1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta untuk selanjutnya disebut dengan PPSNZJmerupakan salah satu pelabuhan yang memiliki aktivitas
perikanan yang besar.Pelabuhan ini memiliki berbagai fasilitas yang cukup lengkap dan memadai untuk aktivitas ekspordan impor produk hasil perikanan.Berbagai
perusahaan dan industri perikanan baik dalam negeri maupun perusahaan asing juga beraktivitas di dalam pelabuhan ini.PPSNZJ terletak di Kelurahan Penjaringan,
Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara,Provinsi DKI Jakarta.Adapun untuk mendukung sistem distribusi perikanan pada pelabuhan inidilengkapi dengan
akses jalan utama yang menghubungkan pelabuhan perikanan tersebut ke beberapa lokasi strategis di wilayahnya.
Salah satu unit penangkapan yang ada di PPSNZJ yang berperan penting untuk penangkapan ikan tunaadalah unit penangkapan rawai tuna atau biasa dikenal
dengan perikananlongline.Alat tangkap ini biasanya digunakan untuk daerah penangkapan yang berada di perairan samudera atau perairan laut yang dalam, yaitu
pada kedalaman antara 50-300 meter.Kapal yang digunakan berukuran 30-150 GT, mesin utama berkekuatan 250-400 PK ditambah 1-2 mesin tambahan.Tujuan utama
penangkapan diantaranya yaitu tuna jenissouthern bluefin tuna sirip biru selatan, bigeye
tuna mata besar, yellowfin atau madidihang dan albacore Tampubolon 1983.
Adapun upaya untukmenunjang kegiatan perikanan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, PPSNZJmemiliki sarana dan prasarana yang memadai
termasuk didalamnya terdapat 49 perusahaan. Perusahaan ini berlokasi di
pelabuhan dengan kegiatan usaha baik kegiatan utamanya sebagai perusahaan penangkapan maupun perusahaan pengolahan produk perikanan.Proses penanganan
ikan tuna terdapat dua jenis industri pendukung yaitu industri transit untuk produk tuna segar serta industri pengolahan untuk produk tuna loin. Kedua jenis
perusahaan ini memiliki peranan penting selama proses distribusi ikan sebelum nantinya sampai ke tangan konsumen.
Ikan tuna merupakan salah satu sumber makanan protein hewani yang sehat bagi masyarakat dan penyumbang pendapatan negara dari sektor perikanan karena
memiliki nilai jual yang tinggi.Suatu produk perikanan baru akan dapat memberikan manfaat bagi para pelaku usaha setelah produk sampai ke tangan
konsumen. Proses penanganan, distribusi dan pemasaran menjadi faktor penting untuk dapat memberikan nilai tambah pada produksi. Sifat produksi ikan yang
sangat mudah busuk highly perishable memerlukan penanganan produksi yang tepat untuk dapat mengendalikan mutu produk.Pengendalian mutu menjadi faktor
yang sangat penting agar produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mutu dan kualitas yang baik.
Penanganan dan penempatan ikan secara higienis merupakan prasyaratdalam menjaga ikan dari kemunduran mutu karena baik
buruknyapenanganan akan berpengaruh langsung terhadap mutu ikan sebagaibahan makanan atau bahan baku untuk pengolahan lebih lanjut.Demikian juga
penempatan ikan pada tempat yang tidak sesuai,misalnya pada tempat yang bersuhu panas, terkena sinar mataharilangsung, tempat yang kotor dan lain sebagainya akan
berperanmempercepat mundurnya mutu ikanJunianto 2003. Salah satu faktor yang sangat penting untuk diketahui adalah tingkat
efisiensi yang dibutuhkan selama proses penanganan ikan tersebut mulai dari dilakukan pembongkaran, proses pendistribusian ikan tersebut hingga proses
pengemasannya di industriperusahaan. Terjadinya keterlambatan dalam penanganan ikan akan mengakibatkan terjadinya beberapa kerugian, antara lain
pemborosan waktu menyebabkan keterlambatan penanganan produk tuna serta menyebabkan terjadinya penurunan mutu dan kualitas ikan tuna. Terjadinya
pemborosan waktu kerja ini juga berkaitan erat dengan pengelolaan manajemen SDM dan fasilitas yang kurang baik. Oleh karena itu diperlukan evaluasi waktu
kerja untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja penanganan produk tuna di industri tuna tersebut.
Efisiensi ini bertujuan agar didapat hasil yang maksimal dari tenaga danwaktu selama proses kegiatan. Efisiensi tersebut dikaitkan dengan manajemen
yangakan mengukur bagaimanasesuatu dapat dilakukan sebaik-baiknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur nilai efisiensi ini secara kuantitatif
adalah dengan melakukan analisis jaringan kerja dengan menggunakan MetodeCritical Path MethodCPM. Pentingnya dilakukan analisis jaringan kerja
suatu proyek bertujuan untuk mendapatkan suatu model dari kegiatan-kegiatan proyek atau kegiatan dalam suatu grafik Simarmata1988.Perhitungan yang tepat
mengenai jumlah tenaga kerja, peralatan serta biaya yang dikeluarkan selama proses penanganan baik di industri tuna segar maupun industri tuna loin perlu diketahui.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penggunaan sumberdaya yang berlebihan sehingga usaha yang dicapai dapat lebih efisien Wishnuaji 1995.Selain itu,
perhitungan waktu yang tepat ini sangat berpengaruh untuk mengoptimalkan kegiatan serta menghindari terjadinya waktu luang dan waktu menganggur.Untuk
mengetahui tingkat efisiensi waktu penanganan tuna ini, hendaknya terlebih dahulu mengetahui jalur-jalur kritis yang terjadi saat proses penanganan agar dapat
dilakukan perbaikan untuk kedepannya sehingga diperoleh nilai efisiensi yang lebih baik. Adapun penulis lebih fokus membahas efisiensi waktu penanganan tuna pada
dua jenis industri tuna, yaitu industri tuna segar dan industri tuna loin.
1.2Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1 Menentukan faktor penyebab menurunnya kualitas produk pada industri tuna
mulai proses pembongkaran atau penerimaan hingga pengemasan di PPSNZ Jakarta.
2 Mengestimasi kemungkinan waktu kerja yang efisien dalam proses penanganan produk tuna.
3 Menentukan jalur kritis yang terjadi selama proses penanganan produk tuna.
1.3 Manfaat