Kinerja keuangan daerah diukur oleh: 1 derajat desentralisasi fiskal DDF; 2 derajat kapasitas penciptaan pendapatan; 3 derajat proporsi
belanja modal FCAPEXI; dan 4 derajat kontribusi sektor pemerintah FCEI.
3.6 Teknik Analisis
3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif mencakup aspek-aspek dalam upaya penelusuran dan pengungkapan informasi yang relevan yang terkandung dalam data dan
penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih sederhana, ringkas dan sederhana. Analisis deskriptif mencakup analisis-analisis berikut ini:
1. Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah IKKPD Keuangan pemerintah daerah tidak saja mencerminkan arah dan
pencapaian kebijakan fiskal dalam mendorong pembangunan di daerah secara umum, tetapi juga menggambarkan sejauh mana tugas dan
kewajiban yang diembankan pada pemerintah daerah kabupaten dalam konteks desentralisasi fiskal itu dilaksanakan. Oleh karena itu, evaluasi
kinerja keuangan pemerintah daerah menggunakan indikator-indikator kinerja keuangan yang tidak saja merefleksikan kinerja keuangan dari sisi
keuangan pemerintah daerah secara mikro tetapi juga secara makro, sehingga diperoleh indikator-indikator yang terukur, berimbang dan
komprehensif. Indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian mengacu pada indikator-indikator yang digunakan dalam studi Bappenas
dan UNDP Bappenas UNDP, 2008 dan Halim 2001 sebagai berikut: a. Otonomi Fiskal Derajat Desentralisasi FiskalDDF
Indikator ini dirumuskan sebagai persentase dari pendapatan asli daerah PAD terhadap Total Pendapatan Daerah TKD. Derajat ini
untuk mengkur sejauh mana penerimaan yang berasal dari daerah dapat memenuhi kebutuhan daerah. DDF dapat dicari dengan rumus:
Daerah Pendapatan
Total Daerah
Asli Pendapatan
b. Kapasitas Penciptaan Pendapatan FGII Proporsi PAD tidak dinyatakan dalam total nilai APBD, namun
dinyatakan sebagai persentase dari PDRB kabupatenkota. Hal ini diperlukan untuk menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah berdasarkan kapasitas penciptaan pendapatan income generation. Rumus:
KabKota PDRB
PAD c. Proporsi Belanja Modal FCAPEXI
Indikator ini menunjukkan arah pengelolaan belanja pemerintah pada manfaat jangka panjang, sehingga memberikan efek ganda multiplier
yang lebih besar terhadap perekonomian. Belanja modal digunakan untuk membangun sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan,
irigasi, gedung sekolah, rumah sakit, dan pembangunan fisik lainnya, termasuk juga sarana dan prasarana pemerintahan.
Indikator ini dirumuskan sebagai persentase dari Belanja Modal dalam Total Belanja pada anggaran daerah, dengan rumus:
Belanja Total
Modal Belanja
d. Kontribusi Sektor Pemerintah FCEI Indikator ini menunjukkan kontribusi pemerintah dalam menggerakkan
perekonomian. Peran anggaran pemerintah tidak saja ditunjukkan oleh belanja modal yang bersifat investasi dalam jangka panjang, tetapi juga
dalam jangka pendek seperti ditunjukkan oleh belanja gaji belanja pegawai dan belanja yang digunakan untuk pelayanan publik. Belanja
ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran konsumsi. Nilainya dinyatakan sebagai persentase Total Belanja
Pemerintah dalam PDRB Kota Tangerang. PDRB
Belanja Total
2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Uji Fisher Exact Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk menyajikan data mentah
yang kemudian disusun dalam bentuk kelompok-kelompok data. Uji Fisher Exact digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif dua sampel kecil independen data nominal Sugiyono, 2002. Dalam penelitian ini, Uji Fisher Exact digunakan untuk
menguji apakah terdapat perbedaan persepsi masyarakat tentang pelayanan publik bidang pendidikan sebelum dan setelah pelaksanaan
otonomi daerah. Masyarakat dibagi berdasarkan wilayah pusat dan pinggiran kota dekomposisi spasial. Uji ini dilakukan berdasarkan
pada persepsi yang terwujud dalam kuesioner dengan 2 dua pilihan jawaban.
Tabel 3. NilaiBobot Penilaian Kuesioner
Pilihan Nilai
Meningkat 1
Tidak Meningkat -1
Untuk keperluan pengujian, hipotesis uji pada bagian ini dirumuskan sebagai berikut:
H
o
pinggiran kota teuntang kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang baik sebelum maupun setelah
pelaksanaan otonomi daerah. : tidak terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat di pusat dan
H
1
pinggiran kota tentang kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang baik sebelum maupun setelah
pelaksanaan otonomi daerah. : terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat di pusat dan
Berikut ini adalah tahap-tahap pengujian hipotesis pada Uji Fisher Exact.
Gambar 3. Tahap-Tahap Uji Fisher Exact
3.6.2 Analisis Inferensial