III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tugas Akhir ini dilaksanakan di Pulau Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan Juli 2008 – Januari
2009. Kegiatan penelitian ini meliputi, pengumpulan data awal mengenai lokasi penelitian, dilanjutkan dengan pengambilan data dilapangan pada bulan Agustus
– November 2008, kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang mencakup pengumpulan data dan pengolahan data, kajian pustaka, serta penulisan laporan.
B. Metode Kerja 1. Pengumpulan Data Primer
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan dengan
melakukan survei, yaitu pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini adalah kelompok perempuan di pulau
Bunaken, Sulawesi Utara yang dalam usia produktif dan pihak yang terkait seperti Pemerintah dan swasta.
Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan melakukan survei dan wawancara tehadap panelis stakeholders yang terdiri atas pihak pemerintah
dan swasta guna mengetahui persepsi mereka terhadap pengembangan usaha mikro khususnya dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan
pola pengembangan yang cocok diterapkan pada lokasi penelitian serta menggunakan kuisioner yang telah disediakan. Penentuan sampel digunakan
metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu disengaja
berdasarkan kuisioner Sumarni dan Wahyuni. 2006; Nazir. 1988. Artinya, responden yang dipilih sesuai dengan kebutuhan data peneltian, yaitu kaum
perempuan di Pulau Bunaken yang memilikimenjalankan usaha kecil serta pihak terkait lainnya.
Selain itu juga dilakukan observasi dengan tujuan mengetahui keadaan lokasi, gambaran kondisi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan di
pulau Bunaken secara umum khususnya para perempuan yang memiliki
usaha mikro, pengamatan bentuk kegiatan industri perikanan, dan kegiatan- kegiatan masyarakat pulau Bunaken secara umum.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan melalui metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari data tertulis yang dapat dipercaya kebenarannya.
Data sekunder juga dikumpulkan dari data studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari kepustakaan yang menunjang dan berhubungan
dengan masalah atau dengan topik yang akan dibahas dan mempunyai manfaat sebagai data aktual.
Data lainnya yang dikumpulkan adalah data umum seperti potensi sumber daya lokal daerah, potensi dan jenis usaha kecil, potensi dan jenis
usaha kecil perikanan, potensi perikanan, kondisi ekosistem serta pendapatan masyarakat setempat yang diperoleh dari instansi dan lembaga
yang berkait dengan perikanan seperti Dinas Perikanan Kota Manado Sulawesi Utara dan Departemen Kelautan dan Perikanan.
C. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini terkait pada tujuan penelitian, yaitu 1 mengidentifikasi produk-produk usaha mikro berbasis potensi sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil, 2 mengidentifikasi jenis-jenis usaha mikro berbasis potensi
sumberdaya lokal dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil. Tujuan 1 dan 2 akan dikaji berdasarkan aspek sosial-ekonomi-lingkungan-
teknologi dengan menggunakan metode Multiple Criteria AnalysisMCA gambar 2. 3 Menganalisis pola pengembangan usaha mikro dalam mendukung
pemberdayaan perempuan di pulau kecil digunakan metode Analytical Hierarchy ProcessAHP. Alur penelitian untuk mencapai tujuan-tujuan ini dapat dilihat pada
Gambar 3 dan Gambar 4.
Ekonomi Sosial
Lingkungan
- Modal Usaha - Peluang Pasar
- Hasil Usaha
Kriteria
- Penyerapan Tenaga Kerja
- Tingkat Pendapatan
masyarakat lokal
Kriteria
- Ketersediaan
Bahan Baku -
Kesadaran dampak
lingkungan -
Kontinuitas Produksi
Kriteria
- Sarana
Prasarana -
Penyerapan teknologi
- Akses
Informasi
Kriteria
MULTI CRITERIA ANALYSIS
MCA
Teknologi
PRODUK DAN JENIS USAHA UNGGULAN
POTENSI SDA DAN SDM
Gambar 1. Alur Penentuan Produk Unggulan dengan MCA
Data Primer
- Survei - Wawancara
- Kuisioner
Data Sekunder
- Literatur - Dokumentasi
- Statistik - Data lainnya yang
menunjang.
Produk berbasis potensi SDM dan SDA
JenisbentukUsaha Berbasis SDA lokal
Scoring MCA
AHP POLA PENGEMBANGAN
USAHA
Pengumpulan Data
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
Potensi SDA dan SDM di Pulau Bunaken
Aspek Ekonomi
Aspek Sosial
Aspek Lingkungan
Aspek Teknologi
Rendahnya taraf ekonomi
masyarakat di pulau kecil,
kurangnya modal dalam
pengembangan usaha
Usaha yang dikembangkan
oleh kaum perempuan yang
bersifat mendukung usaha
kaum pria Kurangnya
pengembangan usaha dengan
pemanfaatan potensi
sumberdaya lokal
Kurangnya sarana
komunikasi dan informasi
mengakibatkan rendahnya
penerapan teknologi dalam
pengembangan usaha di pulau
kecil,
Sulitnya pengembangan usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau
bunaken
- Multi-criteria Analysis MCA - Analytical Hierarchy Process AHP
1. Produk Unggulan 2. Jenis Usaha Unggulan
3. Pola pengembangan Usaha Mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau
kecil
Masalah
Pendeka tan
Analisis
Hasil yang diharpka
n Da
mpa k
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan Usaha Mikro dalam Mendukung Pemberdayaan Perempuan Di Pulau Kecil
Proses Hierarki Analitik PHA diharapkan dapat mengetahui persepsi atau pandangan stakeholders tentang daerah penelitian. Persepsi atau pandangan
stakeholders tersebut diserap melalui pengisian kuisioner untuk masing-masing responden. Nilai yang diberikan oleh responden berdasarkan hasil perbandingan
yang sesuai dengan skala nilai yang ditetapkan oleh Saaty. Prinsip penilaian PHA adalah membandingkan tingkat kepentingan prioritas
antara satu elemen dengan elemen lainnya yang berada pada tingkatan atau level yang sama berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini meliputi
pertimbangan aspek, kriteria yang berpengaruh dan tujuan yang hendak dicapai atau dikehendaki yaitu penentuan prioritas pola pengembangan usaha mikro
dalam mendukung pemberdayaan perempuan di pulau kecil.
1. Analisis Multi Kriteria MCA
Untuk mendapatkan data pada tujuan 1 dan 2, dilakukan Inventarisasi data melalui observasi dan survei lapangan. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan Analisis Multi Kriteria AMKMCA untuk mendapatkan produk unggulan dari potensi sumberdaya alam serta sumberdaya manusia
dan jenisbentuk usaha unggulan di Pulau Bunaken.
Analisis Multi Kriteria MCA adalah salah satu dari beberapa alat
pengambilan keputusan yang dibuat untuk menganalisis persoalan yang bersifat multi kriteria dan komplek dengan memasukkan aspek kualitatif dan
kuantitatif. Dalam kondisi dimana terdapat banyak kriteria, maka harus dilakukan suatu proses penilaian logis yang terstruktur. Kesulitan lain yang
sering dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah bagaimana mencapai suatu konsensus bersama ketika kriteria ini melibatkan banyak bidang dan
tujuan tertentu. MCA menyediakan suatu ruang untuk mencapai kesepakatan multi sektoral dalam menentukan nilai kepentingan relatif dari masing-masing
kriteria ini. Secara garis besar kegiatan MCA terdiri atas beberapa langkah utama
yakni: 1 penetapan sasaran, 2 penetapan kriteria, pembobotan weighting kriteria dan 3 penilaian scoring atas berbagai alternatif keputusan yang
berkaitan dengan kriteria. Sasaran objectives ditetapkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, misalnya untuk tujuan 1 adalah potensi
sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia. Dengan kata lain, sasaran merupakan turunan dari tujuan atau penjabaran yang lebih spesifik
dari tujuan. Setelah sasaran ditetapkan, kemudian ditetapkan kriteria yang ingin
diterapkan berkaitan dengan sasaran tersebut. Kriteria bisa merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai atau kondisi batas yang menjadi prasyarat
bagi tercapainya sasaran. Kriteria dapat juga berfungsi sebagai tolok ukur bagi tercapainya sasaran yang diinginkan.
a. Kriteria penilaian MCA
Beberapa Aspek yang diamati adalah dalam penelitian ini meliputi;
• Aspek Ekonomi
Yang termasuk kriteria dalam aspek ekonomi adalah besarnya modal usaha, suatu usaha akan dapat berkembang dengan baik apabila
memilki modal yang cukup, baik modal secara individu maupun berupa bantuan atau pinjaman.
Penilaian untuk kriteria di atas dilakukan dengan metode scoring yaitu: 1 = besar; 2 = sedang; 3 = kecil.
• Aspek Sosial
Kriteria dari aspek sosial bisa dilihat dari penyerapanjumlah tenaga
kerja ditinjau dari penilaian dan penerimaan masyarakat terhadap
wirausaha wanita apakah dapat memberi kesempatan kerja perempuan dipulau kecil setempat atau tidak, juga dapat dilihat dari
banyaknya tenaga kerja pada suatu usaha. Scoring pada untuk kriteria di atas dilakukan adalah: 1 = sangat berpengaruh; 2 =
berpengaruh; 3 = cukup berpengaruh.
• Aspek Lingkungan
Pengaruh pada aspek lingkungan dapat dilihat dari pemanfaatan potensi sumberdaya lokal yang digunakan dalam usaha mikro. Kriteria
yang dinilai adalah ketersediaan bahan baku yang ditinjau dari sumber bahan baku apakah berasal dari sumberdaya alam SDA di
lokasi penelitian ataukah berasal dari luar daerah. Nilai pada aspek ini yaitu: 1 = luar seluruhnya; 2 = lokal + luar, 3 = lokal seluruhnya.
Besar kecilnya potensi sumberdaya alam juga dapat dilihat dari
Kriteria kontinuitas produksi suatu usaha mikro, makin besar
kontinuitas suatu produksi maka akan mengakibatkan besarnya pemanfaatan potensi SDA disekitarnya. Kontinuitas produksi dihutung
dari banyaknya penjualan pehariperbulannya.
• Aspek Teknologi
Kriteria dari aspek teknologi adalah kemampuan penyerapan
teknologi; penyerapan teknologi sangatlah bergantung pada tingkat
pendidikan dan kesempatan yang diperoleh wirausaha wanita misalnya adanya pembinaan dan pelatihan dari lembaga pemerintah.
Scoring pada aspek teknologi yaitu: 1 = sulit, 2 = sedang, 3 = mudah. Pengembangan dan penetapan kriteria di atas kemudian dilanjutkan
dengan pembobotan kriteria. Cara yang umum digunakan dalam hal ini adalah dengan memperbandingkan preferensi atau tingkat kepentingan
dari masing-masing kriteria satu sama lain untuk mendapatkan bobot yang proporsional antara masing-masing kriteria. Penetapan bobot
weighting ini merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses MCA.
Selanjutnya dilakukan penilaian scoring atas beberapa pilihan alternatif keputusan yang ada dengan menggunakan kriteria yang sudah
dibobotkan pada langkah tersebut di atas. Untuk masing-masing kriteria, seluruh alternatif keputusan yang ada dinilai dan diperbandingkan.
Hasil dari penilaian atas masing-masing alternatif keputusan per kriteria kemudian dikalikan dengan hasil dari pembobotan kriteria. Hasil
akhirnya adalah total skor dari masing-masing alternatif keputusan. Ranking prioritas dari berbagai alternatif keputusan dapat disusun
berdasarkan total skor. Secara garis besar dalam penelitian ini kegiatan MCA terdiri atas 3
langkah utama yakni:
1. penetapan sasaran; yang dimaksud sasaran dalam penelitian ini
adalah wanita pedagang dan pengusaha di pulau Bunaken.
2. penetapan kriteria, pembobotan weighting kriteria. 3. penilaian scoring atas berbagai alternatif keputusan yang berkaitan
dengan kriteria. Sasaran objectives ditetapkan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, misalnya untuk tujuan 1 adalah potensi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia. Dengan kata lain, sasaran merupakan
turunan dari tujuan atau penjabaran yang lebih spesifik dari tujuan. Setelah sasaran ditetapkan, kemudian ditetapkan kriteria yang ingin
diterapkan berkaitan dengan sasaran tersebut. Kriteria bisa merupakan
kondisi ideal yang ingin dicapai atau kondisi batas yang menjadi prasyarat bagi tercapainya sasaran. Kriteria dapat juga berfungsi sebagai tolok ukur
bagi tercapainya sasaran yang diinginkan. Perhitungan menggunakan Analisis Multi Kriteria Multi Criteria
Analysis MCA diolah berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dari 40 responden yang merupakan wanita pengusahapedagang. Untuk
mengetahui produk unggulan usaha mikro data yang diperoleh dihitung rata-ratanya dan berdasarkan nilai minimum dari dan nilai maksimum dari
data maka diperoleh fungsi nilai FN Rumus menghitung FN:
x - nilai min FN = ____________________
nilai max - nilai min
Keterangan : X
= nilai rata-rata dari masing-masing data FN
= Fungsi Nilai Bobot nilai Kemudian masing-masing data nilai FN dijumlahkan dan dibagi
dengan banyaknya produk sehingga diperoleh FN total. Kemudian diperingkat, makin besar nilai FN nya maka peringkatnya makin
baikunggul.
2. AHP untuk Penentuan Pengembangan Usaha Mikro di Pulau Bunaken.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process yaitu metode yang
digunakan dalam pengambilan keputusan suatu masalah. Masalah disederhanakan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga
memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas masalah tersebut Marimin, 2004. Dalam penelitian ini AHP digunakan dengan tujuan
untuk mendapatkan Pola Pengembangan usaha bagi kaum perempuan di Pulau Bunaken yang paling tepat.
Prinsip Kerja AHP adalah penyederhanaan terhadap suatu persoalan yang kompleks dan yang tidak terstruktur, stratejik dan dinamik menjadi
bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki.
Ide dasar prinsip kerja AHP adalah :
a. Penyusunan Hierarki
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur
hierarki. Hierarki pengambilan keputusan dalam penentuan tujuan utama pengembangan usaha mikro di pulau Bunaken dapat dibagi dalam 4
tingkat yaitu : - Tingkat 1 fokus terhadap pola pengembangan usaha mikro di Pulau
Bunaken untuk mendukung pemberdayaan perempuan. - Tingkat 2 merupakan aktorpelaku yang berperan dalam usaha mikro
di Pulau Bunaken. -
Tingkat 3 merupakan faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan usaha mikro di Pulau Bunaken dalam mendukung
pemberdayaan perempuan. - Tingkat 4 alternatif pengembangan usaha bagi wanita pengusaha
mikro di Pulau Bunaken.
b. Penilaian Kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Pembuatan skala perbandingan ditujukan untuk menggambarkan pengaruh relatif atau
pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria kepentingan yang setingkat di atasnya. Penentuan tingkat kepentingan
pada setiap tingkat hierarki atau dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan pairwise comparation seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1. Tabel Penilaian Kriteria dan Alternatif
Sumber : Saaty 1993
Tingkat kepentingan
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama penting.
Dua elemen mempunyai pengaruh
yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting dari elemen yang lain. Pengalaman dan
penilaian sedikit mendukung satu
elemen dibanding elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting
daripada elemen yang lain. Pengalaman dan
penilaian sangat kuat mendukung satu
elemen dibanding elemen yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting
dari elemen lainnya. Satu elemen dengan
kuat didukung dan dominan terlihat dalam
praktek
9 Satu elemen mutlak lebih
penting dari elemen lainnya. Bukti yang mendukung
elemen yang satu terhadap elemen yang
lain memiliki tingkat penegasan tertinggi
yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan.
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi
diantara dua pilihan Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, mempunyai nilai kebalikan bila
dibandingkan dengan i.
Aktor atau pelaku yang berperan adalah: 1. Wanita pengusahapedagang selanjutnya dalam penelitian ini disebut
wanita usahadagang adalah perempuan yang memilki usaha produsen suatu produkjenis usaha ataupun yang berprofesi
pedagang atau kedua-duanya. 2. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Instansi pemerintah daerah
kota Manado, sulawesi utara yang membawahi sektor perikanan dan kelautan.
3. Dinas Koperasi dan UKM adalah Instansi pemerintah daerah kota Manado, Sulawesi Utara yang membawahi sektor Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah. 4. Departemen Kelautan dan Perikanan adalah Instansi Pemeritah yang
membawahi bidang kelautan dan perikanan termasuk didalamnya pemanfaatan dan pengelolaan di wilayah pulau-pulau kecil.
5. LSMNGO adalah lembaga independen yang memilki keterkaitan dengan usaha mikro di pulau bunaken misalnya koperasi ataupun
lembaga swadaya masyarakat lainnya.
d. Penentuan Prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandingan relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan
sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi
matriks atau melalui penyelesaiaan persamaan matematik. Faktor-faktor yang berperan dalam mewujudkan pengembangan
usaha mikro dalam mendukung pemberdayaan perempuan di Pulau Bunaken adalah sebagai berikut.
a. Potensi Sumberdaya Lokal. b. Sarana dan Prasarana.
c. Potensi Sumberdaya Manusia. d. Potensi Teknologi.
e. Peluang Pasar. f. Aspek Kelembagaan.
g. Modal Usaha. Dari analisis tersebut akan diperoleh pola pengembangan usaha
mikro yang dapat diterapkan, peningkatan peran kaum perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga serta peningkatan pemanfaatan
potensi sumberdaya lokal dan pembangunan daerah yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
e. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis Marimin, 2004.
Masing-masing faktor tersebut akan dilihat tingkat prioritasnya dengan beberapa kriteria yaitu 1 tenaga kerja wanita, 2 peningkatan ekonomi
keluarga, 3 peningkatan pendapatan anggaran daerah, 4 usaha mikro berkelanjutan.
D. Aspek Kajian
Aspek kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini mencakup ; 1. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi adalah gambaran mengenai kondisi ekonomi usaha kecil di Pulau Bunaken. Pengukuran parameter ekonomi dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui manfaat ekonomi suatu usaha mikro sebagai mata pencaharian alternatif MPA seperti, modal usaha, biaya produksi, dan
nilai barang produk yang dijualdihasilkan. Salah satu contoh kondisi
ekonomi misalnya pada biaya produksi dalam setiap pembuatan atau untuk
menyelesaikan suatu produksi pasti memakai biaya produksi. Besarnya biaya produksi merupakan salahsatu penentu besarnya harga jual suatu
produk. 2. Aspek Sosial
Aspek sosial adalah gambaran tentang kondisi sosial dan latar budaya di Pulau Bunaken. Analisis sosial ditinjau dari penilaian dan penerimaan
masyarakat terhadap pengembangan usaha mikro yaitu seberapa besar dampak sosial yang terjadi. Misalnya, banyaknya tenaga kerja yang terlibat,
kesempatan kerja bagi kaum perempuan setempat, yang dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang diserap, serta pendapatan yang diterima oleh
para perempuan yang bergerak dibidang usaha mikro tersebut, baik produsen maupun hanya pedagang. Kriteria penyerapan tenaga kerja
dilakukan dengan melihat jumlah perempuan yang memiliki usaha ataupun berdagang pada lokasi tersebut. Untuk Kriteria pendapatan yang diterima
dapat dilihat dari pendapatan bersih yang diterima seorang wanita pengusaha dan pedagang dalam jangka waktu tertentu.
3. Aspek Lingkungan Aspek lingkungan dianalisis untuk mengetahui besarnya potensi
sumberdaya lokal yang dimanfaatkan oleh masyarakat di P. Bunaken dalam pengembangan usahanya. Parameter yang diukur adalah ketersedian bahan
baku dan seberapa besar kesadaran masyarakat diwilayah tersebut terhadap kelestarian lingkungan.
4. Aspek Teknologi Untuk mengetahui besarnya terapan teknologi ataupun pengetahuan
yang digunakan oleh pelaku usaha kecil parameter yang dapat dilhat adalah perkembangan pasarpermintaan konsumen dalam menghadapi persaingan
usaha, tingkat teknologi yang dikuasai, dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan usaha oleh responden.
Kriteria lainnya yang dilihat pada aspek teknologi adalah adanya daya
dukung suatu usaha, seperti kondisi sarana dan prasarana. Ketersedian
sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam pengembangan suatu usaha. Karena semakin banyak sarana yang ada maka semakin dapat
membantu upaya dalam pengembangan usaha, misalnya ketersediaan sarana transportasi, penerangan, air bersih dan sebaginya. Kriteria akses
informasi juga merupakan salahsatu daya dukung yang juga harus diperhatikan. Akses informasi yang diperoleh masyarakat di pulau kecil
umumnya rendah karena letak geografis yang terisolir serta keterbatasan sarana dan prasarana.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Keadaan Umum Pulau Bunaken
Pulau Bunaken adalah pulau kecil yang berfungsi sebagai daerah wisata yang termasuk di dalam wilayah Kota Manado. Kota Manado sendiri memilki 3
pulau kecil yaitu Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua yang lokasinya berdekatan dengan Kota Manado Gambar 5. Pulau Bunaken memilki
potensi wisata yang sangat dikenal bahkan sampai mancanegara yaitu wisata Taman Lautnya. Kondisi inilah yang mejadikan salah satu visi Kota Manado yaitu
untuk menjadi Kota Wisata dunia pada tahun 2010. Bunaken adalah salah satu pulau kecil di Kecamatan Bunaken yang terdiri
dari 2 kelurahan yaitu kelurahan Bunaken dan Alung Banua dengan luas daratan 8,08 Km
2
. Bunaken terletak di sebelah Barat Laut teluk Manado, berjarak sekitar 6 Km dari pusat kota Manado atau 3,5 Km dari Tongkeina di Tanjung Pisok.
Akses ke Bunaken dari Manado sangat lancar dengan menggunakan speedboat atau perahu katamaran yang dapat ditempuh dalam waktu 20-50 menit.
Kelurahan Bunaken memiliki luas wilayah 535 Ha yang terdiri dari 6 lingkungan dimana lingkungan I-V berada di Pulau Bunaken dan lingkungan VI di
Pulau Siladen. Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kelurahan Bunaken sebanyak 2.807 jiwa 769 KK. Sebagian besar penduduk Pulau Bunaken memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan 717 orang, petani 160 orang, pengrajin 95 orang dan swastaburuh 81 orang. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai
pegawai negeri, tukang kayu, pedagang dan jasa. Penduduk Bunaken didominasi oleh etnis sangir dan talaud, minahasa dan gorontalo.
Walaupun menjadi daerah tujuan wisata nasional, kondisi beberapa sarana dan prasarana di Bunaken masih terbatas. Akses transportasi dan komunikasi
telepontelepon seluler terlayani dengan baik, namun prasarana pendidikan dan kesehatan masih terbatas. Kelurahan Bunaken hanya memiliki 1 satu unit
puskesmas pembantu dan 2 posyandu. Dalam bidang pendidikan, terdapat 2 buah TK, 4 buah SD, 1 buah SMP dan belum ada SMA. Sedangkan untuk
fasilitas penunjang pariwisata terdapat 26 penginapanresort dan 14 restoran. Namun demikian di Bunaken belum ada tempat pembuangan sampah akhir TPA
yang menampung sampah-sampah yang dihasilkan oleh tempat-tempat tersebut.