Kualitas Mikrobiologi Air Minum
Tabel 1 Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agentnya
Sumber: Slamet 1994 2.3. TPA dan Pencemaran Air
Sampah adalah limbah padat atau setengah padat yang berasal dari kegiatan manusia dalam lingkungan, yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, dapat
dibakar dan tidak dapat dibakar, yang tidak termasuk kotoran manusia. Menurut Tchobnoglous dan Theisen 1997, sampah adalah benda sisa yang tidak dipakai
dan harus dibuang. Sampah merupakan segala bentuk buangan padat yang sebagian berasal dari aktivitas manusia. Menurut Benni 1986, sampah adalah
buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas domestik, komersial, pertanian, pelayanan umum, pembangunan, pertambangan, industri dan lain-lain
ataupun bahan buangan yang berasal dari suatu proses alami yang mungkin terjadi. Menurut Wardana 2004, sampah domestik lebih banyak didominasi oleh
bahan organik dan anorganik yang sering dinamakan Anthropogenik polutan. Penamaan seperti ini membedakan bahwa selain manusia masih ada juga mahluk
hidup lainnya yang menghasilkan limbah. Agent
Penyakit Virus:
Rotavirus V. Hepatitis A
V. poliomyelitis Diare pada anak
Hepatotis A Polio myelitis anterior acuta
Bakteri: Vibrio cholera
Escherichia coli Enteropatogenik
Salmonella typhi Salmonella paratyphi
Shigella dysenteriae Cholera
Diare Dysentterie Typhus abdominalis
Paratyphus Dysenterie
Protozoa: Entamoeba histolytica
Balantidia coli Giardia lamblia
Dysentrye amoeba Balantidiasis
Giardiasis
Metazoan: Ascaris lumbricoides
Clonorchis sinensis Diphyllobotrium latum
Taenia saginata solium Schistosoma
Ascariasis Clonorchiasis
Diphylobothriasis Taeniasis
Scistosomiasis
Peningkatan penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan rumah tangga seperti: pembersih, obat-obatan dan deterjen, sangat mempengaruhi proses- proses
yang terjadi pada sampah. Peningkatan berbagai jenis plastik telah meningkatkan berbagai bahan padat yang tidak dapat terurai dalam sampah Torrey 1979.
Sampah mempunyai bentuk bermacam-macam dan berbeda-beda baik sifat fisik maupun karakteristiknya. Bahan-bahan yang mudah terbakar atau yang
mudah membusuk. Sampah berdasarkan bentuknya dapat berupa padat, cair dan gas. Sampah padat yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan,
kotoran, ataupun benda lainnya yang bentuknya padat. Sedangkan sampah cair adalah sampah yang berbentuk cairan seperti air buangan dan air limbah yang
berasal dari pabrik, industri, pertanian, perikanan, peternakan dan manusia. Sampah gas yaitu sampah yang berasal dari knalfot kendaraan, cerobong pabrik,
dan lain sebagainya yang berbentuk gas atau asap Suriawiria 1980. Berdasarkan jenis sampah dikelompokkan menjadi dua bagian sampah organik dan anorganik.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sumberdaya alam tidak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat organik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedangkan
sebagiannya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik dan
kaleng kecuali kertas koran dan karton. Sampah koran dan karton termasuk jenis sampah organik. Jenis sampah dapat didaur ulang misalnya: gelas, kaleng dan
plastic, termasuk jenis sampah anorganik. Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar adalah sampah organik, misalnya dari sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun.
Volume sampah yang jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh melalui kunjungan ke TPA Galuga setiap hari sebanyak 420 tonhari dan pertahunnya
mencapai 155.588 tontahun. Tempat pembuangan akhir TPA sampah Galuga yang terletak di Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
memanfaatkan lahan seluas 13 ha dan yang terpakai masih 9,6 ha dengan cara sistem pengelolaan secara open dumping.
Menurut Sudarmadji dan Subekti 1997 pembuangan sampah secara rutin setiap hari ke TPA dapat menyebabkan kondisi air di sekitarnya mengalami
perubahan setelah melewati timbunan sampah tersebut. Hal ini menunjukkan kualitas air mengalami perubahan fisik, kimia dan biologi air. Pengolahan air lindi
mempengaruhi kualitas air di sekitar, karena terjadi rembesan yang terjadi pada saat hujan. Menurut Mason 1982 dikutip dari Rosalina 2003 dan Emerson
1999, umur sampah akan menentukan tingkat penguraian yang akan terjadi, sehingga mencapai kestabilan. Pada pengurai sampah organik dapat menghasilkan
zat-zat hara, zat-zat kimia bersifat toksik dan bahan-bahan organik terlarut. Semua zat tersebut akan mempengaruhi kualitas air, baik air permukaan maupun air
tanah dan peubah tersebut dapat berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiologinya.