6.1.2  Formulasi permasalahan
Secara  teoritis  setelah  mengetahui  prioritas  kebutuhan  masing-masing  elemen pembentuk sistem diketahui adalah permasalahan endogen akibat dari konflik kepentingan
antar elemen.  Selain itu agroindustri gula tebu baik pada tingkat mikro maupun nasional, menghadapi permasalahan dan tantangan generik berupa:
a.  Permasalahan pada ranah perkebunan -  Keterbatasan  informasi,  pengetahuan,  permodalan  petani  tebu  khususnya  pada
kegiatan khas bidang pembenihan yaitu saat bongkar ratoon dan rawat ratoon -  Kurangnya  penciptaan  dan  persediaan  bibit  unggul  baru  yang  adaptif  terhadap
lingkungan hidupnya lahan, cuaca, hama -  Permasalahan  input  sarana  produksi  yang  menyimpang  dari  kewajaran  biaya,
kualitas, dan waktu sedia Cost, Quality, Time delivery -  Fasilitas irigasi yang semakin menurun kualitas dan efisiensi
-  Kelangkaan tenaga kerja di beberapa tempat b.  Permasalahan pada ranah pabrik pengolahan
-  Keterbatasan kapasitas giling pabrik, menurunkan daya saing -  Permasalahan  generik  efisiensi  pabrik  yang  semakin  menurun  karena  penuaan
mesin tidak diimbangi peremajaan -  Kualitas  gula  rendah  dengan  ICUMSA    150  IU  sehingga  mendekati  kualitas
gula mentah impor. -  Biaya produksi pabrik merangkak naik
-  Belum  berkembangnya  pilihan  alternatif  produk  baru  diversifikasi  barbasis bahan baku tebu.
c.  Tantangan revitalisasi dan rancangan revitalisasi -  Perluasan lahan tanam dan peningkatan produktifitas sehingga hasil panen tebu
dapat meningkat dari rata-rata 80 ton ha di tahun 2010 menjadi 85 ton hektar di tahun 2014
-  Peningkatan rendemen dari rata-rata 6 menjadi 8.5 pada tahun 2014 -  Restrukturisasi  pabrik  gula  dengan  proses  penggabungan  operasional  dan
managerian sehingga efisiensi meningkat -  Peningkatan peran Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan kualitas SDM
6.1.3  Identifikasi sistem 1  Causal Loop
Dalam identifikasi sistem akan digambarkan hubungan sebab akibat. Penelitian ini menggunakan  alat  bantu  software  Netica  yang  mengoperasikan  jejaring  hubungan  sebab
akibat disertai probabilitasnya seperti pada Gambar 17.
Gambar 17 Diagram sebab akibat menggunakan software Netica Penelitian  ini  secara  rinci  akan  memfokuskan  hubungan  sebab  akibat  pada
subsistem petani tebu sebagai titik awal yang akan mempengaruhi rangkaian kinerja sub- sistem  selanjutnya.  Tingkat  produktifitas  dan  peningkatan  tingkat  produktifitas  akan
dijadikan sebagai akibat akhir dari hubungan sebab-akibat subsistem petani tebu.  Hal ini sesuai  dengan  hasil  prioritas  utama  simulasi  ISM  yang  menempatkan  Peningkatan
Produktifitas  sebagai  titik  awal  upaya  pengembangan  agroindustri  gula  tebu.    Dengan demikian  penggunaan  alat  penelitian  ini  dapat  saling  mengisi  kait  terkait  saling
mempertajam proses pengambilan keputusan yang kompleks. Pemodelan  jejaring  keyakinan  Bayesian  menempatkan  Peningkatan  Produktifitas
sebagai  tujuan.    Dalam  penelitian  ini  peningkatan  produktifitas  didefinisikan  sebagai peningkatan  hasil  panen  tebu  yang  dinyatakan  dengan  ton  hektar  dan  tingkat  rendemen,
meskipun  keduanya  tidak  dihitung  secara  rinci.    Produktifitas  merupakan  akibat  dari elemen-elemen:
a.  Subsidi input produksi b.  Konservasi tanah
c.  Irigasi buatan d.  Input benih ratoon
e.  Perluasan lahan f.  Kecocokan lahan tanam
g.  Kondisi alam dan cuaca h.  Ketersediaan dan tingkat kemempuan SDM
i.  Pemberantasan gulma tanaman pengganggu j.  Pemberantasan hama tanaman
k.  Tata kelola pemupukan
2  Diagram input-output
Tahap lanjutan setelah tahap hubungan sebab akibat adalah tahap membuat diagram input-output,  seperti  pada  Gambar  18.    Dalam  penelitian  ini  ada  kebaruan  yaitu
dimasukanya  peubah  kondisi  cuaca  yang  sebelumnya  diperlakukan  sebagai  peubah  input eksogen  tak  terkendali  Chaidir,  2007  ke  dalam  peubah  input  terkendali  dan  di  dalam
pemodelan Jejaring Keyakinan Bayesian diklasifikasi sebagai Faktor Pengendali.
Gambar 18  Diagram input output sistem dinamis pengembangan agroindustri gula tebu
Pada  Gambar  18  di  atas  menunjukan  peubah  Pengelolaan  Cuaca  dimasukan  ke dalam input terkendali dan peubah ini dimasukan ke dalam pemodelan Jejaring Keyakinan
Bayesian sebagai upaya pengelolaan resiko risk mitigation.
6.2 Rancang Bangun Model