Alur tahapan penanganan produk di perusahaan pengolahan tuna loin

5.2 Proses di Perusahaan Pengolahan Loin ProdukFrozen Tuna

5.2.1 Alur tahapan penanganan produk di perusahaan pengolahan tuna loin

Berikut alur tahapan penanganan produk FrozenTuna di salah satu perusahaan pengolahan Loin: Tidak Ya PERLAKUAN Penimbangan II Perlakuan dan Perapihan I SLICECUBE CHUNK NEGITORO GROUND MEAT Pencucian III Perlakuan dan Perapihan I SAKUSTEAK SLICECUBE Penerimaan dan Sortir Sesuai ? Penimbangan I Pemotongan kepala dan Pencucian II Pembuatan Loin LOIN Penentuan grade Pembuangan kulit dan Perapihan I Penentuan grade I Penentuan grade II Penimbangan III chilling room Pencucian I PERLAKUAN Gambar 11 Alur tahapan pengolahan industri tuna loin. Tidak Ya Pemeriksaan Logam Penyimpanan beku cold storage Sesuai ? SLICECUBE CHUNK NEGITORO GROUND MEAT Masukkan dalam plastik Masukkan dalam Chilling room SAKUSTEAK SLICECUBE Masukkan dalam plastik dan divacuum I Masukkan dalam Cold Storage Pemotongan Saku dengan Mesin Bandsaw cut Pemotongan Saku dengan tangan Hand cut Pengecekan, Penentuan size dan Penimbangan IV Perapihan II Masukkan dalam plastik dan divacuum II Pengemasan dan Pemberian label Tuna loin beku adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan bakutuna segar yang mengalami perlakuan sebagai berikut: penerimaan,penyiangan atau tanpa penyiangan, pencucian, pembuatan loin, pengulitan danperapihan, sortasi mutu, pembungkusan wrapping, pembekuan, penimbangan,pengepakan, pelabelan dan penyimpanan BSN 2006. Syarat mutu dan keamananpangan tuna loin beku sesuai dengan SNI 01-4104.1-2006 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 16 Standar mutu tuna loin beku SNI 01-4104.1-2006 Jenis Uji Satuan Persyaratan Organoleptik minimum Angka 1-9 7 Cemaran mikroba ALT Escheria coli Salmonella Vibrio cholera Kolonigram APMgram APMgram APMgram Maksimal 5,0x10 5 Maksimal 2 Negatif Negatif Cemaran kimia Raksa Hg Timbal Pb Histamin Kadmium Cd Mgkg Mgkg Mgkg Mgkg Maksimal 1 Maksimal 0,4 Maksimal 100 Maksimal 0,5 Fisika Suhu pusat o C Maksimal -18 Parasit Ekor Maksimal Sumber : BSN 2006 Keterangan : ALT : Angka Lempeng Total APM : Angka paling memungkinkan Secara deskriptif, akan dijabarkan tahapan proses jaringan kerja pada penanganan ikan tuna loin produkfrozentuna sebagai berikut : 1 Penerimaan bahan baku dan sortir 1 Pembongkaran ikan dilakukan secepat mungkin dengan hati-hati agar menghindari terjadinya peningkatan suhu, kerusakan fisik dan pertumbuhan biologi. 2 Ikan diterima dalam bentuk utuh, tanpa insang dan isi perut, dimana suhu ikan berkisar 3 o C, dilakukan pengecekan dengan menggunakan termometer. 3 Pengecekan kandungan histamin dan logam berat Hg, Pb dan Cd dilakukan setiap bulannya sebagai acuan jika ada masalah oleh laboratorium Pemerintah Laboratorium Perikanan. 4 Adanya laporanpencatatan mengenai jumlah bahan baku yang masuk dan suhu bahan baku secara acak. 5 Penyortiran bertujuan untuk memastikan bahwa mutunya sesuai dengan standar yang diinginkan, baik oleh perusahaan maupun permintaan buyer. Sortir dilakukan pada setiap ikan untuk memeriksa kesegarannya yaitu dengan melakukan pemeriksaan penampakan, warna, baud an tekstur daging ikan tersebut. 2 Penimbangan I, II, III dan IV 1 Penimbangan satu per satu ikan tuna dilakukan dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.Penimbangan dilakukan secepat mungkin untuk mencegah peningkatan suhu. 2 Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari internal dan sekali dalam setahun eksternal. 3 Pencucian I, II dan III 1 Pencucian I dilakukan dengan menggunakan air dingin yang bersih. 2 Pencucian II dan III dilakukan dengan pencelupan dalam air dingin yang bersih menggunakan Chlorine 200 ppm untuk pencucian II dan 10-20 ppm untuk pencucian III. 3 Suhu produk harus dipertahankan ≤ 3 o C. 4 Pemotongan kepala 1 Pemotongan kepala dilakukan secara manual dengan menggunakan pisaustainless steel. 2 Kepala ikan segera dipindahkan secepat mungkin dari meja dan diangkut dengan tempat khusus. Suhu produk harus dipertahankan ≤ 3 o C. 5 Pembelahan pembuatan loin 1 Pembelahan dilakukan secara manual menggunakan pisau stainless steel. 2 Ikan dibelah menjadi 4 bagian pada sisi panjang dan pembelahan segera dilakukan secepat mungkin. 6 Penentuan grade I dan II 1 Loin yang sudah dibelah tersebut ditentukan grade untuk memastikan sesuai dengan standar yang diharapkan penentuan grade I setelah pembelahan dan grade II setelah loin ditreatment. 7 Pembuangan kulit 1 Pembuangan kulit dilakukan secara normal menggunakan pisau untuk membuang semua kulit. 2 Kulit segera dipindahkan secepat mungkin dari meja dan diangkat dengan tempat khusus. 3 Pembuangan kulit segera dilakukan secepat mungkin. 8 Perapihan I dan II 1 Perapihan dilakukan secara manual menggunakan pisau untuk membuang tulang, daging hitam, daging perut dan semua kulit. 2 Tulang, daging hitam, daging perut dan kulit segera dipindahkan secepat mungkin dari meja dan diangkut dengan tempat khusus. 3 Perapihan segera dilakukan secepat mungkin. 9 Perlakuan 1 Setelah produk dirapikan, segera diberi perlakuan secara manual dengan cara diinjek menggunakan jarum dengan kemurnian CO 99,9. 2 Gas CO sangat penting, biasanya pemasok harus mempunyai sertifikat kemurnian CO. 10 Pembungkusan I dan II 1 Segera setelah injek selesai, produk dimasukkan dalam plastik dan pembungkusan ini dilakukan secepat mungkin. 2 Seluruh permukaan produk harus dibungkus dengan kantong plastik poly ethylene untuk melindungi produk dari kontaminasi. 11 Ruang dingin chilling room 1 Setelah injek dan pembungkusan, produk disimpan dalam ruang dingin dengan suhu ≤ 3 o C selama 32-48 jam. 2 Suhu dicatat oleh staf mekanik dan QC inspek. 12 Vacuum I dan II 1 Vacuum dilakukan setelah produk disimpan selama 32-48 jam kemudian gas dibuang. 2 Tahap ini dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah peningkatan suhu dan kontaminasi bakteri. 3 Pembungkusan dilakukan secepat mungkin. 4 Seluruh permukaan produk harus dibungkus dengan kantong plastik poly ethylene untuk melindungi produk dari kontaminasi. 5 Kantong plastik diseal menggunakan seal plastic vacuum dengan standar vacuum 1 bar.Seal vacuum segera dilakukan secepat mungkin. 13 Pembekuan 1 Pembekuan dilakukan sesegera mungkin setelah penimbangan untuk mempertahankan suhu tetap rendah dan mencegah terkontaminasi dengan bakteri. 2 Pembekuan dengan menggunakan sistem air blast freezerABF dengan suhu maksimum -35 o C selama 12 jam. 3 Suhu produk maksimum -18 o C. 4 Suhu ABF selalu diperiksa dan dicatat setiap dua jam. 14 Pembelahan 1 Pembelahan dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. 2 Loin dibelah menjadi produk saku dan steak. 3 Pembelahan segera dilakukan secepat mungkin. 15 Pemeriksaan akhir dan penentuan size 1 Ikan diperiksa untuk memastikan bahwa mutu sesuai standar. 2 Pemeriksaan dilakukan pada setiap loin. Jika ada tulang, daging hitam, daging perut, kulit dan sisik yang ditemukan harus dibuang. 16 Pengemasan dan pemberian label 1 Pengemasan sebaiknya dilakukan dalam kondisi bagus disegel dengan semestinya dan bersih serta dilakukan dengan cepat. 2 Kemasan diberi label dengan nama perusahaannama perusahaan pembeli, spesifikasi produk, negara asal, nomor approval, ukuran berat dan tanggal produksi. 3 Pengemasan dilakukan secepat mungkin untuk mencegah produk dari kontaminasi dan bahaya fisik. 17 Pendeteksi logam 1 Pendeteksi logam dilakukan untuk mencegah kontaminasi serpihan logam. 2 Sensivitas mesin pendeteksi logam selalu diperiksa dengan pengukuran standar logam setiap jam dan diperiksa oleh QC inspect. 18 Penyimpanan beku cold storage 1 Produk yang sudah dikemas harus disimpan pada ruang beku dan disusun dengan baik agar sirkulasi udara dingin secara merata dengan suhu maksimum -20 o C. 2 Suhu cold storage selalu diperiksa dan dicatat setiap dua jam. 19 Ekspor 1 Ekspor dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah peningkatan suhu. 2 Cahaya matahari langsung ke produk harus dihindari. Fasilitas penanganan ikan tuna yang digunakan di perusahaan pengolahan loin ini adalah sebagai berikut : 1 Ruang receiving penerimaan bahan baku : timbangan kapasitas 150 kg, hand clift, pisau proses, golok, fish box, blong untuk pembuangan limbah hasil potong. 2 Ruang fresh: bak perendaman, meja kerja, cutting board, pisau proses, nampan, timbangan digital kapasitas 1,5 kg, mesin ground meat, keranjang dan mesin vaacum . 3 Ruang laboratorium uji histamin 4 Ruang CO : meja kerja, jarum suntik, slang gas CO dan peralatan CO lainnya. 5 Ruang penyimpanan dingin chilling room dengan suhu maksimum -3 o C berjumlah satu unit untuk menyimpan produk tuna setelah dilakukan pemotongan. 6 Ruang penyimpanan air blast freezerABF dengan suhu maksimum -35 o C berjumlah tiga unit untuk menyimpan produk setengah jadi. 7 Ruang penyimpanan bekucold storage dengan suhu maksimum -20 o C berjumlah tiga unit untuk menyimpan produk jadi sebelum diekspor. 8 Ruang frozen :meja kerja, pisau proses mesin potong band saw, cutting board, timbangan digital kapasitas 1,5 kg dan kapasitas 15kg, keranjang dan mesin vaacum . 9 Ruang packing : keranjang, timbangan digital kapasitas 150 kg, plastik PE, lakbantip, boks, tali striping dan mesin striping. 10 Ruang limbah : meja kerja, timbangan digital kapasitas 15 kg dan 150 kg dan blong. 11 Mesin metal detector untuk pendeteksi logam. 12 Ruang loading ekspor : mobil container, hand clift.

5.2.2 Bahan baku dan bahan tambahan