Untuk memenuhi persaratan validasi model, maka dilakukanlah pengujian secara terus menerus yang hasilnya digunakan untuk menyempurnakan perhitungan
dalam komputerisasi. Adapun cara pengujian validasi untuk menjamin kehandalan model, maka dilakukan uji keabsahan tanda-tanda aljabar, pangkat, besaran order of
magnitude, hubungan fungsional: linier, eksponensial, logaritmik, arah perubahan peubah seiring penggantian input atau parameter, dan pengamatan nilai batas peubah
sesuai nilai batas parameter sistem Selanjutnya Sargent 2001 yang merujuk Schlesinger et al. 1979
menjelaskan bahwa validasi model berbasis komputer dimaksudkan agar bila model diaplikasikan dalam dunia nyata maka akan menghasilkan akurasi dan konsistensi
hasil yang memuaskan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh model tersebut. Proses verifikasi dan validasi dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus
serta dilakukan pada tiap-tiap tahapan pemodelan, seperti tahap penyusunan konsep, penyiapan operasional, pengolahan data, hingga proses simulasi.
4.2.7 Analisis sensitivitas
Berbagai peubah dalam model akan memberikan pengaruh yang beragam. Untuk mengetahui peubah mana yang paling berpengaruh, kurang berpengaruh atau
lemah pengaruhnya terhadap peubah dependen, maka diperlukan analisis sensitivitas. Pelaksanaan analisis akan diprioritaskan pada peubah yang menonjol pengaruhnya
terhadap keseimbangan supply dan demand gula. Peubah yang kurang berpengaruh terhadap keseimbangan supply dan demand
gula nasional tidak akan diprioritaskan sebagai unsur pendukung strategi pengembangan dan kebijakan.
4.2.8 Analisis stabilitas
Pemodelan yang baik adalah yang dapat menghasilkan model yang stabil. Kriteria stabilitas dilihat dari sejauh mana model yang dibangun dapat berperilaku
konsisten bila model diberi parameter yang acak. Pemberian nilai parameter yang acak dilakukan hingga berada di luar batas tertentu sehingga memenuhi perilaku acak
dan tidak berpola secara realistik. Adapun parameter yang akan diberi nilai acak di luar batas sebagai
pengecekan analisis stabilitas antara lain adalah kuantitas permintaan gula, dan harga gula yang dipasang pada level ekstrim dengan nilai amat rendah atau amat tinggi.
4.2.9 Aplikasi model
Aplikasi Model merupakan tahap pengoperasian model hasil rancang bangun untuk melihat secara teliti strategi pengembangan dan kebijakan agroindustri gula
tebu, seperti pada : a. Strategi pengembangan produksi gula domestik dari sisi perkebunan
tebu, pabrik gula putih guna mengantisipasi dinamika perubahan pasar dan permintaan dalam negeri.
b. Kebijakan Moneter berupa tingkat suku bunga, tingkat valuta asing, dan pemberian fasilitas pendanaan bagi agroindustri gula untuk
mengantisipasi dinamika supply-demand gula domestik maupun internasional
c. Kebijakan Fiskal berupa seluruh kebijakan yang terkait dengan sektor riel untuk mengantisipasi kelancaran produksi, distribusi, tata niaga
ekspor-impor, tata kelola kelembagaan. d. Strategi pengelolaan usaha yang kompetitif melalui segmentasi
produk, segmentasi bentuk usaha, penciptaan merek dagang, modifikasi teknologi dan modifikasi input produksi sehingga
menghasilkan alternatif output produksi yang berdaya saing. e. Strategi management mutu, pengendalian biaya, efisiensi rantai
pasok, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan tata kelola perkebunan yang baik, serta praktek pabrikasi yang efisien.
4.2.10 Simulasi model