Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
Tahap perencanaan awal diberlakukan pre-test terhadap siswa sebelum mendapatkan tindakan. Kemudian melaksanakan pengamatan
dalam proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa. Perencanaan tindakan dibuat
berdasarkan pengamatan, dan hasil pre-test. 2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan ada. Pada waktu pelaksanaan
tindakan yang berupa pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan media gambar, siswa dan guru harus benar-benar berperan aktif.
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu proses penelitian tindakan kelas dengan menerapkan penggunaan kartu huruf dan media gambar
untuk mengatasi kesulitan membaca dan menulis permulaan yang dihadapi siswa.
3. Observasi pengamatan Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memantau sejauh
mana efek tindakan yang telah dilakukan melalui pembelajaran membaca dan menulis permulan dengan media gambar. Peneliti harus mengamati
dengan cermat setiap langkah kegiatan pembelajaran dan mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya bila masih ada kekurangan. Dengan
demikan akan diperoleh data-data yang akurat tentang kemajuan siswa. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa terutama dalam membaca dan menulis permulaan.
4. Refleksi Refleksi adalah evaluasi dengan melakukan perenungan kelemahan
dan kekurangan pada setiap siklus. Kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama menjadikan bahan dasar untuk perencanaan siklus berikutnya.
Dalam kegiatan refleksi akan menguraikan tentang perubahan yang terjadi pada : siswa, suasana kelas dan guru. Pada tahap ini guru harus
selalu mencatat perubahan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Perubahan yang terjadi pada diri siswa disajikan dalam bentuk
hasil belajar harian, catatan-catatan tentang prestasi , dan perubahan sikap percaya diri, antusias, responsif dan ingin tahu.Perubahan suasana kelas
dapat mendorong proses pembelajaran yang lebih aktif, dimana siswa akan lebih memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Apabila pada tahap ini belum mencapai hasil yang memuaskan, maka dibuat formulasi atau bentuk pembelajaran yang baru untuk
menyempurnakan tahap berikutnya. Menurut Mc. Taggart, Mc. Niff, dan Hopkins penelitian berisi
tindakan-tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu sistem dan praktik-praktik yang ada dalam sistem tersebut. Penelitian
tindakan kelas menekankan pada penyempurnaan proses pembelajaran, karena penelitian ini dilakukan di dalam kelas.
Rochiati Wiriaatmaja 2005: 61-71 mengemukakan model-model penelitian tindakan kelas yaitu : 1 Model Lewin yang ditafsirkan oleh
Kemmis, 2 Revisi Model Lewin menurut Elliot, 3 Model Spiral dari
Kemmis dan Mc. Taggart, 4 Model Ebbutt Hopkins, 1993:52, dan Model Mc. Kernan dengan modifikasi dari Hopkins, 1993:53. Dalam
penelitian ini menggunakan model Spiral dar Kemmis dan Mc. Taggart.
Gambar. 04 Model Penelitian Tindakan Kemmis dan Mc Taggart
McNiff, 1992: 26-28
Pada Hakikatnya model ini berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai siklus. Oleh karena itu,
pengertian siklus pada kesempatan iniadalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.