Air Tanah dan Air Tanah Dangkal

2.2 Kualitas Air untuk Air Minum

Kualitas air yang dapat dikonsumsi untuk air minum yang diperoleh dari air haruslah berupa air bersih. Air bersih merupakan air yang tidak menimbulkan efek pada kesehatan. Bila dikonsumsi harus memenuhi syarat sesuai standar air minum yaitu: memenuhi syarat kesehatan, yaitu mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Untuk mencegah adanya penyediaan atau pembagian air minum untuk umum yang tidak memenuhi syarat kesehatan, maka pemerintah mengeluarkan peraturan berkenaan dengan air yaitu baku mutu kelas I, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Persyaratan kualitas air dapat dibagi atas: kualitas fisika, kualitas kimia dan kualitas mikrobiologi. Kualitas fisika terdiri dari suhu, warna, bau dan rasa.Peruntukan air minum bagi masyarakat menuntut persyaratan yang tinggi. Karena menyangkut kehidupan manusia secara langsung jangan ada peluang terjadinya penguraian bahan yang membahayakan. Ada dua macam akibat yang dapat terjadi jika kendala tersebut dilewati, yaitu akan segera tampak akut dan secara perlahan- lahan penampakannya dalam waktu yang lama kronis. Supaya kemungkinan timbul akibat akut dan kronis mendorong ditetapkan peraturan air bersih yang aman untuk penggunaan air minum. Sebagai dasar penetapan baku mutu air telah ditetapkan berdasarkan: a. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Presiden RI b. Peraturan Menteri Kesehatan no. 416Men.KesPer.IX1990 syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sesuai PP RI No. 82 Tahun 2001 pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Presiden RI disebutkan bahwa klasifikasi baku mutu air ditetapkan menjadi empat kelas. Kualitas air baku. Pemeriksaan kualitas air baku air minum dilakukan minimal dua kali pertahun, meliputi parameter: E.Coli, pH, bahan organik, alkalinitas. Kesadahan total, CO 2 , suhu, DHL, besi dan mangan.

2.2.1 Kualitas Fisika Air

a. Warna

Air yang mengandung warna disebabkan oleh jenis-jenis tertentu dari bahan-bahan organik yang terlarut dalam koloid yang terbilas dari tanah atau tumbuhan membusuk. Selain itu limbah dari kegiatan industri sering menjadi penyebab dari adanya warna air. Kekeruhan air mengurangi kejernihan air yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi seperti liat, lumpur, zat organik, plankton dan zat-zat halus lainnya. Tingkat kekeruhan tergantung pada kehalusan partikel-partikel dan konsentrasinya. Analisis zat padat dalam air sangat penting untuk penentuan komponen- komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses- proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu bersifat organis maupun anorganis. Zat padat terendap adalah zat padat yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya. Warna disebabkan oleh zat organik yang berwarna seperti asam humus yang disebabkan oleh adanya zat besi. Mangan tembaga dan adanya buangan industri. Fardiaz 1992 membedakan warna atas dua macam yaitu warna sejati true color dan warna semu apparent colour yang disebabkan oleh adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan yang tersuspensi. Termasuk didalamnnya yang bersifat koloid. Berdasarkan alasan kesehatan Dinas Kesehatan air minum tidak berwarna.

b. Bau

Bau dan rasa air disebabkan oleh adanya bahan organik yang membusuk atau bahan kimia mudah menguap. Air minum harus bebas dari bau, rasa dan warna. Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, gangguan plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup atau yang sudah mati. Air yang berbau suflit dapat disebabkan oleh reduksi