2.2 Sistem dinamis: kompleksitas detail Detail Complexity System
Bila membahas sistem kompleks dalam kaitan dengan pengambilan keputusan, maka pada umumnya yang muncul pertama adalah mengaitkan kompleksitas dengan
unsur  banyaknya  komponen  peubah  dalam  sistem,  atau  banyaknya  kombinasi  bagi pengambil  keputusan  yang  harus  diperhitungkan.    Kompleksitas  sistem  semacam  ini
termasuk  kategori  detail  complexity  system  yaitu  sistem  kompleks  yang  ditandai banyaknya  hal-hal  rinci  dan  atau  banyaknya  probabilitas  kombinasi  solusi.  Teladan
sederhana  yang  dapat  ditemui  sehari-hari  adalah  sistem  penentuan  jadwal penerbangan di suatu bandar udara yang sangat sibuk Sterman, 1989.
2.3 Sistem dinamis: kompleksitas dinamis Dinamic Complexity System
Demikian  sebaliknya  suatu  sistem  kompleks  dapat  terjadi  pada  kondisi  yang kurang  detail,  tidak  terlalu  rinci,  dan  berpeluang  kombinasi  solusi  yang  tidak  terlalu
tinggi.      Dalam  sistem  seperti  ini  ciri  kompleksitas  terletak  pada  eksistensi  interaksi yang terus menerus antara para agen pihak yang terkait. Sitem kompleks ini disebut
dynamic  complexity  sistem.  Teladan  standar  dapat  dilihat  pada  kasus  perusahaan minuman  The Beer Distribution Game Sterman, 1989 yang menggambarkan proses
produksi  dan  distribusi  produk  barang  konsumsi,  dengan  kompleksitas  tiap-tiap  lini sejak  proses  pengadaan  bahan  baku,  proses  produksi  di  pabrik  hingga  distribusi  ke
konsumen.    Teladan  ini  menggambarkan  sebuah  sistem  yang  tidak  kompleks  bila dilihat  pada  sisi  banyaknya  komponen,  namun  sangat  kompleks  bila  ditelaah  sisi
interaksi yang  tanpa henti dari para pihak terkait. Penelitian  ini  akan  menggunakan  kedua  buah  pendekatan  di  atas,  dengan
penekanan  lebih  terfokus  pada  pendekatan  dynamic  complexity  system  untuk menjawab  persoalan  penyelarasan,  sinkronisasi,  dan  interaksi  antar  pelaku  pada
agroindustri  gula  tebu.  Teladan  dapat  dilihat  pada  sensitifitas  akibat  dan  pengaruh keterlambatan  kebijakan  time  delay  terhadap  produktifitas  tebu,  perubahan  harga,
dan perubahan supply-demand secara keseluruhan.
2.4 Resistensi perubahan