Analisis waktu kerja di industri tuna segar

1 Grade A 1 Penampakan kondisi ikan bagus, utuh dan masih segar. 2 Kulit bersih dan cerah. 3 Mata bersih, terang dan menonjol. 4 Warna daging merah dan masih cerah. 5 Tekstur daging kenyal dan elastis. 2 Grade B 1 Warna daging merah, otot daging agak elastis dan jaringan daging tidak pecah. 2 Mata bersih, terang dan menonjol. 3 Kulit normal tetapi ada sedikit lendir. 4 Tidak terlalu banyak kerusakan fisik. 3 Grade C 1 Warna daging kurang merahagak kehijauan. 2 Kulit normal dan berlendir. 3 Otot daging kurang elastis. 4 Kondisi ikan tidak utuh cacat, biasanya pada bagian punggung, perut atau dada. 4 Grade D 1 Warna daging agak kurang merah berwarna kecoklatan dan pudar. 2 Otot dagingnya kurang elastis. 3 Teksturnya lunak dan beberapa jaringan daging pecah. 4 Terjadi kerusakan fisik pada tubuh ikan contoh:mata ikan hilang, daging sobek dan kulit terkelupas.

5.1.2 Analisis waktu kerja di industri tuna segar

Perhitungan waktu kerja dilakukan dengan menggunakan Teknik PERTCPM.Teknik evaluasi dan ulasan program dengan metode jalur kritis umumnya dikenal sebagai critical path methodatau CPM.Dalam melakukan perhitungan waktu kerja, digunakan proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass untuk menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan. ES earliest start dan EF earlist finish selama forward pass. LS latest start dan LF latest finish ditentukan selama backward pass. Tabel9Hasil perhitungan ES, EF, LS dan LF pada industri tuna segar Perhitungan dilakukan dengan menghitung waktu penanganan per 5 ekor ikan setelah dilakukan pembongkaran dari palkah kapal longline.Tabel diatas menunjukkan diperolehnya nilai ES yaitu waktu paling cepat dimulainya kegiatan, EF yaitu waktu paling cepat berakhirnya kegiatan, LS yaitu waktu paling lambat dimulainya kegiatan, LF yaitu waktu paling lambat berakhirnya kegiatan dari masing-masing tahapan kegiatan. Huruf abjad digunakan sebagai kode kegiatan untuk memudahkan penamaan.Diketahui tahapan kegiatan dengan penggunaan waktu paling sedikit yaitu pada tahap I yaitu tahapan pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan, sedangkan tahapan kegiatan dengan penggunaan waktu paling banyak yaitu pada tahap penyimpanan dalam bak es pada urutan pertama serta pada tahap penimbangan, pencatatan dan tagging pada urutan kedua. Proses perendaman dalam bak es selama 120 menit di perusahaan transit tuna landing centerTLC ini dilakukan untuk mempertahankan suhu ikan sebelum dilakukan pengemasan. Semakin lama proses perendaman semakin baik karena suhu ikan akan tetap terjaga di dalam bak es dibanding berada diluar bak es. Proses penimbangan, pencatatan dan tagging dilakukan secara bersamaan untuk mengetahui bobot ikan dan untuk memberi tanda grade ikan tersebut. No Kegiatan Kode kegiatan Kegiatan sebelumnya Waktu menit ES EF LS LF 1 Pembongkaran A - 5 0’ 5’ 0’ 5’ 2 Pengangkutan B A 6 5’ 11’ 5’ 11’ 3 Penyeleksian berdasarkan grade C B 4 11’ 15’ 12’ 16’ 4 Penanganan tuna reject D B, C 4 15’ 19’ 17’ 21’ 5 Pencucian E C, D 4 18’ 22’ 20’ 24’ 6 Penyimpanan dalam bak es F E 120 22’ 142’ 22’ 142’ 7 Pengujian mutu oleh checker G F 2 142’ 144’ 145’ 147’ 8 Penimbangan, pencatatan dan tagging H F, G 14 144’ 158’ 144’ 158’ 9 Pencucian, pengelapan dan pengeringan ikan I H 3 158’ 161’ 165’ 168’ 10 Pengemasan J I 12 161’ 173’ 161’ 173’

5.1.3 Hambatan aktivitas slack activity dan jalur kritis critical path di