Gambar 33 Hasil simulasi peringkat kebijakan pada elemen Risks
7.4 Simulasi model sistem dinamis
Sebagai  model  simulasi  utama,  pemodelan  sistem  dinamis  terdiri  dari  interface utama berupa grafik supply-demand seperti pada Gambar 34. Pada interface terlihat bahwa
permintaan  akan  gula  dan  pasokan  dari  waktu  ke  waktu  mengalami  surplus  dan  difisit. Perilaku ini sejalan dengan karakteristik agroindustri gula tebu yang merupakan komoditas
musiman.
Gambar 34 Interface utama model sistem dinamis pengembangan agroindustri gula tebu
Penelitian  ini  dapat  menggunakan  benchmarking  sebagai  dasar  simulasi  berupa rencana aksi swa sembada Pabrik Gula BUMN hingga tahun 2014, seperti di Tabel 10.
Tabel 10 Rencana aksi pabrik gula BUMN
Kegiatan Satuan
2010 2011
2012 2013
2014
Perluasan Areal Ha
6,561 1,236
18,423 7,059
9,924 Bongkar Ratoon
Ha 36,932
39,473 43,187
44,254 45,983
Rawat Ratoon Ha
88,764 86,474
94,544 96,645
98,374 Penyediaan Kebon Bibit Dasar
Ha 10,442
11,050 11,414
11,487 12,072
Penyediaan Pupuk Ha
243,346 247,862
257,571 262,203
270,164 Kredit Usaha Tani Tebu
Ha 153,154
154,646 156,640
159,933 165,888
Zat Pemacu Kemasakan Ha
54,157 61,929
6,489 66,646
69,129 Sarana Irigasi  Lebung
Ha 29,783
38,537 43,874
49,149 53,184
Peningkatan Kapasitas 14
13 17
13 13
Rehabilitasi Pabrik 16
18 19
16 15
Merger, Amalgamasi pabrik -
2--1 4 --2
5--2 -
Peningkatan Kualitas Gula 11
17 19
18 17
Pembangunan Pabrik Etanol -
- 1
1 1
Pembangunan Pabrik Pupuk -
- 2
3 1
Sumber: Revitalisasi Industri Gula BUMN 2010-2014
7.5 Hasil simulasi
Tahun  2010  merupakan  tahun  penting  untuk  melakukan  evaluasi  kinerja agroindustri  gula  pada  rentang  waktu  dekade  2010.  Selanjutnya  berdasarkan  asumsi
rencana  aksi  pengembangan  pada  Tabel  10,  maka  dilakukanlah  simulasi  yang  hasilnya tertuang pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil simulasi berdasarkan rencana aksi  PG BUMN tahun 2014
Pabrik Gula BUMN
Luas Lahan ha Hasil Tebu Ton
Kapasitas TCD Gula Ton
Rendemen 2010
Riel 2014
Target 2010
Riel 2014
Target 2010
Riel 2014
Target 2010
Riel 2014
Target 2010
Riel 2014
Target
PTPN II 8,361
8,991 515,390
597,478 3,563
4,547 31,000
43,615 6.00
7.30 PTPN VII
29,114 31,309
1,980,497 2,295,939
8,439 10,771
132,062 189,949
6.80 8.30
PTPN IX 31,694
34,083 2,239,284
2,595,944 12,339
15,748 129,355
224,244 7.10
8..60 PTPN X
74,670 80,298
6,281,500 7,281,980
36,348 46,390
410,817 620,175
7.00 8..50
PTPN XI 66,374
71,371 5,570019
6,457,179 33,841
43,191 318,514
463,513 5.90
7.20 PTPN XIV
11,470 12,335
570,410 661,262
3,222 4,112
27,312 43,444
5.40 6.60
PT. RNI 64,897
69,789 5,707,400
6,616,441 29,966
38,245 334,916
491.045 6.10
7..40
Total 286,580
308,789 22,864,500
26,506,222 127,718
163,004 1,356,076
2,075,984 6.33
7.7
Perubahan 108
116 128
153 122
Secara  konsolidasi  luas  lahan  pada  tahun  2014  diperkirakan  mengalami peningkatan  8    dari  sejak  tahun  2010  atau  menjadi  seluas  308,580  ha.  Dengan  asumsi
pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan, maka diprakirakan tingkat produktifitas hasil panen tebu dapat naik hingga 16, pada tahun 2014. Pada tahun yang sama, dengan
menerapkan  program  peningkatan  kapasitas  pabrik  dan  revitalisasi  permesinan  dan pembangunan  pabrik  baru,  maka  diprakirakan  kapasitas  giling  dapat  meningkat  28
sehingga  dapat  mencapai  total  kapasitas  163,004  ton  cane  per  day.    Diharapkan  bila program  kerja  dapat  dilaksanakan  dengan  baik,  maka  tingkat  rendemen  dapat  dinaikan
sebesar  22  sehingga  rata-rata  rendemen  dapat  mencapai  7.7  .    Akibat  dari  kenaikan rendemen  adalah  meningkatnya  kenaikan  produk  gula  kristal  putih  sebesar  53  sejak
angka awal tahun 2010 yaitu mencapai 2,075,984 ton pada tahun 2014.
9  KESIMPULAN DAN SARAN
9.1   Kesimpulan