Analisis Kesesuaian Kawasan untuk Wisata Bahari Kategori Selam

perhitungan frekuensi setiap skor f, perhitungan frekuensi kumulatif cf dan cumulative probabilities cp. Selanjutnya dengan menggunakan tabel z, ditentukan nilai z untuk setiap nilai cp. Khusus untuk nilai cp = 1.00 atau cp = z = ± ∞ digunakan rumus perhitungan cp = 1 – 1 2n atau cp = 12n. Rata-rata nilai z yang diperoleh untuk setiap foto kemudian dimasukan dalam rumus SBE sebagai berikut : SBEx = Zx - Zo x 100 Keterangan : SBEx = Nilai penduga pada nilai keindahan pemandangan landskap melalui foto ke-x Zx = Nilai rata-rata z untuk lanskap ke-x Zo = Nilai rata-rata suatu lanskap tertentu sebagai standar Selanjutnya nilai SBE dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu nilai SBE tertinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan jenjang sederhana simplified rating menurut Hadi 2001 in Khakim 2009 dengan rumus : I Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah kelas

3.3.4. Analisis Keterlibatan Stakeholder.

Brown et al. 2001 mengatakan bahwa Analisis Keterlibatan Stakeholder adalah suatu system yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kelompok atau individu yang terkait, mengkategorikan informasi, dan menjelaskan kemungkinan konflik antar kelompok, dan kondisi yang memungkinkan terjadinya trade-off. Proses penentuan keterlibatan Stakeholder. dilakukan dengan cara: 1. Mengindentifikasi sendiri berdasarkan pengalaman berkenaan dengan perencanaan kebijakan dan berdasarkan catatan statistik serta laporan penelitian. Hasilnya berupa daftar panjang individu dan kelompok yang terkait dalam pengelolaan terumbu karang. 2. Indentifikasi stakeholder menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snow ball dimana setiap stakeholder mengindentifikasi stakeholder lainnya. Berdiskusi dengan stakeholder yang teridentifikasi pertama kali dapat mengungkapkan pandangan mereka tentang stakeholder penting lainnya yang berkaitan dengannya. Metode ini dapat membantu pengertian yang lebih mendalam terhadap kepentingan dan keterkaitan stakeholder sebagai stakeholder penentu pengambil kebijakan dan lembaga legislatif, stakeholder penunjang LSM, Perguruan Tinggi, Pengusaha dan Lembaga donor swasta, stakeholder kunci nelayan, dan lainnya dimana sumber ekonominya sangat tergantung pada terumbu karang. Berdasarkan indentifikasi stakeholder tersebut dilakukan analisis pengaruh influence dan kepentingan importance masing-masing stakeholder dalam kaitan dengan kebijaksanaan pengelolaan terumbu karang. Pengaruh merujuk pada kekuatan yang dimiliki stakeholder sedangkan kepentingan merujuk pada peran stakeholder didalam pencapaian output dan tujuan serta menjadi fokus pertimbangan terhadap keputusan yang akan dibuat. Untuk menganalisis keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang ditiap stasiun maka responden yang dipilih adalah 55 orang, yang terdiri dari masyarakat lokal pengelola kampung wisata 20 orang 36.4 persen, tokoh masyarakat 5 orang 9.1 persen, Dinas Kelautan dan Perikanan DKP 5 orang 9.1 persen, Pemerintah Desa 5 orang 9.1 persen, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinkebudpar 5 orang 9.1 persen, COREMAP II, 5 orang 9.1 persen, LPSTK 5 orang 9.1 persen, dan PT. Papua Diving 5 orang 9.1 persen. Responden terdiri dari 10 orang 18.2 persen perempuan dan 45 orang 81.8 persen laki-laki yang berusia antara 30 - 45 tahun. Sedangkan untuk mengetahui pemahaman dan keterlibatan dari masing- masing stakeholder terhadap pengelolaan terumbu karang, digunakan tiga variabel yaitu: Pengetahuan tentang manfaat dan fungsi terumbu karang, peraturan yang mengatur pengelolaan terumbu karang dan partisipasi stakeholder dalam pengelolaan kawasan terumbu karang. Daftar kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 9.