PENDAHULUAN LANDASAN Penilaian Jaminan Properti di BTN Syariah (Studi Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pembantu Syariah Ciputat Tangerang Selatan)

13

BAB II LANDASAN TEORETIS TENTANG JAMINAN, JASA PENILAIAN,

PEMBIAYAAN DAN AKAD MURABAHAH A. Jaminan

1. Pengertian Jaminan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jaminan diartikan sebagai tanggungan atas pinjaman yang diterima. 12 Jaminan atau agunan merupakan hal yang paling diutamakan untuk mendapatkan keyakinan bagi bank atas dana yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan dengan tujuan apabila terjadi kemacetan maka jaminan atau agunan tersebut dapat dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha bank. Secara umum barang yang dijadikan agunan adalah real properti atau properti yang berupa tanah dengan segala sesuatu yang melekat padanya. Jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu “Zekerheid” atau “Cautie”. Zekerheid atau “Cautie” mencakup secara umum cara-cara pembiayaanur menjamin dipenuhinya tagihannya, disamping pertanggung jawaban umum debitur terhadap hutang-hutangnya. 13 Selain istilah jaminan, dikenal juga dengan istilah agunan. Hadisoeprapto mengemukakan bahwa Jaminan pembiayaan ialah segala sesuatu yang diberikan kepada pembiayaan untuk menimbulkan keyakinan 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2008, h.500. 13 Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 21. bahwa debitur akan memenuhi kewajiban, yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan. 14 Kartono menyatakan bahwa Jaminan dalam suatu pemberian pembiayaan merupakan suatu usaha dari pembiayaan untuk memperkuat kedudukannya sebagai pembiayaan dalam arti mendapat Jaminan yang lebih kuat walaupun hak-hak pembiayaanur pada umumnya sudah dijamin oleh kekayaan debitur baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari sesuai dengan ketentuan Pasal 1131 dan ketentuan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 15 Jaminan pembiayaan atau pembiayaan berdasarkan pernyataan Djamil 16 adalah keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah mudhorib untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Menurut arti luasnya jaminan pembiayaan atau pembiayaan meliputi watak, modal, agunan, dan prospek usaha shahibul maal. Dalam arti sempit adalah agunan. Jaminan merupakan salah satu bagian penting dalam proses penawaran jasa konstruksi. Pada umumnya penawar peserta lelang harus menyerahkan jaminan sebagai syarat dari penyerahan penawaran proyek. Untuk memberikan perlindungan secara financial dan legal hukum kepada pemilik, maka jaminan yang diberikan oleh kontraktor harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan penjamin 14 Hartono Hadisoeprapto, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, Yogyakarta: Liberty, 1984, h. 50. 15 Kartono, Hak-hak Jaminan Pembiayaan, Cet. Kedua, Jakarta: Pradnya Paramita, 1977, h.11. 16 Faturrahman Djamil, Penyelesaian pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, Jakarta: Sinar Grafika. 2012, h.43.