5.2.4 Analisis waktu kerja di industri tuna loin
Sama halnya seperti perhitungan waktu kerja di Industri Tuna segar, di industri tuna loin ini juga dilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik CPM.
Dalam melakukan perhitungan waktu kerja, digunakan proses two-pass, terdiri atas forward pass
dan backward pass untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan. ES dan EF selama forward pass. LS dan LF ditentukan selama backward
pass. Tabel 17Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF pada industri tuna loin
Perhitungan dilakukan dengan menghitung waktu penanganan per 5 ekor ikan tuna setelah dilakukan penerimaan masuk ruang receiving.Setelah dilakukan
penerimaan dilakukan perhitungan waktu kegiatan yang terdiri dari ES, EF, LS, dan LF seperti halnya yang dilakukan di industri tuna segar. Penyimpanan dalam
chilling room merupakan kegiatan waktu terlama.Hal ini sesuai dengan standar
operasional kerja yang menginginkan produk tuna itu sudah dalam kondisi dingin ketika dilakukan proses perlakuan selanjutnya.
No Kegiatan Kode
kegiatan Kegiatan
sebelumnya Waktu
menit ES EF
LS LF
1 Penerimaan A
- 6
0’ 6’
0’ 6’
2 Penimbangan B
A 9
6’ 15’
6’ 21’ 3 Pencucian
C B
5 15’ 20’ 17’ 22’
4 Pemotongan Kepala
D B,C 5
20’ 25’
21’ 26’
5 Pembuatan loin
E D
7 25’ 32’ 27’ 34’
6 Penentuan grade
F E 4
32’ 36’
33’ 37’
7 Penyimpanan dalam chilling
room G D,E 2880
36’ 2916’
37’ 2917’
8 Perlakuan H
G 13 2916’ 2929’ 2916’ 2929’
9 Pengemasan dan
Pemberian label I H 10
2929’ 2939’
2932’ 2942’
10 Pemeriksaan logam
J I 7
2939’ 2946’
2939’ 2946’
5.2.5 Hambatan aktivitas slack activity dan jalur krirtis critical path
Tabel 18 Hasil perhitungan ES, EF, LS, LF, slack activity, dan critical path pada industri tuna loin
Waktu slackslack time yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek kegiatan
keseluruhan.Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang slack=0, artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES agar tidak
mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian kegiatan. Kegiatan dengan slack = 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis.
Setelah dilakukan perhitungan ES, EF, LS, dan LF,kemudian dilakukan perhitungan slack untuk mengetahui critical pathtitik kritis tahapan kegiatan
tersebut. Tahapan penerimaan A, penimbangan B, perlakuan H dan pemeriksaan logam J merupakan kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang
Nilai slack=0 atau disebut juga jalur kritis, sedangkan kegiatan-kegiatan yang lain masih termasuk jalur yang aman.
Kemungkinan waktu penyelesaian aktivitas probabilistic activity times : 1 Waktu optimis optimistic time dilambangkan dengan a
2 Waktu pesimis pessimistic time dilambangkan dengan b 3 Waktu realistis most likely time dilambangkan dengan m
No Kegiatan Kode
kegiatan Waktu
menit ES EF
LS LF
Slack LS – ES
Critical Path
1 Penerimaan A
6 0’
6’ 0’ 6’
Ya 2 Penimbangan
B 9
6’ 15’
6’ 21’ Ya
3 Pencucian C
5 15’ 20’ 17’ 22’
2 -
4 Pemotongan Kepala
D 5 20’
25’ 21’
26’ 1
- 5 Pembuatan
loin E 7
25’ 32’
27’ 34’
2 -
6 Penentuan grade
F 4 32’
36’ 33’
37’ 1
- 7 Penyimpanan
dalam chilling room
G 2880 36’
2916’ 37’
2917’ 1 -
8 Perlakuan Produk Saku
H 13 2916’
2929’ 2916’
2929’ Ya
9 Pengemasan dan Pemberian
label I 10
2929’ 2939’
2932’ 2942’
3 - 10 Pemeriksaan
logam J 9
2939’ 2948’
2939’ 2948’
Ya
Tabel 19Perkiraan waktu kegiatan industri tuna loin
No Kegiatan Kode
kegiatan
Kegiatan sebelumnya
Waktu optimis
a [menit]
Waktu pesimis
b [menit]
Waktu realistis
m [menit]
Critical Path
1
Penerimaan A
-
5 8
6 Ya
2
Penimbangan B A
8 11
9 Ya
3
Pencucian C B
4 6
5 -
4
Pemotongan kepala
D B,C
4 6
5 -
5
Pembuatan loin E
D
5 8
7 -
6
Penentuan grade
F E
3 4
4 -
7
Penyimpanan dalam chilling
room G D,E
2875 2880
2880 -
8
Perlakuan Produk Saku
H G
11 15
13 Ya
9
Pengemasan dan Pemberian
label I H
9 11
10 -
10
Pemeriksaan logam
J I
7 15
9 Ya
Tabel perkiraan tersebut menunjukkan waktu optimis yang merupakan waktu tercepat untuk setiap tahapan kegiatan, waktu pesimis yang merupakan
waktu terlama untuk setiap kegiatan, serta waktu realistis yang merupakan waktu kegiatan yang sering terjadi.Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan,
maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Tabel 20Perhitungan waktu yang diharapkan dan varians pada industri tuna loin
No Kode kegiatan
Waktu optimis
a [menit]
Waktu pesimis
b [menit]
Waktu realistis
m [menit]
Jalur kritis Waktu yang
diharapkan t = a + 4m + b6
[menit] Varians
[b-a6]
2
1 A
5 8
6 Ya
6,16 0,25
2 B
8 11
9 Ya
9,16 0,25
3 C
4 6
5 -
5,00 0,11
4 D
4 6
5 -
5,00 0,11
5 E
5 8
7 -
6,83 0,25
6 F
3 4
4 -
3,83 0,03
7 G
2875 2880
2880 -
2879,17 0,69
8 H
11 15
13 Ya
13,00 0,44
9 I
9 11
10 -
10,00 0,11
10 J
7 15
9 Ya
9,67 1,77
Total waktu yang diharapkan 2947,82
Variansproyek secara keseluruhan dan standar deviasinya dihitung dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan, yaitu :
Varians kegiatan s
2
= ∑varians kegiatan pada jalur kritis
= varians A + varians B + varians H + varians J = 0,25 + 0,25 + 0,44 + 1,77
= 2,71
Standard deviasi kegiatan s = kegiatan
= √ ,7
= 1,65
menit Melalui proses wawancara dan pengamatan langsung di lapangan,
perusahaan pengolahan loin menetapkan batas waktu penyelesaian kegiatan dengan asumsi penanganan per 5 ekor ikan tuna adalah 2950 menit , maka diperoleh :
Nilai deviasi normal Z = [batas waktu n – waktu penyelesaian yang diharapkan]S
= [2950 – 2947,82] 1,65 = 1,32
Tabel 21Kurva Normal Uji Z 2
Z 0.00
~ 0.02
~ 0.09
0.0 0.5000
0.5040 0.5359
0.1 0.5398
0.5478 0.5753
~ 1.3
0.9032 0.9177
1.4 0.9192
0.9222 0.9319
Sumber : Ronald E. Walpole 1993
Kemudian merujuk pada uji nilai z diperoleh z = 1,32 pada tabel Normal diacu dalam buku Metode Statistika, kita mendapat peluang 0,9066. Artinya ada
peluang sebesar 90,66 untuk perusahaan menyelesaikan proyek kegiatan tersebut. Oleh karena itu, diperoleh kurva normal sebagai berikut :
0.9066
Waktu
Peluang T ≤ 2950
menit adalah 90,66
1,32 Standard deviations
2950 2947,82
menit
Gambar 18 Kurva Normal Peluang Efisiensi Waktu pada Industri Tuna Loin Kurva normal diatas menunjukkan dengan diperolehnya nilai deviasi z
sebesar 1,32 maka menghasilkan peluang sebesar 90,66 yang menunjukkan bahwa kegiatan penanganan proses fresh tuna di industri tuna loin sudah bisa
dikatakan mendekati efisien karena kerja yang dilakukan sudah memenuhi standar kerja perusahaan pengolahan tersebut.
Beberapa saran perbaikan yang dapat segera dilakukan pihak manajemen industri tuna loin dari penelitian ini agar bisa meningkatkan nilai efisiensi kegiatan
hingga mendekati nilai 100, diantaranya penambahan tenaga kerja pada bagian- bagian tertentu pada titik-titik kritis seperti pada bagian penerimaan, terlebih jika
bahan baku dalam kondisi melimpah. Penambahan alat timbang pada bagian penimbangan dibutuhkan agar tidak terjadi proses antrian ikan Selain itu, pada
bagian perlakuan perlunya penambahan unit mesin potong agar waktu kerja yang dihasilkan dapat diperoleh seefisien mungkin.Begitu juga pada bagian pemeriksaan
logam diperlukan penambahan tenaga kerja agar proses pemeriksaan dapat berlangsung secara cepat dan efisien.
Berikut diagram jalur tahapan penanganan ikan tuna pada industri tuna loin sebelum menggunakan metode Critical Path Method CPM. Penentuan lama
waktu penyelesaian suatu proyek dengan CPM dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis terlama dan optimis tercepat untuk setiap kegiatan.
Keterangan : A
: Penerimaan
: Alur
kegiatan B
: Penimbangan C
: Pencucian
: dummy
D : Pemotongan kepala
E : Pembuatan loin
F : Penentuan
grade G
: Penyimpanan dalam chilling room H :
Perlakuan I
: Pengemasan dan pemberian label J
: Pemeriksaan logam
Gambar 19 Diagram alir jaringan kerja pada industri tuna loin
36G 2916 37 2880 2917
6 B 15 6 15 21
0 A 6 0 6 6
15C 20 17 5 22
20 D 25 21 5 26
32 F 36 33 4 37
25 E 32 27 7 34
2916 H 2929 2916 13 2929
2939 J 2948 2939 9 2948
2929 I 2939 2932 10 2942
Berikut diagram jalur tahapan penanganan ikan tuna pada industri tuna loin dengan menggunakan metode CPM Critical Path Method serta dilengkapi dengan
jalur-jalur kritis dari tahapan kegiatan penanganan tuna di industri tuna loin untuk kedepannya harus dilakukan perbaikan.
Keterangan : A
: Penerimaan
: Alur
kegiatan B
: Penimbangan C
: Pencucian
: dummy
D : Pemotongan kepala
E :
Pembuatan loin
: jalur
kritis F :
Penentuan grade
G : Penyimpanan dalam chilling room
H : Perlakuan
I : Pengemasan dan pemberian label
J : Pemeriksaan logam
Gambar 20 Diagram alir jaringan kerja dengan metode CPM pada industri tuna loin
36G 2916 37 2880 2917
6 B 15 6 15 21
0 A 6 0 6 6
15C 20 17 5 22
20 D 25 21 5 26
32 F 36 33 4 37
25 E 32 27 7 34
2916 H 2929 2916 13 2929
2939 J 2948 2939 9 2948
2929 I 2939 2932 10 2942
5.2.6Kegiatan efisiensi alternatif industri tuna loin
Setelah diketahui jalur kritis pada aliran tahapan kegiatan penanganan tuna pada Industri tuna loin, maka dapat dilakukan beberapa alternatif dengan asumsi
sebagai berikut : 1 Jumlah tenaga kerja adalah sama.
2 Jumlah ikan tuna untuk pembuatan loin produk yang ditangani adalah sama. 3 Kegiatan tersebut dilakukan pada awal waktu yang sama
4 Semua tenaga kerja memiliki kemampuan dan keahlian yang sama Berikut terdapat dua kegiatan efisiensi alternatif yang disarankan kepada
industri tuna segar untuk meningkatkan nilai efisiensi waktu penanganan produk tuna loin :
1 Kegiatan efisiensi alternatif pertama I Kegiatan efisiensi alternatif pertama I yaitu dengan melakukan
penambahan dua orang tenaga kerja yaitu satu orang pada tahapan kegiatan penerimaan kegiatan A dan satu orang lagi pada tahapan perlakuan serta
penambahan 1 unit timbangan sehingga diperoleh waktu kegiatan alternatif I. Tabel 22 Kegiatan efisiensi alternatif I industri tuna loin
No Nama kegiatan Kode
kegiatan Titik
Kritis Lama
Kegiatan Alternatif
1 menit
Kegiatan sebelumnya
Keegiatan pengikut
Keterangan
1 Penerimaan A
Ya 4,00
- B
Penambahan 1 orang
tenaga kerja 2 Penimbangan
B Ya
6,00 A
C, D Penambahan
1 unit timbangan
3 Pencucian C
- 5,00
B D
4 Pemotongan kepala
D - 5,00
B,C E 5
Pembuatan loin E
- 6,83
D F, G
6 Penentuan grade
F - 3,83 E
G 7 Penyimpanan
dalam chilling room
G - 2879,17 D,E H
8 Perlakuan Produk Saku
H Ya 11,00 G I Penambahan
1 orang tenaga kerja
9 Pengemasan dan
pemberian label I - 10,00
H J
10 Pemeriksaan logam
J Ya 9,67 I
- Total Kegiatan
2940,50
Kegiatan efisiensi Alternatif I menghasilkan waktu 2940,50 menit sedangkan waktu yang diharapkan 2947,82 menit. Artinya kegiatan efisiensi
alternatif I bisa menghemat waktu hingga 7,32 menit. Penambahan dua orang tenaga kerja dan satu unit timbangan berarti perlu adanya penambahan gaji tenaga
kerja serta biaya pembelian alat.
2
Ke
giatan efisiensi alternatif kedua II Kegiatan efisiensi alternatif kedua II yaitu dengan melakukan penambahan
tiga orang tenaga kerja yaitu satu orang pada tahapan kegiatan penerimaan kegiatan A, serta dua orang pada tahapan perlakuan kegiatan H sehingga
diperoleh waktu kegiatan efisiensi alternatif II. Tabel 23 Kegiatan efisiensi alternatif II industri tuna loin
No Nama kegiatan
Kode kegiatan
Titik Kritis
Lama Kegiatan
Alternatif 1I
menit Kegiatan
sebelumnya Keegiatan
pengikut Keterangan
1 Penerimaan A Ya
4,00 -
B Penambahan 1 orang
tenaga kerja 2 Penimbangan
B Ya 9,16
A C,
D 3 Pencucian
C -
5,00 B
D 4 Pemotongan
kepala D -
5,00 B,C
E 5
Pembuatan loin E
- 6,83
D F, G
6 Penentuan grade
F - 3,83
E G 7 Penyimpanan
dalam chilling room
G - 2879,17 D,E
H 8 Perlakuan
Produk Saku H Ya
10,00 G I Penambahan
2 orang tenaga kerja
9 Pengemasan dan pemberian
label I -
10,00 H J
10 Pemeriksaan logam
J Ya 9,67 I
- Total Kegiatan
2942,66
Kegiatan efisiensi Alternatif II menghasilkan waktu 2942,66 menit sedangkan waktu yang diharapkan 2947,82 menit. Artinya kegiatan efisiensi
alternatif II bisa menghemat waktu hingga 5,16 menit. Penambahan tiga orang tenaga kerja berarti perlu adanya penambahan gaji tenaga kerja.Pada kegiatan
efisiensi alternatif II ini tidak ada penambahan alat. Kegiatan efisiensi alternatif I menghemat waktu lebih banyak yaitu 7,32
menit dibandingkan kegiatan efisiensi alternatif II yang menghemat waktu menit. 5,16 menit. Kedua alternatif ini dapat diterapkan.Selain kedua alternatif yang
ditawarkan tersebut, masih banyak terdapat alternatif-alternatif lain yang bisa dilakukan.Akan tetapi dari kedua alternatif ini penulis lebih menyarankan
perusahaan menggunakan alternatif yang pertama karena menghemat waktu lebih banyak dibanding alternatif yang kedua.Selain itu, alternatif yang pertama lebih
baik dilakukan karena penambahan alat tentunya akansangat berguna untuk penanganan tuna maupun produk lainnya di perusahaan pengolahan ini, terlebih
produksi yang dilakukan berlangsung secara kontinyu.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan