Lokasi dan Waktu Penelitian Aspek Kajian

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tugas Akhir ini dilaksanakan di Pulau Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan Juli 2008 – Januari 2009. Kegiatan penelitian ini meliputi, pengumpulan data awal mengenai lokasi penelitian, dilanjutkan dengan pengambilan data dilapangan pada bulan Agustus – November 2008, kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang mencakup pengumpulan data dan pengolahan data, kajian pustaka, serta penulisan laporan.

B. Metode Kerja 1. Pengumpulan Data Primer

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dengan melakukan survei, yaitu pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini adalah kelompok perempuan di pulau Bunaken, Sulawesi Utara yang dalam usia produktif dan pihak yang terkait seperti Pemerintah dan swasta. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan melakukan survei dan wawancara tehadap panelis stakeholders yang terdiri atas pihak pemerintah dan swasta guna mengetahui persepsi mereka terhadap pengembangan usaha mikro khususnya dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan pola pengembangan yang cocok diterapkan pada lokasi penelitian serta menggunakan kuisioner yang telah disediakan. Penentuan sampel digunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu disengaja berdasarkan kuisioner Sumarni dan Wahyuni. 2006; Nazir. 1988. Artinya, responden yang dipilih sesuai dengan kebutuhan data peneltian, yaitu kaum perempuan di Pulau Bunaken yang memilikimenjalankan usaha kecil serta pihak terkait lainnya. Selain itu juga dilakukan observasi dengan tujuan mengetahui keadaan lokasi, gambaran kondisi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan di pulau Bunaken secara umum khususnya para perempuan yang memiliki usaha mikro, pengamatan bentuk kegiatan industri perikanan, dan kegiatan- kegiatan masyarakat pulau Bunaken secara umum.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari data tertulis yang dapat dipercaya kebenarannya. Data sekunder juga dikumpulkan dari data studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari kepustakaan yang menunjang dan berhubungan dengan masalah atau dengan topik yang akan dibahas dan mempunyai manfaat sebagai data aktual. Data lainnya yang dikumpulkan adalah data umum seperti potensi sumber daya lokal daerah, potensi dan jenis usaha kecil, potensi dan jenis usaha kecil perikanan, potensi perikanan, kondisi ekosistem serta pendapatan masyarakat setempat yang diperoleh dari instansi dan lembaga yang berkait dengan perikanan seperti Dinas Perikanan Kota Manado Sulawesi Utara dan Departemen Kelautan dan Perikanan.

C. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini terkait pada tujuan penelitian, yaitu 1 mengidentifikasi produk-produk usaha mikro berbasis potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil, 2 mengidentifikasi jenis-jenis usaha mikro berbasis potensi sumberdaya lokal dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil. Tujuan 1 dan 2 akan dikaji berdasarkan aspek sosial-ekonomi-lingkungan- teknologi dengan menggunakan metode Multiple Criteria AnalysisMCA gambar 2. 3 Menganalisis pola pengembangan usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil digunakan metode Analytical Hierarchy ProcessAHP. Alur penelitian untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Ekonomi Sosial Lingkungan - Modal Usaha - Peluang Pasar - Hasil Usaha Kriteria - Penyerapan Tenaga Kerja - Tingkat Pendapatan masyarakat lokal Kriteria - Ketersediaan Bahan Baku - Kesadaran dampak lingkungan - Kontinuitas Produksi Kriteria - Sarana Prasarana - Penyerapan teknologi - Akses Informasi Kriteria MULTI CRITERIA ANALYSIS MCA Teknologi PRODUK DAN JENIS USAHA UNGGULAN POTENSI SDA DAN SDM Gambar 1. Alur Penentuan Produk Unggulan dengan MCA Data Primer - Survei - Wawancara - Kuisioner Data Sekunder - Literatur - Dokumentasi - Statistik - Data lainnya yang menunjang. Produk berbasis potensi SDM dan SDA JenisbentukUsaha Berbasis SDA lokal Scoring MCA AHP POLA PENGEMBANGAN USAHA Pengumpulan Data Gambar 2. Diagram Alur Penelitian Potensi SDA dan SDM di Pulau Bunaken Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Lingkungan Aspek Teknologi Rendahnya taraf ekonomi masyarakat di pulau kecil, kurangnya modal dalam pengembangan usaha Usaha yang dikembangkan oleh kaum perempuan yang bersifat mendukung usaha kaum pria Kurangnya pengembangan usaha dengan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal Kurangnya sarana komunikasi dan informasi mengakibatkan rendahnya penerapan teknologi dalam pengembangan usaha di pulau kecil, Sulitnya pengembangan usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau bunaken - Multi-criteria Analysis MCA - Analytical Hierarchy Process AHP 1. Produk Unggulan 2. Jenis Usaha Unggulan 3. Pola pengembangan Usaha Mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil Masalah Pendeka tan Analisis Hasil yang diharpka n Da mpa k Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan Usaha Mikro dalam Mendukung Pemberdayaan Perempuan Di Pulau Kecil Proses Hierarki Analitik PHA diharapkan dapat mengetahui persepsi atau pandangan stakeholders tentang daerah penelitian. Persepsi atau pandangan stakeholders tersebut diserap melalui pengisian kuisioner untuk masing-masing responden. Nilai yang diberikan oleh responden berdasarkan hasil perbandingan yang sesuai dengan skala nilai yang ditetapkan oleh Saaty. Prinsip penilaian PHA adalah membandingkan tingkat kepentingan prioritas antara satu elemen dengan elemen lainnya yang berada pada tingkatan atau level yang sama berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini meliputi pertimbangan aspek, kriteria yang berpengaruh dan tujuan yang hendak dicapai atau dikehendaki yaitu penentuan prioritas pola pengembangan usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil.

1. Analisis Multi Kriteria MCA

Untuk mendapatkan data pada tujuan 1 dan 2, dilakukan Inventarisasi data melalui observasi dan survei lapangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Multi Kriteria AMKMCA untuk mendapatkan produk unggulan dari potensi sumberdaya alam serta sumberdaya manusia dan jenisbentuk usaha unggulan di Pulau Bunaken. Analisis Multi Kriteria MCA adalah salah satu dari beberapa alat pengambilan keputusan yang dibuat untuk menganalisis persoalan yang bersifat multi kriteria dan komplek dengan memasukkan aspek kualitatif dan kuantitatif. Dalam kondisi dimana terdapat banyak kriteria, maka harus dilakukan suatu proses penilaian logis yang terstruktur. Kesulitan lain yang sering dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah bagaimana mencapai suatu konsensus bersama ketika kriteria ini melibatkan banyak bidang dan tujuan tertentu. MCA menyediakan suatu ruang untuk mencapai kesepakatan multi sektoral dalam menentukan nilai kepentingan relatif dari masing-masing kriteria ini. Secara garis besar kegiatan MCA terdiri atas beberapa langkah utama yakni: 1 penetapan sasaran, 2 penetapan kriteria, pembobotan weighting kriteria dan 3 penilaian scoring atas berbagai alternatif keputusan yang berkaitan dengan kriteria. Sasaran objectives ditetapkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, misalnya untuk tujuan 1 adalah potensi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia. Dengan kata lain, sasaran merupakan turunan dari tujuan atau penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan. Setelah sasaran ditetapkan, kemudian ditetapkan kriteria yang ingin diterapkan berkaitan dengan sasaran tersebut. Kriteria bisa merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau kondisi batas yang menjadi prasyarat bagi tercapainya sasaran. Kriteria dapat juga berfungsi sebagai tolok ukur bagi tercapainya sasaran yang diinginkan.

a. Kriteria penilaian MCA

Beberapa Aspek yang diamati adalah dalam penelitian ini meliputi; • Aspek Ekonomi Yang termasuk kriteria dalam aspek ekonomi adalah besarnya modal usaha, suatu usaha akan dapat berkembang dengan baik apabila memilki modal yang cukup, baik modal secara individu maupun berupa bantuan atau pinjaman. Penilaian untuk kriteria di atas dilakukan dengan metode scoring yaitu: 1 = besar; 2 = sedang; 3 = kecil. • Aspek Sosial Kriteria dari aspek sosial bisa dilihat dari penyerapanjumlah tenaga kerja ditinjau dari penilaian dan penerimaan masyarakat terhadap wirausaha wanita apakah dapat memberi kesempatan kerja perempuan dipulau kecil setempat atau tidak, juga dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja pada suatu usaha. Scoring pada untuk kriteria di atas dilakukan adalah: 1 = sangat berpengaruh; 2 = berpengaruh; 3 = cukup berpengaruh. • Aspek Lingkungan Pengaruh pada aspek lingkungan dapat dilihat dari pemanfaatan potensi sumberdaya lokal yang digunakan dalam usaha mikro. Kriteria yang dinilai adalah ketersediaan bahan baku yang ditinjau dari sumber bahan baku apakah berasal dari sumberdaya alam SDA di lokasi penelitian ataukah berasal dari luar daerah. Nilai pada aspek ini yaitu: 1 = luar seluruhnya; 2 = lokal + luar, 3 = lokal seluruhnya. Besar kecilnya potensi sumberdaya alam juga dapat dilihat dari Kriteria kontinuitas produksi suatu usaha mikro, makin besar kontinuitas suatu produksi maka akan mengakibatkan besarnya pemanfaatan potensi SDA disekitarnya. Kontinuitas produksi dihutung dari banyaknya penjualan pehariperbulannya. • Aspek Teknologi Kriteria dari aspek teknologi adalah kemampuan penyerapan teknologi; penyerapan teknologi sangatlah bergantung pada tingkat pendidikan dan kesempatan yang diperoleh wirausaha wanita misalnya adanya pembinaan dan pelatihan dari lembaga pemerintah. Scoring pada aspek teknologi yaitu: 1 = sulit, 2 = sedang, 3 = mudah. Pengembangan dan penetapan kriteria di atas kemudian dilanjutkan dengan pembobotan kriteria. Cara yang umum digunakan dalam hal ini adalah dengan memperbandingkan preferensi atau tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria satu sama lain untuk mendapatkan bobot yang proporsional antara masing-masing kriteria. Penetapan bobot weighting ini merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses MCA. Selanjutnya dilakukan penilaian scoring atas beberapa pilihan alternatif keputusan yang ada dengan menggunakan kriteria yang sudah dibobotkan pada langkah tersebut di atas. Untuk masing-masing kriteria, seluruh alternatif keputusan yang ada dinilai dan diperbandingkan. Hasil dari penilaian atas masing-masing alternatif keputusan per kriteria kemudian dikalikan dengan hasil dari pembobotan kriteria. Hasil akhirnya adalah total skor dari masing-masing alternatif keputusan. Ranking prioritas dari berbagai alternatif keputusan dapat disusun berdasarkan total skor. Secara garis besar dalam penelitian ini kegiatan MCA terdiri atas 3 langkah utama yakni:

1. penetapan sasaran; yang dimaksud sasaran dalam penelitian ini

adalah wanita pedagang dan pengusaha di pulau Bunaken. 2. penetapan kriteria, pembobotan weighting kriteria. 3. penilaian scoring atas berbagai alternatif keputusan yang berkaitan dengan kriteria. Sasaran objectives ditetapkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, misalnya untuk tujuan 1 adalah potensi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia. Dengan kata lain, sasaran merupakan turunan dari tujuan atau penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan. Setelah sasaran ditetapkan, kemudian ditetapkan kriteria yang ingin diterapkan berkaitan dengan sasaran tersebut. Kriteria bisa merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau kondisi batas yang menjadi prasyarat bagi tercapainya sasaran. Kriteria dapat juga berfungsi sebagai tolok ukur bagi tercapainya sasaran yang diinginkan. Perhitungan menggunakan Analisis Multi Kriteria Multi Criteria Analysis MCA diolah berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dari 40 responden yang merupakan wanita pengusahapedagang. Untuk mengetahui produk unggulan usaha mikro data yang diperoleh dihitung rata-ratanya dan berdasarkan nilai minimum dari dan nilai maksimum dari data maka diperoleh fungsi nilai FN Rumus menghitung FN: x - nilai min FN = ____________________ nilai max - nilai min Keterangan : X = nilai rata-rata dari masing-masing data FN = Fungsi Nilai Bobot nilai Kemudian masing-masing data nilai FN dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya produk sehingga diperoleh FN total. Kemudian diperingkat, makin besar nilai FN nya maka peringkatnya makin baikunggul.

2. AHP untuk Penentuan Pengembangan Usaha Mikro di Pulau Bunaken.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process yaitu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan suatu masalah. Masalah disederhanakan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas masalah tersebut Marimin, 2004. Dalam penelitian ini AHP digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan Pola Pengembangan usaha bagi kaum perempuan di Pulau Bunaken yang paling tepat. Prinsip Kerja AHP adalah penyederhanaan terhadap suatu persoalan yang kompleks dan yang tidak terstruktur, stratejik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Ide dasar prinsip kerja AHP adalah :

a. Penyusunan Hierarki

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki. Hierarki pengambilan keputusan dalam penentuan tujuan utama pengembangan usaha mikro di pulau Bunaken dapat dibagi dalam 4 tingkat yaitu : - Tingkat 1 fokus terhadap pola pengembangan usaha mikro di Pulau Bunaken untuk mendukung pemberdayaan perempuan. - Tingkat 2 merupakan aktorpelaku yang berperan dalam usaha mikro di Pulau Bunaken. - Tingkat 3 merupakan faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan usaha mikro di Pulau Bunaken dalam mendukung pemberdayaan perempuan. - Tingkat 4 alternatif pengembangan usaha bagi wanita pengusaha mikro di Pulau Bunaken.

b. Penilaian Kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Pembuatan skala perbandingan ditujukan untuk menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria kepentingan yang setingkat di atasnya. Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hierarki atau dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan pairwise comparation seperti tabel dibawah ini: Tabel 1. Tabel Penilaian Kriteria dan Alternatif Sumber : Saaty 1993 Tingkat kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama penting. Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain. Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lain. Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lainnya. Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting dari elemen lainnya. Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan. Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan i. Aktor atau pelaku yang berperan adalah: 1. Wanita pengusahapedagang selanjutnya dalam penelitian ini disebut wanita usahadagang adalah perempuan yang memilki usaha produsen suatu produkjenis usaha ataupun yang berprofesi pedagang atau kedua-duanya. 2. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Instansi pemerintah daerah kota Manado, sulawesi utara yang membawahi sektor perikanan dan kelautan. 3. Dinas Koperasi dan UKM adalah Instansi pemerintah daerah kota Manado, Sulawesi Utara yang membawahi sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 4. Departemen Kelautan dan Perikanan adalah Instansi Pemeritah yang membawahi bidang kelautan dan perikanan termasuk didalamnya pemanfaatan dan pengelolaan di wilayah pulau-pulau kecil. 5. LSMNGO adalah lembaga independen yang memilki keterkaitan dengan usaha mikro di pulau bunaken misalnya koperasi ataupun lembaga swadaya masyarakat lainnya.

d. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaiaan persamaan matematik. Faktor-faktor yang berperan dalam mewujudkan pengembangan usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di Pulau Bunaken adalah sebagai berikut. a. Potensi Sumberdaya Lokal. b. Sarana dan Prasarana. c. Potensi Sumberdaya Manusia. d. Potensi Teknologi. e. Peluang Pasar. f. Aspek Kelembagaan. g. Modal Usaha. Dari analisis tersebut akan diperoleh pola pengembangan usaha mikro yang dapat diterapkan, peningkatan peran kaum perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga serta peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya lokal dan pembangunan daerah yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.

e. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis Marimin, 2004. Masing-masing faktor tersebut akan dilihat tingkat prioritasnya dengan beberapa kriteria yaitu 1 tenaga kerja wanita, 2 peningkatan ekonomi keluarga, 3 peningkatan pendapatan anggaran daerah, 4 usaha mikro berkelanjutan.

D. Aspek Kajian

Aspek kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini mencakup ; 1. Aspek Ekonomi Aspek ekonomi adalah gambaran mengenai kondisi ekonomi usaha kecil di Pulau Bunaken. Pengukuran parameter ekonomi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat ekonomi suatu usaha mikro sebagai mata pencaharian alternatif MPA seperti, modal usaha, biaya produksi, dan nilai barang produk yang dijualdihasilkan. Salah satu contoh kondisi ekonomi misalnya pada biaya produksi dalam setiap pembuatan atau untuk menyelesaikan suatu produksi pasti memakai biaya produksi. Besarnya biaya produksi merupakan salahsatu penentu besarnya harga jual suatu produk. 2. Aspek Sosial Aspek sosial adalah gambaran tentang kondisi sosial dan latar budaya di Pulau Bunaken. Analisis sosial ditinjau dari penilaian dan penerimaan masyarakat terhadap pengembangan usaha mikro yaitu seberapa besar dampak sosial yang terjadi. Misalnya, banyaknya tenaga kerja yang terlibat, kesempatan kerja bagi kaum perempuan setempat, yang dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang diserap, serta pendapatan yang diterima oleh para perempuan yang bergerak dibidang usaha mikro tersebut, baik produsen maupun hanya pedagang. Kriteria penyerapan tenaga kerja dilakukan dengan melihat jumlah perempuan yang memiliki usaha ataupun berdagang pada lokasi tersebut. Untuk Kriteria pendapatan yang diterima dapat dilihat dari pendapatan bersih yang diterima seorang wanita pengusaha dan pedagang dalam jangka waktu tertentu. 3. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan dianalisis untuk mengetahui besarnya potensi sumberdaya lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat di P. Bunaken dalam pengembangan usahanya. Parameter yang diukur adalah ketersedian bahan baku dan seberapa besar kesadaran masyarakat diwilayah tersebut terhadap kelestarian lingkungan. 4. Aspek Teknologi Untuk mengetahui besarnya terapan teknologi ataupun pengetahuan yang digunakan oleh pelaku usaha kecil parameter yang dapat dilhat adalah perkembangan pasarpermintaan konsumen dalam menghadapi persaingan usaha, tingkat teknologi yang dikuasai, dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan usaha oleh responden. Kriteria lainnya yang dilihat pada aspek teknologi adalah adanya daya dukung suatu usaha, seperti kondisi sarana dan prasarana. Ketersedian sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam pengembangan suatu usaha. Karena semakin banyak sarana yang ada maka semakin dapat membantu upaya dalam pengembangan usaha, misalnya ketersediaan sarana transportasi, penerangan, air bersih dan sebaginya. Kriteria akses informasi juga merupakan salahsatu daya dukung yang juga harus diperhatikan. Akses informasi yang diperoleh masyarakat di pulau kecil umumnya rendah karena letak geografis yang terisolir serta keterbatasan sarana dan prasarana.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Keadaan Umum Pulau Bunaken

Pulau Bunaken adalah pulau kecil yang berfungsi sebagai daerah wisata yang termasuk di dalam wilayah Kota Manado. Kota Manado sendiri memilki 3 pulau kecil yaitu Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua yang lokasinya berdekatan dengan Kota Manado Gambar 5. Pulau Bunaken memilki potensi wisata yang sangat dikenal bahkan sampai mancanegara yaitu wisata Taman Lautnya. Kondisi inilah yang mejadikan salah satu visi Kota Manado yaitu untuk menjadi Kota Wisata dunia pada tahun 2010. Bunaken adalah salah satu pulau kecil di Kecamatan Bunaken yang terdiri dari 2 kelurahan yaitu kelurahan Bunaken dan Alung Banua dengan luas daratan 8,08 Km 2 . Bunaken terletak di sebelah Barat Laut teluk Manado, berjarak sekitar 6 Km dari pusat kota Manado atau 3,5 Km dari Tongkeina di Tanjung Pisok. Akses ke Bunaken dari Manado sangat lancar dengan menggunakan speedboat atau perahu katamaran yang dapat ditempuh dalam waktu 20-50 menit. Kelurahan Bunaken memiliki luas wilayah 535 Ha yang terdiri dari 6 lingkungan dimana lingkungan I-V berada di Pulau Bunaken dan lingkungan VI di Pulau Siladen. Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kelurahan Bunaken sebanyak 2.807 jiwa 769 KK. Sebagian besar penduduk Pulau Bunaken memiliki mata pencaharian sebagai nelayan 717 orang, petani 160 orang, pengrajin 95 orang dan swastaburuh 81 orang. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai pegawai negeri, tukang kayu, pedagang dan jasa. Penduduk Bunaken didominasi oleh etnis sangir dan talaud, minahasa dan gorontalo. Walaupun menjadi daerah tujuan wisata nasional, kondisi beberapa sarana dan prasarana di Bunaken masih terbatas. Akses transportasi dan komunikasi telepontelepon seluler terlayani dengan baik, namun prasarana pendidikan dan kesehatan masih terbatas. Kelurahan Bunaken hanya memiliki 1 satu unit puskesmas pembantu dan 2 posyandu. Dalam bidang pendidikan, terdapat 2 buah TK, 4 buah SD, 1 buah SMP dan belum ada SMA. Sedangkan untuk fasilitas penunjang pariwisata terdapat 26 penginapanresort dan 14 restoran. Namun demikian di Bunaken belum ada tempat pembuangan sampah akhir TPA yang menampung sampah-sampah yang dihasilkan oleh tempat-tempat tersebut.