Kondisi Demografi GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.3 Kondisi Demografi

Tangerang memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari mereka adalah campuran Cina Benteng. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh kolonial Belanda pada abad ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir tidak satupun dari mereka yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah pemeluk Taoisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi kawasan sub-urban seperti Lippo Village, Bumi Serpong Damai, Summarecon Gading Serpong dan Alam Sutra. Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci bukan Lippo Village. Orang-orang dapat menemukan makanan dan barang-barang berbau Cina disini. Lippo Village dan Alam Sutra adalah lokasi permukiman baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli Cina Banten. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di suatu tempat. Misalnya seseorang memiliki KTP di Kota A tetapi memilih tinggal di Kota B. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan dan lain- lain, penting diketahui terutama untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lainnya, yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam situs resmi Pemerintah Kota Tangerang disebutkan bahwa Kota Tangerang dihadapkan pada permasalahan penduduk yang kompleks, diantaranya: jumlah penduduk yang tinggi, penyebaran pendudukdistribusi yang tidak merata, komposisi penduduk usia muda tinggi, arus urbanisasi yang tinggi, dan penyebaran sumberdaya yang tidak merata. Data BPS Kota Tangerang menunjukkan, dari tahun 2000-2007, Kota Tangerang terus mengalami pertumbuhan penduduk. Dari 1.311.746 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1.575.140 pada tahun 2007. Ilustrasi grafis perkembangan jumlah penduduk sebagaimana tampak dalam gambar 6 dan gambar 7 di bawah ini. Sumber: BPS Kota Tangerang Gambar 9. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kota Tangerang Kondisi-kondisi tersebut jelas membutuhkan penanganan yang komprehensif dari Pemerintah Daerah, karena disadari bersama bahwa ketika pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah fasilitas dan sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada, maka pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menurunkan derajat hidup dari masyarakat di daerah tersebut. Sumber: BPS Kota Tangerang Gambar 10. Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Kota Tangerang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN