2.4.1 Penanganan tuna di atas kapal
Proses penanganan tuna di atas kapal yaitu kegiatan pembongkaran ikan tuna dari dalam palkah. Salah satu hal yang berpengaruh adalah letak palkah ikan
diatas kapal.Desain, konstruksi dan jenis material yang digunakan dari palkah haruslah mengikuti persyaratan agar dapat mengamankan hasil tangkapan
semaksimal mungkin.Persyaratan itu diantaranya persyaratan biologis, teknis, sanitasi dan ekonomis Ilyas 1983.
Menurut Nurani dan Wisudo2007, tahap-tahap penanganan terhadap ikan tuna yang harus dilakukan di atas kapal berupa :
1 Membunuh ikan tuna secepat mungkin dengan cara memasukkan spike batang besi tajam pada otak ikan dan tetap menjaga suhunya dengan menyemprotkan
air lewat selang hose, penanganan harus dilakukan dengan hati-hati hingga tidak meninggalkan bekas luka pada ikan karena dapat menurunkan kualitas
tuna tersebut. 2 Pengeluaran darah dari tubuh tuna antara lain : pemotongan ekor, pemotongan
sirip, pemotongan nadi darah dari insang ke jantung.Hal ini bertujuan mengeluarkan semua darah yang ada pada tubuh tuna tanpa membuatnya
menggelepar atau memberontak, yang dapat menyebabkan darah tertinggal dalam tubuh dan menimbulkan noda pada daging tuna.
3 Pembuangan insang dan isi perut yang dilakukan untuk menghindari akumulasi bakteri.Hal ini penting untuk dilakukan karena selaput lendir, insang dan isi
perut merupakan pusat konsentrasi bakteri. 4 Pencucian menggunakan air bersih, dimulai terutama dari tempat-tempat yang
terpotong atau teriris. Darah dikeluarkan sampai bersih, darah yang tertahan atau terkumpul akan menyebabkan proses pembekuan tidak merata dan tidak
berjalan dengan baik. 5 Penanganan selanjutnya adalah penyimpanan. Produk tuna segar fresh tuna
dilakukan penyimpanan dalampalkah menggunakan teknik chilling water. Teknik chilling waterada dua cara, pertama dengan memasukkan ikan ke dalam
palkah yang telah diisi es dan dicampur air laut. Kedua, penyimpanan dalam palkah yang diisi air laut dan didinginkan menggunakan mesin serta dijaga
suhunya tetap pada 0
o
C.
Dua jenis palkah berdasarkan produk yang dihasilkan, yaitupalkah dingin dan palkah beku.Menurut Ilyas 1993, perbedaan utama dari segi desain dan
konstruksi kedua jenis palkah terletak pada tebal insulasi dan kebutuhan refrigerasi yang jauh lebih besar pada palkah beku. Hal ini karena suhu beku yang harus
diciptakan pada palkah beku harus mencaapai suhu -50
o
C hingga -65
o
C.Dalam hubungannya dengan kemampuan palkah mengamankan hasil tangkapan, artinya
mengenyahkan panas dari ikan yang didinginkan atau dibekukan, maka palkah ikan dapat dikelompokkan atas 4 bagian, yaitu :
1 Palkah yang tidak diinsulasi. 2 Palkah berinsulasi.
3 Palkah berinsulasi yang dilengkapi dengan refrigerasi mekanik untuk pendingin. 4 Palkah berinsulasi yang dilengkapi dengan refrigerasi mekanik untuk
pembekuan ikan. Menurut Karyono dan Wachid 1982, penyusunan hasil tangkapan yang
baik di dalam palkah ikan adalah sebagai berikut : 1 Palkah dalam keadaan bersih dan terisolasi dengan sempurna.
2 Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam palkah dengan cermat dan hati-hati, jangan melempar atau menuangkan langsung dari atas sehingga melukai hasil
tangkapan. 3 Mula-mula pada dasar palkah diberi lapisan es yang agak tebal kurang lebih 12
cm, kemudian hasil tangkapan disusun di atas lapisan es yang telah disiapkan dengan cepat.
4 Menyusun hasil tangkapan dengan bagian perut menghadap ke bawah terutama hasil tangkapan yang telah disiangi agar cairan isi perut bisa cepat menetes.
5 Mengusahakan agar susunan lapisan hasil tangkapan dan es tidak lebih dari tiga lapis, jika tumpukan sudah tiga lapis maka diletakkan sekat papan mendatar
supaya lapisan ikan paling bawah tidak tergencet.
2.4.2 Penanganan saat dibongkar dari dalam palkah ikan