Ketersediaan Air Ketersediaan Air dan Air Tanah

Sumber: KLH Bogor tahun 2010 Gambar 2 Siklus air dan kemungkinan terjadinya pencemaran mata air dan air sumur gali penduduk 7

2.1.2 Air Tanah dan Air Tanah Dangkal

Menurut Suripin 2004 air tanah merupakan sumber air terbesar di planet bumi, mencakup kira-kira 30 dari total air tawar atau 10,5 juta km 3 . Akhir- akhir ini pemanfaatan air tanah meningkat secara cepat, bahkan di beberapa tempat tingkat eksploitasinya sudah sampai tingkat yang membahayakan. Air tanah dapat diambil melalui air sumur terbuka dan sumur tabung. Kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih, dibanding air permukaan karena mempunyai keuntungan sebagai berikut: a. Tersedia dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga kebutuhan bangunan pembawadistribusi lebih murah b. Debit produksi sumur biasanya relatif stabil c. Lebih bersih dari bahan cemaran polotan permukaan d. Kualitas lebih seragam e. Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut, atau tumbuhan binatang air Pandia 1996 menyatakan bahwa air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah bagian dari air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dan mengisi sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase, bawah tanah. Air ini secara alami dapat mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan Kodoatie 1991 Menurut Sosradorsono 1999 air tanah dangkal adalah air yang bergerak dalam tanah terdapat dalam ruangan antar butir-butir tanah yang membentuk didalam retak-retak dari batuan. Menurut Sutrisno dan Suciati 1991, air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan dan sebagian bakteri akan tertahan, sehingga air tanah akan jernih, dan lebih banyak mengandung zat kimia garam-garam yang terlarut karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing- masing lapisan tanah. Lapisan tanah berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan yang terus berlangsung pada permukaan air yang dekat muka tanah, kemudian bertemu lapisan rapat air, maka air akan terkumpul disebut air tanah dangkal. Kodoatie 1999 menjelaskan bahwa air tanah dangkal terjadi pada perepasan air permukaan tanah, diperoleh pada kedalaman 15 m kualitasnya kurang karena tergantung musim.

2.2 Kualitas Air untuk Air Minum

Kualitas air yang dapat dikonsumsi untuk air minum yang diperoleh dari air haruslah berupa air bersih. Air bersih merupakan air yang tidak menimbulkan efek pada kesehatan. Bila dikonsumsi harus memenuhi syarat sesuai standar air minum yaitu: memenuhi syarat kesehatan, yaitu mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Untuk mencegah adanya penyediaan atau pembagian air minum untuk umum yang tidak memenuhi syarat kesehatan, maka pemerintah mengeluarkan peraturan berkenaan dengan air yaitu baku mutu kelas I, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Persyaratan kualitas air dapat dibagi atas: kualitas fisika, kualitas kimia dan kualitas mikrobiologi. Kualitas fisika terdiri dari suhu, warna, bau dan rasa.Peruntukan air minum bagi masyarakat menuntut persyaratan yang tinggi. Karena menyangkut kehidupan manusia secara langsung jangan ada peluang terjadinya penguraian bahan yang membahayakan. Ada dua macam akibat yang dapat terjadi jika kendala tersebut dilewati, yaitu akan segera tampak akut dan secara perlahan- lahan penampakannya dalam waktu yang lama kronis. Supaya kemungkinan timbul akibat akut dan kronis mendorong ditetapkan peraturan air bersih yang aman untuk penggunaan air minum. Sebagai dasar penetapan baku mutu air telah ditetapkan berdasarkan: a. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Presiden RI b. Peraturan Menteri Kesehatan no. 416Men.KesPer.IX1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sesuai PP RI No. 82 Tahun 2001 pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Presiden RI disebutkan bahwa klasifikasi baku mutu air ditetapkan menjadi empat kelas. Kualitas air baku. Pemeriksaan kualitas air baku air minum dilakukan minimal dua kali pertahun, meliputi parameter: E.Coli, pH, bahan organik, alkalinitas. Kesadahan total, CO 2 , suhu, DHL, besi dan mangan.