secara  langsung  bagi  produsen  dalam  negeri.    Kebijakan  lain  yang  dapat  dilakukan oleh negara importir adalah berupa subsidi konsumsi dan atau subsidi impor.
Bila penelitian ini dikaitkan dengan praktek perdagangan internasional, maka terlepas  dari  argumentasi  teoritis  tentang  bermanfaatnya  perdagangan  bebas,  namun
kebijakan perdagangan bebas akan menghadapi resistensi kuat dari para pihak tertentu Houck,  1986.    Beberapa  alasan  utama  yang  mendukung  penolakan  perdagangan
bebas atau berpihak pada kebijakan proteksi adalah: •
Melindungi agroindustri yang lemah •
Melindungi keamanan dan ketahanan nasional •
Melindungi kesejahteraan nasional •
Melindungi praktek perdagangan yang tidak adil •
Melindungi program nasional yang sedang digalakan •
Melindungi posisi neraca pembayaran
3.3.2  Kebijakan pengembangan produk alternatif
Kebijakan  ini  sesungguhnya  merupakan  kategori  kebijakan  fiskal,  namun demikian    mengingat  pentingnya  penekanan  pada  aspek  pengembangan  produk
alternatif  berbasis  bahan  baku  tebu,  maka  secara  khusus  disebutkan  kebijakan pengembangan  produk  alternatif  berbasis  tebu  selain  untuk  diproses  menjadi  gula
tebu. Adapun contoh produk alternatif dalam penelitian ini adalah ethanol, gula cair,
dan  produk  alternatif  lainya.  Penelitian  ini  mengakomodir  keingingan  para  peserta Focused  Group  Discussion  yang  mengharapkan  dibentuknya  kelompok  kerja  untuk
memikirkan secara khusus tentang peluang alternatif produk berbasis tebu.
3.4 Interpretive Structural Modelling
Dalam  kaitan  dengan  pengumpulan  pendapat  berupa  identifikasi  aktivitas setiap  bidang    dan  hubungan  kepentingan  antar  pelaku,  penelitian  ini    menggunakan
hasil  diskusi  kelompok  Focused  Group  Discussion  yang  pesertanya  antara  lain adalah  semua  para  pemangku  kepentingan    dalam  rangkaian  kegiatan  agroindustri
gula tebu. Berkaitan  dengan  elemen  aktivitas  sub-sistem  agroindustri  gula  tebu,
penelitian ini merencanakan akan membahas elemen aktivitas: a.  Bidang produksi perkebunan tebu
b.  Bidang produksi pabrik gula pengolah tebu c.  Bidang distribusi ke konsumen dan trend permintaan
d.  Bidang penentuan kebijakan Hasil  akhir  dari  teknik  ISM  adalah  elemen  kunci  dan  diagram  struktur.
Meskipun demikian dalam penelitan ini tidak  akan membahas secara khusus  matrix Driver  Power  Dependence  DPD  bagi  elemen-elemen  aktivitas  di  atas,  dengan
demikian peneliatian ini tidak sampai pada analisis klasifikasi sub-elemen berikut: a.  weak driver - weak dependent variable autonomous
b.  weak driver – strongly dependent variable dependent c.  strong driver – strongly dependent variable linkage
d.  strong driver – weak dependent variables independent
3.5 Analytical Hierarchy Process dan Analytical Network Process
Analytical  Hierarchy  Process  AHP  dikembangkan  oleh  Thomas  L.  Saaty Saaty,1982 menjadi salah satu alat bantu pengambilan keputusan  yang melibatkan
elemen-elemen  keputusan  yang  sulit  dikuantifikasikan  dan  belum  jelas  strukturnya. AHP  menggunakan  asumsi  bahwa  reaksi  logis  manusia  ketika  menghadapi
pengambilan  keputusan  yang  kompleks  cenderung  mengelompokan  elemen  penentu keputusan sesuai dengan karakteristik umum yang berlaku.
Proses sistemik AHP meliputi penyusunan secara hirarkhis guna memilahkan elemen dalam suatu sistem dalam berbagai tingkat yang berbeda dan mengelompokan
elemen  serupa  dalam  tiap  tingkat.    Tingkat  puncak  yang  disebut  fokus  atau  goal adalah  sasaran  keseluruhan  yang  liputannya  luas.  Di  bawahnya  ditempatkan  level
kriteria sebagai tolok ukur dalam melakukan pemeringkatan.  Selebihnya adalah level alternatif  dari  berbagai  pilihan  yang  dihadapi  yang  berdasarkan  kriteria  harus  dipilih
dan ditentukan prioritasnya. Analytical  Network  Process  ANP  merupakan  bentuk  yang  lebih  umum  dari
AHP  dan  dapat  digunakan  untuk  menampilkan  kerangka  umum  bagi  pengambilan keputusan  tanpa  harus  membuat  asumsi  elemen-elemen  yang  terikat  oleh  aturan
hirarkhis.    Elemen-elemen  ANP  dapat  saling  berdiri  sendiri  tanpa  mengikuti  aturan peringkat  seperti  pada  AHP.    Keunggulan  ANP  yang  paling  menonjol  terletak  pada
kemudahan  menggabungkan  elemen  yang  saling  terkait  dan  kemampuan mengakomodasikan  mekanisme  feedback  ke  dalam  jejaring  pengambilan  keputusan
Saaty, 2008
Dalam  penelitian  ini  akan  menggunakan  ANP  berbasis  kriteria  Benefit    Cost Opportunity Risk BCOR.  Kaidah BCOR memiliki kesamaan makna dengan urutan
pada analisis Strenght Weakness Opportunity Threat SWOT, sehingga BCOR dapat memetakan kondisi lapangan dan dapat membantu secara mudah untuk mengarahkan
strategi ke depan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun alternatif pilihan kebijakan yang akan diuji dan diurutkan prioritasnya
dengan menggunakan model BCOR adalah Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal, dan atau Kebijakan Pengembangan Produk Alternatif, yang skemanya pada Gambar 4.
Gambar 4 Struktur ANP berbasis benefit cost opportunity risk Secara  narasi  yang  lebih  rinci,  model  BCOR  akan  menggunakan  kriteria
kontrol  yang  terdiri  dari  tiga  faktor,  yaitu  ekonomi,  politik  dan  sosia.    Kemudian diikuti  oleh  Klaster  pada  masing-masing  faktor  kriteria  kontrol  dan  pada
penghujungnya diikuti elemen masing-masing, seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Rincian elemen benefit cost opportunity risk
Kriteria Kontrol Klaster
Elemen
Benef it
‐ S
tr e
n g
h t
Ekonomi Recovery Industri Gula
Struktur Ekonomi Lapangan Kerja di Agrin Gula, di
industri terkait, reorganisasi industri nasional,
pemberdayaan teknologi
Supply  Demand
Politik Kredibilitas Politik
Kepercayaan partisan parpol meningkat, Dunungan parpol
pada kebijakan pemerintah, Reputasi partai politik
Stabilitas Politik Pencapaian tujuan parpol,
Peningkatan jumlah pemilih, Konsistensi kebijakan gula
nasional
Han Kam Tib Sosial
Lingkungan Hidup Tingkat Penyerapan Tng Kerja
Co st
‐ W
e a
k n
e ss
Ekonomi Harga Barang Lain yg terkait
Harga Gula Tingkat Inflasi
Retaliasi produk ekspor Indonesia
Kinerja ekspor Indonesia, Pasar tenaga kerja, Keunggulan
kompetitif
Politik Kredibilitas Internasional
Reputasi Internasional, Pengaruh Internasional,
Dukungan pada isu‐2 internasional
Dukungan Intl pada Free Trade
Sosial Tingkat Kriminalitas
Kesejahteraan
Op p
o rt
u n
it y
Ekonomi Globalisasi
Dukungan pengembangan tekno.
Politik Popularitas politik domestik
Pemilu legislatif 2014, Pemilu presiden 2014, Persiapan
kebijakan pem yad Praktek Perdagangan Intl
Promosikan free trade, Meningkatkan fair trade, Peran
kepemimpinan di WTO Sosial
Ri sk
Ekonomi Dukungan internasional
Infrastruktur Industri Domestik
Lapangan kerja, Pekerjaan lain terkait, Dukungan ekonomi
pada peningkatan teknologi Kepemimpinan WTO
Politik Kredibilitas Global
Sosial
Semua Network Alternative
Penerapan Tarif Bea Masuk, Dukungan Kebijakan Moneter,
Pengembangan Produk Alternatif
3.6 Jejaring keyakinan Bayesian  Bayesian Belief Network