Gambar 10. Persentase sumber bahan baku usaha mikro di Pulau Bunaken, 2008.
1.3 Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang ada belum mendukung usaha mikro di Pulau Bunaken antara lain seperti transportasi, air bersih,
penerangan, komunikasi, sanitasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan sarana dan prasarana untuk penggunaan
usaha mikro. Presentase 80 lebih dari hasil kuisioner menyebutkan bahwa sarana dan prasarana di Pulau Bunaken belum mendukung
kegiatan usaha mikro yang mereka jalankan. Beberapa sarana yang cukup terpenuhi oleh semua usaha adalah transportasi, sedangkan
sarana air bersih, penerangan, komunikasi, sanitasi dan kebijakan pemerintah belum dirasakan merata oleh semua pengusaha mikro.
100 80
Persentase
60 40
20 Sudah mendukung
Belum mendukung
Kondisi Sarana dan Prasarana
Gambar 11. Sarana dan prasarana di Pulau Bunaken untuk
mendukung usaha mikro, 2008.
1.4 Teknologi usaha
Pada penelitian ini teknologi yang digunakan pada usaha mikro di Bunaken terbagi menjadi 2 yaitu teknologi yang menggunakan alat
bantu dan teknologi manual. Perbedaan jumlah usaha yang
menggunakan teknologi manual 45,83 dan usaha yang menggunakan teknologi alat bantu 54,17. Usaha mikro yang
menggunakan teknologi manualtradisional belum menggunakan energi listrik antara lain adalah usaha kerajinan souvenir dan usaha
sablon kaus. Sementara usaha pengolahan makanan telah menggunakan alat bantu yang menggunakan energi listrik seperti
food processor, blender, dan sealer untuk pengemas makanan dalam
plastik.
52 54
56
Persentase
46 48
50
42 44
40 Alat Bantu
Manual
Jenis teknologi
Gambar 12. Persentase jenis teknologi usaha mikro di Pulau Bunaken
1.5 Peluang pasar
Potensi peluang pasar di Pulau Bunaken sangat besar. Mayoritas pengusaha di Pulau Bunaken melakukan pemasaran
secara langsung 84 baik dipasarkan ke pasar lokal maupun di kios yang telah disediakan. Tetapi ada beberapa usaha yang melakukan
pemasaran berdasarkan pemesanan terlebih dahulu 16. Hal ini dikarenakan bahan baku dari luar Pulau Bunaken atau kondisi produk
yang diusahakan tidak dapat bertahan lama. Produk dari usaha-usaha mikro yang dipasarkan secara langsung antara lain adalah produk
dari usaha kerajinan, sablon dan makanan. Sedangkan pengusaha yang melakukan pemasaran berdasarkan pesanan antara lain adalah
produk usaha dari pedagang makanan dan makanan olahan, baik dari hasil perikanan maupun non perikanan. Lokasi pemasaran dari
semua produk, baik yang dipasarkan secara langsung atau berdasar
pesanan umumnya berada di sekitar Taman Laut Bunaken, Pantai Liang dan Manado.
100 80
p e
rsen ta
se
60 40
20 Berdasar pesanan
Langsung
Bentuk pemasaran
Gambar 13. Pemasaran produk usaha mikro di Pulau Bunaken
1.6 Kelembagaan
Dalam melakukan kegiatan usahanya, para wanita pengusahapedagang di Pulau Bunaken membentuk kelompok atau
bersama dengan wanita pengusaha yang lain bekerja sama di dalam menjalankan usahanya. Akan tetapi kelompok yang sudah terbentuk
tidak solid dan sering berubah-ubah, selain tidak ada bentuk struktur dalam kelompok kerja tersebut. Karenanya, prioritas kelembagaan
merupakan kriteria terkecil 0,048 oleh tingkat aktor wanita pengusahapedagang pada pengembangan usaha mikro di Pulau
Bunaken. Walaupun hal ini menjadi faktor terkecil kelembagaan dalam pengembangan suatu usaha khususnya usaha mikro tetap
harus diperhatikan. Kelembagaan usaha mikro di Pulau Bunaken menjadi berubah sejak DKP menjalankan program pemberdayaan
perempuan berbasis sumberdaya lokal, sehingga kelompok-kelompok usaha mikro lebih solid dan memiliki struktur organisasi. Suatu usaha
tanpa kelembagaan yang tersusun dengan baik membuat usaha tersebut mengalami tumpangtindih dalam pelaksanaan pekerjaan
masing-masing personilnya tenaga kerja.
c. Tingkat Alternatif