Penanganan saat dibongkar dari dalam palkah ikan

Dua jenis palkah berdasarkan produk yang dihasilkan, yaitupalkah dingin dan palkah beku.Menurut Ilyas 1993, perbedaan utama dari segi desain dan konstruksi kedua jenis palkah terletak pada tebal insulasi dan kebutuhan refrigerasi yang jauh lebih besar pada palkah beku. Hal ini karena suhu beku yang harus diciptakan pada palkah beku harus mencaapai suhu -50 o C hingga -65 o C.Dalam hubungannya dengan kemampuan palkah mengamankan hasil tangkapan, artinya mengenyahkan panas dari ikan yang didinginkan atau dibekukan, maka palkah ikan dapat dikelompokkan atas 4 bagian, yaitu : 1 Palkah yang tidak diinsulasi. 2 Palkah berinsulasi. 3 Palkah berinsulasi yang dilengkapi dengan refrigerasi mekanik untuk pendingin. 4 Palkah berinsulasi yang dilengkapi dengan refrigerasi mekanik untuk pembekuan ikan. Menurut Karyono dan Wachid 1982, penyusunan hasil tangkapan yang baik di dalam palkah ikan adalah sebagai berikut : 1 Palkah dalam keadaan bersih dan terisolasi dengan sempurna. 2 Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam palkah dengan cermat dan hati-hati, jangan melempar atau menuangkan langsung dari atas sehingga melukai hasil tangkapan. 3 Mula-mula pada dasar palkah diberi lapisan es yang agak tebal kurang lebih 12 cm, kemudian hasil tangkapan disusun di atas lapisan es yang telah disiapkan dengan cepat. 4 Menyusun hasil tangkapan dengan bagian perut menghadap ke bawah terutama hasil tangkapan yang telah disiangi agar cairan isi perut bisa cepat menetes. 5 Mengusahakan agar susunan lapisan hasil tangkapan dan es tidak lebih dari tiga lapis, jika tumpukan sudah tiga lapis maka diletakkan sekat papan mendatar supaya lapisan ikan paling bawah tidak tergencet.

2.4.2 Penanganan saat dibongkar dari dalam palkah ikan

Hasil tangkapan yang dibongkar dari dalam palkah ke atas dek kapal harus segera dilakukan setelah kapal mendarat di darmaga.Adapun yang perlu diperhatikan dalam pembongkaran ikan tersebut Moeljanto 1982 adalah: 1 Ikan dibongkar dengan hati-hati dan sedapat mungkin tidak menggunakan sekop yang dapat melukai tubuh ikan. 2 Saat menimbang es dipisahkan dari ikan setelah menimbang, ikan kembali didinginkan. 3 Wadah sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan. 4 Ikan harus terhindar dari pancaran sinar matahari secara langsung. Kondisi hasil tangkapan yang terluka mampu mempercepat penurunan mutu hasil tangkapan.Menurut Moeljanto 1982, akibat bagian tubuh hasil tangkapan yang terluka akan mempercepat proses penurunan mutu hasil tangkapan karena bakteri pembusuk yang pada awalnya hanya berada pada kulit hasil tangkapan berupa lendir atau di geladak akan mampu masuk ke dalam tubuh hasil tangkapan dan menyebabkan pembusukan. 2.4.3Penanganan selama proses distribusi Cara pendinginan selama proses distribusi dapat dilakukan dengan pemberian es atau penempatan ikan dalam wadah atau dalam tangki berisi air yang didinginkan dengan es atau yang direfrigerasi Ilyas 1983.Selama pendistribusian, kondisi ikan harus selalu dikelilingi oleh hancuran es yang cukup halus serta kerendahan suhu ruangan yang tetap terjaga.Pengangkutan laut harus menggunakan palkah yang memiliki konstruksi yang lebih baik karena guncangan di laut lebih banyak terjadi Moeljanto 1982. Jaeroni 1988 menyebutkan bahwa proses penanganan ikan tuna di darat meliputi: 1 Pengujian organoleptik, yaitu pengujian meliputi penampakan, tekstur, kualitas fisik ikan dan warna daging. 2 Penyiangan, maksudnya untuk membersihkan bagian tubuh ikan yang memiliki kandungan bakteri yang tinggi seperti insang, isi perut, lender kulit. 3 Penimbangan, dilakukan untuk mengetahui bobot ikan yang dihasilkan sehingga bisa dipisahkan menurut tujuan pemasaran, ekspor, atau lokal. 4 Pengepakan, dilaksanakan setelah penimbangan selesai untuk menjaga kebersihan dari produk. Menurut Appel 1977, kriteria suatu aliran bahan, tata letak dan penanganan yang baik adalah : 1 Kriteria suatu aliran yang baik adalah bahan yang optimum dan kontinu, jarak antara operasi minimum, serta perubahan produk atau proses, kontrol terhadap produksi mudah dilakukan, keselamatan pekerja dan barang terjamin. 2 Kriteria tata letak yang baik adalah adanya keseimbangan urutan operasi, penempatan mesin atau peralatan, serta luas ruangan yang memadai. 3 Kriteria penanganan yang baik adalah jarak angkut minimum gerak harus lurus serta waktu yang digunakan minimum. Selain itu, distribusi ikan dibagi menjadi tiga kelompok Moeljanto 1982, yaitu: 1 Distribusi lewat jalan darat Distribusi melalui jalan darat menggunakan sarana distribusi berupa gerobak, truk terbuka atau truk boks yang dilengkapi unit pendingin mekanis. Pada proses distribusi, ikan segar harus didinginkan sampai mendekati 0 o C agar kesegarannya dapat bertahan lebih dari sepuluh hari.Syarat untuk mempertahankan kesegaran ini adalah ikan harus dikelilingi oleh hancuran es yang cukup luas dan kerendahan suhu ruang tetap terjaga. 2 Distribusi lewat laut Distribusi lewat laut tidak jauh berbeda dengan distribusi di darat.Distribusi lewat laut harus memiliki konstruksi palkah pada kapal yang lebih baik karena goncangan-goncangan di laut lebih banyak terjadi, apalagi ketika cuaca buruk dan gelombang besar. 3 Distribusi lewat udara Distribusi lewat udara dapat dilakukan dengan pesawat terbang.Pesawat terbang memang merupakan sarana distribusi yang paling tepat, tetapi biayanya paling mahal.Distribusi ini cocok untuk mengangkut hasil tangkapan yang harganya mahal dan memerlukan waktu yang singkat agar cepat sampai di tempat tujuan.

2.4.4 Penanganan di industri tuna