antara 32‰ - 35‰ dan di perairan tertutup Teluk Mayalibit berkisar antara 27.5‰ - 33.8‰. Rendahnya kadar salinitas di Teluk Mayalibit ini disebabkan oleh pengaruh massa air tawar dari darat yang mengalir melalui beberapa sungai yang masih aktif di teluk tersebut. Kecerahan di perairan Raja Ampat berkisar antara 4 - 23 m dengan rata-ata kecerahan 12.91 m. Kecerahan minimum berada di Teluk Mayalibit yang hanya mencapai 4 - 5 m karena memiliki kekeruhan yang cukup tinggi akibat banyaknya bahan tersuspensi. Sedangkan untuk kegiatan pengamatan kecerahan air laut baik dilakukan pada pagi dan siang hari kecuali mendung karena intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi hasil pengukuran kecerahan air dan akan memberikan hasil yang berbeda Alaerts dan Santika 1984 in Pemda kab. Raja Ampat 2006. Apabila mengacu pada baku mutu air laut menurut KEPMEN KLH. No. 021988, secara umum kecerahan Perairan Raja Ampat rata-rata 12.91 meter dan masih tergolong baik. Baik untuk taman lautkonservasi maupun untuk biota lautbudidaya. Menurut KEPMEN tersebut kecerahan air laut yang diperbolehkan untuk taman lautkonservasi ≤ 10 meter dan yang diinginkan ≤ 30 meter, sedangkan untuk biota lautbudidaya kecerahan air laut yang diperbolehkan ≥3 meter dan yang diinginkan 5 meter Wibisono 2005 Pola arus yang terbentuk di Raja Ampat lebih banyak dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik Barat Western Pacific Ocean yang bergerak dari arah timur menuju barat laut North West dan sejajar dengan daratan Papua bagian utara. Ketika arus ini tiba di Laut Halmahera atau bagian utara Kepulauan Raja Ampat arus tersebut sebagian bergerak ke selatan dan sebagian berbalik menuju Samudera Pasifik. Diduga sebagian arus ini memasuki perairan Kepulauan Raja Ampat Anonim 2005.