Hambatan aktivitas slack activity dan jalur kritis critical path di

5.1.3 Hambatan aktivitas slack activity dan jalur kritis critical path di

industri tuna segar Hasil perhitungan nilai ES earliest star, EF earliest finish, LS latest star , LF latest finish, slack dan critical path pada proses penanganan di industrituna segar dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10Hasil perhitungan ES, EF, LS, LF, slack dan critical path pada industri tuna segar Waktu slackslack time yaitu waktu bebas yang dimiliki oleh setiap kegiatan untuk bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan proyek kegiatan keseluruhan.Jalur kritis adalah kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang slack=0, artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada ES agar tidak mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian kegiatan. Kegiatan dengan slack = 0 disebut sebagai kegiatan kritis dan berada pada jalur kritis. Setelah dilakukan perhitunganES, EF, LS, dan LF,kemudian dilakukan perhitungan slack untuk mengetahui critical pathtitik kritis tahapan kegiatan tersebut. Tahapan pembongkaran A, pengangkutan B, penyimpanan dalam bak es F, penimbangan, pencatatan dan tagging H dan pengemasan J merupakan kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang nilai slack=0 atau disebut juga jalur kritis, sedangkan kegiatan-kegiatan yang lain masih termasuk jalur yang aman.Kemungkinan waktu penyelesaian aktivitas probabilistic activity times : 1 Waktu optimis optimistic time [a] No Kegiatan Kode kegiatan Waktu menit ES EF LS LF Slack LS – ES Critical Path 1 Pembongkaran A 5 0’ 5’ 0’ 5’ 0 Ya 2 Pengangkutan B 6 5’ 11’ 5’ 11’ 0 Ya 3 Penyeleksian berdasarkan grade C 4 11’ 15’ 12’ 16’ 2 - 4 Penanganan tuna reject D 4 15’ 19’ 17’ 21’ 2 - 5 Pencucian E 4 18’ 22’ 20’ 24’ 2 - 6 Penyimpanan dalam bak es F 120 22’ 142’ 22’ 142’ Ya 7 Pengujian mutu oleh checker G 2 142’ 144’ 145’ 147’ 3 - 8 Penimbangan, pencatatan dan tagging H 14 144’ 158’ 144’ 158’ Ya 9 Pencucian dan pengeringan ikan I 3 158’ 161’ 165’ 168’ 7 - 10 Pengemasan J 12 161’ 173’ 161’ 173’ Ya 2 Waktu pesimis pessimistic time [b] 3 Waktu realistis most likely time [m] Berikut bentuk kurva kemungkinan waktu penyelesaian aktivitas yang diperoleh dari perhitungan rumus waktu yang diharapkan serta nilai varian dan nilai deviasi normal sehingga kemudian bisa dilakukan Uji Z untuk memperoleh nilai efisiensi kegiatan tersebut. Gambar 7 Kemungkinan waktu penyelesaian aktivitas Perhitungan waktu membutuhkan beberapa komponen terkait sehingga nantinya diharapkan diperoleh nilai efisiensi kegiatan.Berikut rumus yang digunakan yaitu mencari waktu yang diharapkan serta waktu variasi kegiatan di industri tuna segar : 1 Expected time waktu yang diharapkan diperoleh dengan melibatkan komponen waktu optimis, waktu pesimis dan waktu realistis kegiatan. t =a + 4m + b6 ............................................................................... pers. i 2 Variance of timeswaktu variasi hanya melibatkan waktu optimis dan waktu pesimis kegiatan. Variasi dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyekkegiatan secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya penundaan. PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyekkegiatan secara keseluruhan dengan menjumlahkan varians kegiatan jalur kritis. v = [b – a6] 2 ................................................................................... pers. ii 3 Variasi proyek diperoleh dari jumlah varians kegiatan pada jalur kritis. s 2 = Varians proyek = ∑varians kegiatan pada jalur kritis ............. pers. iii Peluang diantara 100 terjadi a Peluang 1 diantara 100 terjadi 4 Standard deviasi proyek diperoleh dari akar varians proyek. s = varians proyek ....................................................................... pers. iv 5 Nilai deviasi normal diperoleh dengan melibatkan komponen waktu batas waktu penyelesaian kegiatan tersebut serta komponen waktu penyelesaian yang diharapkan. Nilai deviasi digunakan untuk mengetahui berapa probabilitaskemungkinan proyekkegiatan dapat diselesaikan dalam batas waktu n menit per penanganan 5 ekor tuna Z = [batas waktu n – waktu penyelesaian yang diharapkan]s ..... v Tabel 11Perkiraan waktu kegiatan pada industri tuna segar No Kegiatan Kode kegiatan Kegiatan sebelumnya Waktu optimis a [menit] Waktu pesimis b [menit] Waktu realistis m [menit] Critical Path 1 Pembongkaran A - 4 6 5 Ya 2 Pengangkutan B A 5 7 6 Ya 3 Penyeleksian berdasarkan grade C B 3 6 4 - 4 Penanganan tuna reject D B, C 3 5 4 - 5 Pencucian E C, D 3 5 4 - 6 Penyimpanan dalam bak es F E 118 125 120 Ya 7 Pengujian mutu oleh checker G F 1 3 2 - 8 Penimbangan, pencatatan dan tagging H F, G 10 18 12 Ya 9 Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan I H 1 3 2 - 10 Pengemasan J I 10 15 12 Ya Total waktu 158 193 171 Tabel perkiraan waktu kegiatan tersebut menunjukkan diperolehnyatotal waktu optimis yang merupakan waktu tercepat tahapan kegiatan yaitu 158 menit, total waktu pesimis yang merupakan waktu terlama tahapan kegiatan yaitu 193 menit, serta waktu realistis yang merupakan waktu kegiatan yang sering terjadi waktu kegiatan rata-rata yaitu 171 menit.Ada dua macam estimasi, baik untuk waktu maupun biaya, yang dilakukan di dalam metode CPM, yaitu estimasi normal dan estimasi crash. Perhitungan kedua jenis estimasi dimaksudkan untuk menemukan kegiatan-kegiatan pada jalur kritis dimana waktu dapat dipercepat dengan pengeluaran paling minimum.Perhitungan dengan menggunakan cara ini diharapkan efisiensi penyelesaian proyek kegiatan dapat dicapai dengan waktu maupun biaya yang seefisien mungkin.Waktu optimis dan waktu pesimis ini terjadi karena adanya ketidakpastian penyelesaian suatu kegiatan yang dinyatakan dalam suatu waktu variasivarians.Semakin kecil variansmenunjukan semakin pasti suatu kegiatan dapat diselesaikan. Namun, bila jaringan sudah sedemikian besar, penentuan lama penyelesaian suatu proyek dapat dilakukan melalui proses forward pass dan backward pass. Berikut perhitungan untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan pada penanganan produk tuna pada industri tuna segar : Tabel 12Perhitungan waktu yang diharapkan dan varians pada industri tuna segar No Kode kegiatan Waktu optimis a [menit] Waktu pesimis b [menit] Waktu realistis m [menit] Jalur kritis Waktu yang diharapkan t = a + 4m + b6 [meint] Varians [b-a6] 2 [menit] 1 A 4 6 5 Ya 5,0 0,11 2 B 5 7 6 Ya 6,0 0,11 3 C 3 6 4 - 4,1 0,25 4 D 3 5 4 - 4,0 0,11 5 E 3 5 4 - 4,0 0,11 6 F 118 125 120 Ya 120 1,36 7 G 1 3 2 - 2,0 0,11 8 H 10 18 12 Ya 12,6 1,70 9 I 1 3 2 - 2,0 0,11 10 J 10 15 12 Ya 12,2 0,69 Total waktu yang diharapkan 171,9 Setelah diketahui waktu optimis, waktu pesimis dan waktu realistis serta jalur kritis tahapan kegiatan, selanjutnya dapat diperoleh nilai waktu yang diharapkan dan nilai varians dengan menggunakan rumus. Tabel 11 menunjukkan nilai waktu yang diharapkan dan varians masing-masing jalur kritis, yaitu waktu yang diharapkan kegiatan A = 5 menit dan varians kegiatan A = 0,11 ; waktu yang diharapkan kegiatan B = 6 menit dan varians kegiatan B = 0,11 ; waktu yang diharapkan kegiatan F = 120 menit dan varians kegiatan F = 1,36 ; waktu yang diharapkan kegiatan H = 12,6 menit dan varians kegiatan H = 1,70 ; waktu yang diharapkan kegiatan J = 10 menit dan varians kegiatan = 0,69. Untuk menghitung varians proyek secara keseluruhan dan standar deviasinya, maka dihitung menggunakan rumus yang sudah ditentukan, yaitu: S 2 = Variansproyekkegiatan = ∑varians kegiatan pada jalur kritis = varians A + varians B + varians F + varians H + varians J = 0,11 + 0,11 + 1,36 + 1,70 + 0,69= 3,97 Standard deviasi kegiatan s diperoleh dengan menggunakan rumus : S = varians kegiatan = √ ,97 = 1,99 menit Melalui proses wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, perusahaan Transit Tuna Landing Center menetapkan batas waktu penyelesaian kegiatan dengan asumsi penanganan per 5 ekor ikan tunayaitu selama 175 menit, maka diperoleh : Nilai deviasi normal Z = [batas waktu n – waktu penyelesaian yang diharapkan]S = [ 175 – 171,9] 1,99 = 1,56 Pembulatan dari 1,557 Tabel 13Kurva normal uji Z 1 Z 0.00 0.06 ~ 0.09 0.0 0.5000 0.5239 0.5359 0.1 0.5398 0.5636 0.5753 ~ 1.5 0.9332 0.9441 1.6 0.9452 0.9515 0.9545 Sumber : Walpole 1993 M erujuk pada uji nilai z diperoleh z = 1,01 pada tabel Normal diacu dalam buku Metode Statistika, kita mendapat peluang 0,9406. Artinya ada peluang sebesar 94,06 untuk perusahaan menyelesaikan proyek tersebut dalam 0.9406 kurun waktu 171,9 menitper penanganan 5 ekor ikan tuna maka diperoleh kurva normal sebagai berikut: Waktu Peluang T ≤175 menit adalah 94,06 1,01 Standard deviations 171,9 175 menit Gambar 8 Kurva normal peluang efisiensi waktu pada industri tuna segar Kurvanormal tersebut menunjukkan bahwa denga diperolehnya nilai deviasi z sebesar 1,01 maka menghasilkan peluang sebesar 94,06 yang menunjukkan bahwa kegiatan penanganan proses fresh tuna di industri tuna segar sudah bisa dikatakan efisien karena kerja yang dilakukan sudah memenuhi standar kerja perusahaan Tuna Landing Center tersebut.Beberapa saran perbaikan dari penelitian ini yang dapat segera dilakukan pihak manajemen industri tuna segar ini agar bisa meningkatkan nilai efisiensi kegiatan hingga mendekati nilai 100, diantaranya perlunya penambahan tenaga kerjaSDM di beberapa titik-titik kritis yang telah disebutkan diatas, diantaranya pada proses pembongkaran, pengangkutan, dan pada proses pengemasan. Selain itu, pada proses penimbangan dibutuhkan penambahan timbangan agar tidak terjadi proses antrian ikan, terlebih jika produksi dalam kondisi yang melimpah. Selain itu, kecekatan dan kecepatan kerja dari SDM yang ada juga memiliki dampak yang besar terhadap tingkat efisiensi kegiatan ini.Semakin cepat karyawan melakukan penanganan ikansemakin mengurangi biaya yang dikeluarkan apabila terjadi keterlambatan pengiriman produk. Berikut diagram jalur tahapan penanganan ikan tuna pada industri tuna segar sebelum menggunakan metode Critical Path Method CPM yaitu Penentuan lama waktu penyelesaian suatu proyek dengan CPM dilakukan dengan menentukan waktu yang paling pesimis terlama dan optimis tercepat untuk setiap kegiatan. Keterangan : A : Pembongkaran B : Pengangkutan C :Penyeleksian berdasarkan grade D : Penanganan tuna reject E : Pencucian F : Penyimpanan dalam bak es G : Pengujian mutu oleh checker H : Penimbangan, pencatatan dan tagging I :Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan J : Pengemasan Gambar 9 Diagram alir jaringan kerja pada industri tuna segar : Alur kegiatan : dummy 5 B 11 5 6 11 0 A 5 0 5 5 11 C 15 12 4 16 15D19 17 4 21 22 F 142 22 120 142 18 E 22 20 4 24 144 H 158 144 14 158 142G 144 145 2 147 161 J 173 161 12 173 158 I 161 165 3 168 Berikut diagram jalur tahapan penanganan ikan tuna pada industri tuna segar dengan menggunakan metode CPM Critical Path Method serta dilengkapi dengan jalur-jalur kritis dari tahapan kegiatan penanganan tuna di industri tuna segar untuk kedepannya harus dilakukan perbaikan. Keterangan : A : Pembongkaran B : Pengangkutan C :Penyeleksian berdasarkan grade D : Penanganan tuna reject E : Pencucian F : Penyimpanan dalam bak es G : Pengujian mutu oleh checker H : Penimbangan, pencatatan dan tagging I :Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan J : Pengemasan Gambar 10 Diagram alir jaringan kerja dengan metode CPM pada industri tuna segar : Alur kegiatan : dummy : jalur kritis 5 B 11 5 6 11 0 A 5 0 5 5 11 C 15 12 4 16 15D19 17 4 21 22 F 142 22 120 142 18 E 22 20 4 24 144 H 158 144 14 158 142G 144 145 2 147 161 J 173 161 12 173 158 I 161 165 3 168 5.1.4Kegiatan efisiensi alternatif industri tuna segar Setelah diketahui jalur kritis pada aliran tahapan kegiatan penanganan tuna pada industri tuna segar, maka dapat dilakukan beberapa alternatif dengan asumsi sebagai berikut : 1 Jumlah tenaga kerja adalah sama. 2 Jumlah ikan tuna segar produk yang ditangani adalah sama. 3 Kegiatan tersebut dilakukan pada awal waktu yang sama 4 Semua tenaga kerja memiliki kemampuan yang sama Berikut terdapat dua kegiatan efisiensi alternatif yang disarankan kepada industri tuna segar untuk meningkatkan nilai efisiensi waktu penanganan produk tuna segar : 1 Kegiatan efisiensi alternatif pertama I Kegiatan efisiensi alternatif pertama I yaitu dengan melakukan penambahan satu orang tenaga kerja yaitu pada tahapan kegiatan pengangkutan kegiatan B dan penambahan satu unit timbangan yaitu pada tahapan penimbangan ikan kegiatan Hsehingga diperoleh waktu kegiatan alternatif I. Tabel 14Kegiatan efisiensi alternatif I industri tuna segar No Nama kegiatan Kode kegiatan Titik Kritis Lama Kegiatan Alternatif 1 menit Kegiatan pendahulu Kegiatan pengikut Keterangan 1 Pembongkaran A Ya 5,0 - B 2 Pengangkutan B Ya 5.0 A C, D Tenaga kerja ditambah 1 orang 3 Penyeleksian berdasarkan grade C - 4,1 B D, E 4 Penanganan tuna reject D - 4.0 B, C E 5 Pencucian E - 4.0 C, D F 6 Penyimpanan dalam bak es F Ya 120,0 E G, H 7 Pengujian mutu oleh checker G - 2.0 F H 8 Penimbangan, pencatatan dan tagging H Ya 8,0 F, G I Penambahan 1 unit timbangan 9 Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan I - 2,0 H J 10 Pengemasan J Ya 12 I - Total Kegiatan 166,1 Kegiatan efisiensi Alternatif I menghasilkan waktu 166,1 menit sedangkan waktu yang diharapkan 171,9 menit. Artinya kegiatan efisiensi alternatif I bisa menghemat waktu hingga 5,8 menit. Penambahan satu orang tenaga kerja berarti perlu adanya penambahan gaji tenaga kerja serta penambahan satu unit timbangan berarti penambahan biaya fasilitas kerja. Akan tetapi, alat ini seterusnya pasti akan sangat berguna untuk kegiatan penanganan ikan tuna segar selanjutnya, terlebih jika produk tuna dalam kondisi yang berlimpah sehingga tidak akan menyebabkan proses antrian ikan. 2 Ke giatan efisiensi alternatif kedua II Kegiatan efisiensi alternatif kedua II yaitu dengan melakukan penambahan tiga orang tenaga kerja yaitu satu orang pada tahapan kegiatan pembongkaran kegiatan A, satu orang pada tahapan kegiatan pengangkutan dan satu orang pada tahapan pengemasan sehingga diperoleh waktu kegiatan efisiensi alternatif II. Tabel 15 Kegiatan efisiensi alternatif II industri tuna segar No Nama kegiatan Kode kegiatan Titik Kritis Lama Kegiatan Alternatif 1 menit Kegiatan pendahulu Kegiatan pengikut Keterangan 1 Pembongkaran A Ya 3,0 - B Tenaga kerja ditambah 1 orang 2 Pengangkutan B Ya 5.0 A C, D Tenanga kerja ditambah 1 orang 3 Penyeleksian berdasarkan grade C - 4,1 B D, E 4 Penanganan tuna reject D - 4.0 B, C E 5 Pencucian E - 4.0 C, D F 6 Penyimpanan dalam bak es F Ya 120,0 E G, H 7 Pengujian mutu oleh checker G - 2.0 F H 8 Penimbangan, pencatatan dan tagging H Ya 12,6 F, G I 9 Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan I - 2,0 H J 10 Pengemasan J Ya 11 I - Tenaga kerja ditambah 1 orang Total Waktu 167,7 Kegiatan efisiensi alternatif II menghasilkan waktu 167,7 menit sedangkan waktu yang diharapkan 171,9 menit. Artinya kegiatan efisiensi alternatif I bisa menghemat waktu hingga 4,2 menit. Penambahan tiga orang tenaga kerja berarti perlu adanya penambahan gaji tenaga kerja. Pada kegiatan efisiensi alternatif II ini tidak ada penambahan alat sehingga pihak industri tuna segar tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian alat yang baru. Kegiatan efisiensi alternatif I menghemat waktu lebih banyak yaitu 5,8 menit dibandingkan kegiatan efisiensi alternatif II yang menghemat waktu 4,2 menit. Kedua alternatif ini dapat diterapkan.Selain itu, kedua kegiatan efisiensi ini memiliki lama kegiatan yang relatif lebih cepat sehingga urutan kegiatan yang terjadi dapat lebih teratur. Selain lebih cepat, kegiatan efisiensi alternatif I lebih disarankan dibandingkan kegiatan efisiensi alternatif II karena dari alternatif tersebut, industri tuna segar memiliki fasilitas tambahan baru yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan selanjutnya.

5.2 Proses di Perusahaan Pengolahan Loin ProdukFrozen Tuna