Menurut Rivai dan Veithzal
38
, terdapat tiga prinsip pembiayaan dalam melakukan akad pada lembaga keuangan syariah, yaitu:
1. Prinsip bagi hasil atau syirkah profit sharing Fasilitas pembiayaan yang disediakan oleh lembaga keuangan syariah tersebut
berupa uang tunai atau barang yang dinilai dengan uang. Fasilitas pembiayaan apabila dilihat dari sisi jumlah, dapat menyediakan sebagian atau 100 dari
modal yang diperlukan. Apabila dilihat dari sisi bagi hasilnya, ada dua jenis, yaitu revenue sharing atau profit sharing. Sedangkan dalam hal persentase
bagi hasilnya dikenal dengan nisbah, yang dapat disepakati dengan nasabah pada saat akad pembayaran.
2. Prinsip jual-beli Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang. Tingkat keuntungan banklembaga keuangan syariah ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang di jual.
3. Prinsip sewa-menyewa Prinsip sewa-menyewa merupakan pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
38
Rivai dan Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori dan Praktik, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 2008, h.23.
D. Akad Murabahah
Murabahah yang berasal dari kata “ribh” keuntungan adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli
39
. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.Kedua pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunya kad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan bi tsaman ajil. Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh
40
. Murabahah adalah akad jual beli barang antara pihak bank dan nasabah
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati
41
. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04 DSN-MUIIV2000 tanggal 1 april dipaparkan tentang ketentuan umum murabahah dalam
bank syariah yang isi sebagai berikut: 1 Bank dan nasabah harus melakukan Akad Murabahah
yang bebas riba, 2 Barang yang
39
Yurista Pradana, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah studi kasus; BTN Syariah Cabang Gubeng Surabaya, Surabaya. Jurnal Universitas Negeri, 2013, h.12.
40
Ahmad Rodoni, Lembaga Keuangan, Jakarta: Zikrul Hakim. 2008, h.23.
41
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta:Buku Andalan. 2001, h.101.
diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat islam, 3 Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati
kualifikasinya, 4 Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba, 5 Bank harus
menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara berhutang, 6 Bank kemudian menjual barang
tersebut kepada nasabah denga harga jual senilai harga beli ditambah margin keuntungan, bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang
kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
42
Contoh transaksi murabahah: Misalkan seorang nasabah ingin memilki sebuah motor. Ia dapat datang ke bank syariah dengan memohon agar bank
membelikannya. Setelah diteliti dan dinyatakan dapat diberikan, bank membelikan motor tersebut dan diberikan kepada nasabah. Jika harga motor 4 juta
dan bank ingin mendapat keuntungan 800 ribu selama 2 tahun, harga yang ditetapkan kepada nasabah seharga 4,8 juta. Nasabah dapat mencicil pembayaran
tersebut 200 ribu per bulan
43
.
42
Yurista Pradana, Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah studi kasus; BTN Syariah Cabang Gubeng Surabaya, Surabaya: Jurnal Universitas Negeri, 2013, h.13.
43
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Jakarta:Buku Andalan. 2001, h.171.
40
BAB III GAMBARAN UMUM BTN SYARIAH DAN KANTOR JASA PENILAI
PUBLIK A. Bank BTN Syariah
BTN Syariah merupakan Strategic Business Unit dari bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14
Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta.
44
Pembukaan SBU strategic business unit ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan syariah dan memperhatikan
keunggulan prinsip perbankan syariah, adanya fatwa mui tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004
1. Tujuan pendirian BTN Syariah;
a. Untuk memenuhi kebutuhan bank dalam mamberikan pelayanan jasa keuangan syariah
b. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha bank c. Meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi perubahan lingkungan
usaha d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah
dan pegawai.
44
Bank Tabungan Negara, Tentang Kami, artikel diakses pada 03 Agustus 2016 dari www.btn.co.idsyariahTentang-KamiProfil-BTN-Syariah
.