Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengambilan Sampel

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Kota Tangerang. Terdapat 4 empat alasan penting mengapa Kota Tangerang diambil sebagai lokasi penelitian. Pertama, Kota Tangerang merupakan daerah penyangga hinterland Provinsi DKI Jakarta yang secara demografis terus mengalami pertumbuhan penduduk. Kedua, melihat kecenderungan tersebut, Kota Tangerang membutuhkan pelayanan publik yang memadai. Ketiga, Kota Tangerang merupakan kawasan industri yang tingkat kontribusi PDRB-nya tertinggi terhadap Provinsi Banten tetapi terjadi paradoks antara pertumbuhan PDRB yang tinggi dengan tingkat pengangguran yang ada. Waktu penelitian dilakukan pada Juli 2010 sampai dengan Februari 2011.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey dengan menggunakan instrumen kuesioner. Data sekunder yang digunakan adalah data-data Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah APBD Kota Tangerang periode 1992-2008 yang terkait dengan kinerja keuangan Kota Tangerang. Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang. Kompilasi data sekunder dilakukan dengan berdasarkan pada pencarian, pemilihan, pencatatan dan pengkategorian data.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel purposivejudgement sampling. Purposivejudgement sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota sampel yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian Juanda, 2007. Dengan teknik purposive sampling, dipilih 30 responden yang dianggap mewakili yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Tangerang. Responden dipilih yang dianggap mewakili populasi. Maksud “mewakili” adalah responden mengetahui permasalahan yang akan ditanya. Teknik purposive sampling digunakan mengingat jika sampel diambil secara acak random besar kemungkinan menimbulkan kesalahan pemilihan responden. Selain itu, purposive sampling digunakan disebabkan bahwa pada analisis ini, penulis hanya ingin menangkap informasi tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik bidang pendidikan. Secara definitif, persepsi merupakan pemahaman seseorang atas pengalaman, pengetahuan dan perasaan yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitarnya. Dalam kaitannya dengan permasalahan pelayanan publik bidang pendidikan, tidak semua orang mengetahui tentang masalah pelayanan publik bidang pendidikan, terutama jika dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Oleh sebab itu, pemilihan responden berdasarkan penilaian judgement bahwa responden mengetahui permasalahan yang ditanya merupakan teknik yang dianggap tepat. Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa jumlah sampel yang diambil 30 responden? Dalam Dalil Limit Pusat Central Limit Theorema dinyatakan bahwa apabila X 1 , X 2 ,…X n merupakan variabel acak dari populasi dalam hal ini, distribusi probabilitas manapun dengan rata-rata µ x dan varians σ 2 x , maka rata-rata sampel cenderung terdistribusi secara normal dengan rata-rata µ x dan varians ketika ukuran sampel naik hingga tak terhingga. Jika X i Rencana wilayah pengambilan sampel di Kota Tangerang dibagi menjadi wilayah pusat kota dan pinggiran kota. Definisi wilayah kota inti ditandai oleh kepadatan yang sangat tinggi, meliputi kepadatan penduduk, gedung-gedung bertingkat mencakar ke langit, kepadatan berbagai jenis bisnis, ekonomi dan keuangan, kepadatan lalu lintas perkotaan, tingkat polusi diasumsikan berasal dari populasi normal, maka rata-rata sampel akan mengikuti distribusi normal tanpa peduli terhadap ukuran sampel. Dalam prakteknya,terlepas distribusi probabilitas apapun yang mendasarinya, rata-rata sampel dari besaran sampel yang terdiri dari sekurang-kurangnya 30 observasi akan mendekati normal. udara dan kebisingan yang tinggi. Sebaliknya, wilayah pinggiran ditandai oleh lahan perkotaan yang luas yang tingkat kepadatan penduduk, bangunan, berbagai kegiatan ekonomi dan sosial yang relatif rendah serta polusi dan tingkat kebisingan yang rendah Friedman dalam Adisasmita, 2006. Di Kota Tangerang, secara geografis dan demografis wilayah pusat kota di Kota Tangerang merupakan wilayah yang kondisi sosial ekonomi penduduknya relatif sejahtera. Sementara wilayah pinggiran kota di Kota Tangerang merupakan wilayah yang kurang sejahtera atau bahkan miskin. Wilayah pinggiran yang kurang sejahtera atau miskin ini banyak dihuni oleh masyarakat squatter kumuh. Beberapa wilayah squatter kumuh berdasarkan studi Pakkanna 2007 terletak antara lain di Kelurahan Babakan dan Kelurahan Kedaung Wetan KW-Kecamatan Neglasari, serta Kelurahan Mekarsari-Kecamatan Tangerang Kota. Jumlah sampel yang diambil sebagai responden berjumlah 30 orang yang dibagi menurut pembagian 2 dua wilayah di atas.

3.5 Definisi Operasional