Indikator Pembangunan TINJAUAN PUSTAKA

kemiskinan. Wilopo dan Budiono 2007 juga menemukan bahwa meski terdapat peningkatan pendapatan daerah dan kebijakan anggaran berimbang yang dialokasikan oleh pemerintah daerah kabupatenkota di Jawa Timur pada periode 2002-2004, tidak secara otomatis terdapat pemerataan dalam pelayanan publik di Jawa Timur.

2.4 Indikator Pembangunan

Hingga saat ini, pandangan banyak ahli ekonomi pembangunan terhadap pembangunan ekonomi masih diwarnai oleh dikotomi antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Masih adanya kontroversi antara mana yang lebih dahulu untuk dilakukan dan dicapai, pertumbuhan ekonomi atau pemerataan pembangunan. Kontroversi tersebut muncul disebabkan karena penerapan strategi pembangunan ekonomi yang mengacu pada pertumbuhan growth dan pemerataan equity belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Istilah pembangunan seringkali digunakan dalam hal yang sama dengan pengembangan. Sehingga istilah pembangunan dan pengembangan development dapat saling dipertukarkan. Namun berbagai kalangan di Indonesia cenderung menggunakan secara khusus istilah pengembangan untuk beberapa hal yang spesifik. Meski demikian, sebenarnya secara umum kedua istilah tersebut diartikan secara tidak berbeda untuk proses-proses yang selama ini secara universal dimaksudkan sebagai pembangunan atau development Rustiadi, 2007. Menurut Todaro 2003 pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai kehidupan yang serba lebih baik. Karena itu, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti, yaitu: pertama, peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan. Kedua, peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa yang bersangkutan. Ketiga, perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan. Mengacu pada berbagai definisi pembangunan di atas, maka para ekonom merumuskan ukuran-ukuran keberhasilan pembangunan. Dudleey Seer dalam Todaro 2003 merumuskan ukuran-ukuran keberhasilan pembangunan sebagai berikut: a tingkat ketimpangan pendapatan; b penurunan jumlah kemiskinan; dan c penurunan tingkat pengangguran. Ketiga ukuran keberhasilan di atas jika disimak lebih dalam adalah menuju satu sasaran akhir yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat berarti menurunnya kemiskinan Amir, 2007. Selain itu, PBB juga telah merumuskan indikator pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan manusia dan kemiskinan. Rumusan indikator pembangunan itu disebut sebagai Millenium Development Goals MDGs, yang terdiri dari delapan indikator capaian pembangunan, yakni: a penghapusan kemiskinan; b pendidikan untuk semua; c persamaan gender; d perlawanan terhadap penyakit menular; d penurunan angka kematian anak; e peningkatan kesehatan ibu; f pelestarian lingkungan hidup; g membangun kerjasama global www.undp.or.id. Secara regional atau kewilayahan, para pakar pembangunan di tahun 70-an telah berhasil merumuskan tingkat pencapaian pembangunan dari tujuan yang ditetapkan dari suatu wilayah sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Indikator-Indikator Pembangunan BasisPendekatan Kelompok Indikator-Indikator Tujuan Pembangunan Pertumbuhan, produktivitas dan efisiensi 1. Pendapatan wilayah a. PDRB b. PDRB Perkapita c. Pertumbuhan PDRB 2. Kelayakan finansial dan ekonomi a. NVP b. BC Ratio c. IRR d. BEP 3. Spesialisasi, keunggulan komparatif dan kompetitif; LQ dan Shiff Share 4. Produksi-produksi utama: migas Pemerataan, Keberimbangan dan Keadilan equity 1. Distribusi Pendapatan: Gini Ratio 2. Ketenagakerjaan: pengangguran terbuka, pengangguran terselubung, setengah pengangguran 3. Kemiskinan: good-service ratio, persentase konsumsi makanan, garis kemiskinan pendapatan setara beras, dll 4. Regional balance: spatial balance, central balance, dan capital balance Keberlanjutan sustainability Dimensi lingkungan, dimensi ekonomi dan dimensi sosial Sumber daya 1. Sumber daya manusia 2. Sumber daya alam 3. Sumber daya buatansarana dan prasaranan 4. Sumberdaya sosial Pengetahuan, skill, etos kerja kompetensi, pendapatan, kesehatan, HDI dan IPM Degradasi Skalogram, aksesibilitas terhadap fasilitas Organisasi sosial, aturan adatbudaya Proses Pembangunan Input, Implementasi, Output, Outcome, Benefit, Impact Input dasar SDM, SDA, Infrastruktur, SDS, Input antara Sumber: Rustiadi 2007 Paradigma pembangunan baru diarahkan pada terjadinya pemerataan, pertumbuhan dan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi. Paradigma baru ini dapat mengacu kepada apa yang disebut dalil kedua fundamental ekonomi kesejahteraan bahwa sebenarnya pemerintah dapat memilih target pemerataan ekonomi yang diinginkan melalui transfer, perpajakan dan subsidi Rustiadi, 2007.

2.5 Pengembangan Wilayah