Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Bank pelaksana Program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Hal ini tentu saja dikarenakan reputasi Bank BTN yang sangat baik dalam pembiayaan KPR.
Pangsa pasar pembiayaan KPR subsidi Bank BTN sebesar 98. Memiliki relationships yang kuat dengan para stakeholders bisnis perumahan yang
memungkinkan Bank BTN menjadi integrator sisi supply dan sisi demand bisnis perumahan. Bank BTN telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 3.000
pengembang perumahan seluruh Indonesia untuk membiayai lebih dari 600.000 unit KPR di tahun 2015.
5
Unit Usaha Syariah Bank BTN menawarkan layanan finansial yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dengan berbagai Produk Pembiayaan dan Produk
Pendanaan. Pada tahun 2014 realisasi pembiayaan KPR BTN Syariah mencapai Rp. 615.797,- Triliun, dan pada tahun 2015 realisasi pembiayaan KPR BTN
Syariah Rp. 1.052.338,- Triliun.
6
Jika dilihat dari data diatas, terlihat bahwa realisasi pembiayaan KPR BTN Syariah rata-rata mengalami peningkatan di setiap tahunnya, dengan adanya
peningkatan realisasi pembiayaan KPR tersebut maka kebutuhan akan penilai jaminan pun akan mengalami peningkatan. Setiap transaksi pembiayaan KPR di
BTN Syariah membutuhkan penilai jaminan dalam proses tahapan pencairan dana pembiayaan KPR tersebut.
Menurut data Kementerian Keuangan Bidang Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai jumlah Kantor Jasa Penilai Publik KJPP yang telah memperoleh
izin dari Menteri Keuangan pada tahun 2015 yakni sebanyak 385 orang yang
5
PT. BTN Syariah, Laporan Tahunan 2015, Jakarta: BTN Syariah, 2015, h.20.
6
PT. BTN Syariah, Laporan Tahunan 2015, Jakarta: BTN Syariah, 2015, h.167.
mempunyai atau menjadi rekan pada 118 KJPP dan 83 Cabang KJPP serta 138 Kantor perwakilan KJPP diseluruh Indonesia.
7
Transaksi pembiayaan KPR di BTN Syariah memiliki dua sistem penilaian jaminan dalam proses pencairan dana pembiayaan KPR tersebut, yakni sistem
penilaian jaminan yang dinilai oleh pihak bank internal dengan sistem penilaian jaminan yang dinilai oleh pihak KJPP eksternal. Dari dua sistem tersebut
memiliki perbedaan dalam menilai jaminan. Perbedaannya terletak pada standar oprasional penilaian yang dilakukan oleh dua pihak penilai tersebut.
Dengan adanya latar belakang dan permasalahan yang menyangkut penilaian jaminan yang dilakukan penilaian jaminan internal bank dan penilaian jaminan
eksternal bank, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai penilaian jaminan properti pada akad murabahah di BTN Syariah, dengan judul
skripsi : PENILAIAN JAMINAN PROPERTI DI BTN SYARIAH STUDI PADA BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG PEMBANTU
SYARIAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN”.