yang    membuat    individu    tersebut    kehilangan    kesadaran    oleh    karena    suatu kegiatan  yang  dilakukannya.
Dalam    Sejarah    Barat,    Yunani,    melihat    kebahagiaan    sebagai kemampuan    untuk    menjalankan    kekuasaan    dalam    mengejar    keunggulan
dalam  kehidupan  yang  bebas  dari  kendala.  Kehidupan  yang  baik  dipandang sebagai  suatu  kehidupan  dengan  tidak  adanya  hubungan  dengan  tugas  dan
kebebasan    untuk    mengejar    tujuan    individual,    sedang    dalam    filsafat    timur menyatakan    bahwa    kebahagiaan    digambarkan    sebagai    memiliki    kepuasan
terhadap  kehidupan  negara  yang  polos,  berbagi  dalam  hubungan  sosial  yang harmoni.    Dalam    tradisi    ini,    harmoni    dipandang    sebagai    pusat    untuk
mencapai  kebahagiaan  Lopez,  2007. Dari    definisi    diatas,    dapat    disimpulkan    bahwa    kebahagiaan    itu
merupakan    perasaan    positif    atau    emosi    positif    yang    dapat    dilihat    dari kepuasan  akan  masa  lalu,  masa  yang  akan  datang  dan  masa  sekarang  yang
merupakan    keadaan    seperti    sukacita    atau    ketenangan    dan    flow    perasaan yang  membuat  seorang  individu  terlibat  sepenuhnya,  tenggelam  dan  terserap
di  dalamnya,  sehingga  individu  tersebut  kehilangan  kesadaran  oleh  karena suatu  kegiatan  yang  dilakukannya.
2.  Aspek  kebahagiaan
Terdapat  tiga  aspek  kebahagiaan  menurut  Seligman  2005: a
Emosi  yang  ditujukan  pada  masa  lalu
Universitas Sumatera Utara
Emosi  positif  tentang  masa  lalu  adalah  perasaan  puas  satisfied,  lega contentment,    sukses    fulfillment,    bangga    pride,    dan    damai
serenity.  Tiga  hal  yang  membuat  seorang  indiviu  selalu  bisa  merasa berbahagia    tentang    masa    lalunya.    Hal    pertama    adalah    bersifat
intelektual,    dimana    individu    membuang    ideologi    yang    mengatakan bahwa    masa    lalu    menentukan    masa    depan.    Masa    lalu    tidak
mengarahkan  seorang  individu  menuju  masa  depan  yang  tak  bahagia. Peristiwa    silam    sebenarnya    hanya    sedikit    atau    bahkan    tidak
mempengaruhi    masa    dewasa    seorang    individu    yang    sudah    terbebas dari    sikap    masa    lalu.    Individu    yang    terlalu    menekankan    peristiwa
buruk  masa  lalu  dan  mengabaikan  peristiwa  baik  masa  lalu  adalah hal  yang  menurunkan  ketenangan,  kelegaan,  dan  kepuasan.  Hal  kedua
adalah    dengan    bersyukur    terhadap    hal-hal    baik    pada    masa    lalu. Bersyukur    pada    masa    lalu    akan    memperkuat    memori    positif.
Menyemangati  dan  senang  terhadap  apa  yang  telah  di  miliki  dan  di capai  saat  ini  merupakan  keadaan  dimana  seorang  individu  bangga
akan    masa    lalunya.    Hal    ketiga    adalah    belajar    untuk    memaafkan kesalahan    pada    masa    lalu.    Memaafkan    bukan    berarti    melupakan
kesalahan  negatif  masa  lalu,  tapi  mengubah  kejadian  buruk  menjadi kejadian  indah.  Saat  itulah  kedamaian  terhadap  masa  lalu  dirasakan.
b Emosi  yang  ditujukan  pada  masa  depan
Emosi    positif    masa    depan    mencakup    keyakinan    atau    iman    faith, kepercayaan  trust,  kepercayaan  dan  keyakinan  terhadap  kemampuan
Universitas Sumatera Utara
yang    dimiliki    diri    sendiri    confidence,    harapan    dan    optimisme. Individu    yang    bahagia    memiliki    keyakinan    ataupun    kepercayaan
beliefs  terhadap  sesuatu  yang  membuat  mereka  merasa  nyaman  dan memahami    tujuan    dan    makna    dari    kehidupan.    Hal    ini    seperti
keyakinan    terhadap    suatu    ajaran    agama    yang    mengarah    pada spiritualitas.    .    Kepercayaan    trust    memiliki    komponen    hope    dan
gratitude.  Gratitude  adalah  keadaan  dimana  individu  menyadari  dan berterimakasih    pada    segala    hal    baik    yang    terjadi.    Optimisme    dan
harapan    sudah    menjadi    tema    dari    ribuan    kajian    empiris    dan    telah bisa  dibangun.  Optimisme  dan  harapan  memberikan  daya  tahan  yang
lebih    baik    dalam    menghadapi    depresi    tatkala    musibah    melanda; kinerja  yang  lebih  tinggi  di  tempat  kerja,  terutama  dalam  tugas-tugas
yang  menantang;  dan  kesehatan  fisik  yang  lebih  baik.  Individu  yang optimis    dapat    dilihat    dari    dua    dimensi,    yaitu    permanen    masalah
waktu  dan  pervasif  ruang. 1
Permanen  masalah  waktu Dimensi    ini    menentukan    berapa    lama    seseorang    menyerah
– penjelasan    permanen    atas    kejadian    buruk    menghasilkan
ketidakberdayaan    yang    berlangsung    lama    dan    penjelasan temporer    menghasilkan    kelenturan.    Individu    yang    optimis
meyakini    bahwa    peristiwa    baik    memiliki    penyebab    permanen, ketika    berhasil,    mereka    berusaha    lebih    keras    lagi    pada    kali
berikutnya.    Mereka    juga    meyakini    bahwa    peristiwa    buruk
Universitas Sumatera Utara
memiliki    penyebab    temporer.    Hal    ini    terjadi    sebaliknya    pada individu  yang  pesimis.
Tabel  2.1 Respon  orang  pesimis  dan  optimis  terhadap  hal  baik
Respon  Terhadap  Hal  Baik Temporer  PESIMIS
Permanen  OPTIMIS
Hari  ini  saya  beruntung Saya  selalu  beruntung
Saya  berusaha  keras Saya  berbakat
Lawan  saya  sedang  kelelehan Lawan    saya    tidak    ada    apa-
apanya
Tabel  2.2 Respon  orang  pesimis  dan  optimis  terhadap  hal  buruk
Respon  Terhadap  Hal  Buruk Permanen  PESIMIS
Temporer  OPTIMIS
Diet  tidak  pernah  berhasil Diet    tidak    berhasil,    kalau    anda
makan  diluar Bos  brengsek
Si  bos  sedang  tidak  enak  hati Kamu    tidak    pernah    bicara
kepadaku Kamu  tidak  bicara  kepadaku  akhir-
akhir  ini
Universitas Sumatera Utara
2 Pervasif  ruang
Dimensi  pervasif  menentukan  apakah  ketidakberdayaan  melebar  ke banyak  situasi  atau  terbatas  pada  wilayah  asalnya.  Individu  yang
optimis    membuat    penjelasan    spesifik    akan    ketidakmampuan mereka    dalam    salah    satu    bagian    kehidupan    dan    membuat
penjelasan    yang    universal    pada    saat    mengalami    hal    yang    baik. Hal  ini  berlaku  sebaliknya  pada  individu  yang  pesimis.
Tabel  2.3 Respon  orang  pesimis  dan  optimis  terhadap  hal  buruk
Respon  Terhadap  Hal  Buruk Universal  PESIMIS
Spesifik  OPTIMIS
Semua  pengajar  tidak  adil Profesor  Seligman  tidak  adil
Saya  orang  yang  menyebalkan Saya  menyebalkan  bagi  dia
Semua  buku  tidak  ada  gunanya Buku  ini  tidak  berguna
Tabel  2.4 Respon  orang  pesimis  dan  optimis  terhadap  hal  baik
Respon  Terhadap  Hal  Baik Spesifik  PESIMIS
Universal  OPTIMIS
Saya    cerdas    di    bidang matematika
Saya  cerdas
Universitas Sumatera Utara
Pialang    saya    paham    urusan saham  minyak
Pialang    saya    paham    tentang bursa  saham
Saya  menarik  baginya Saya  menarik
Harapan  juga  merupakan  emosi  positif  mengenai  masa  depan. Harapan  terhadap  peristiwa  buruk  dan  peristiwa  baik  dapat  dilihat
dari  tabel  dibawah  ini.
Tabel  2.5 Harapan  terhadap  peristiwa  buruk
Harapan  Terhadap  Peristiwa  Buruk Tanpa  Harapan
Penuh  Harapan
Saya  bodoh Saya  pusing
Laki-laki  memang  penindas Suasana  hati  suami  saya  lagi
jelek Kemungkinan  lima  puluh  persen
benjolan  ini  merupakan  kanker Kemungkinan  lima  puluh  persen
benjolan  ini  hanya  benjolan  biasa
Tabel  2.6 Harapan  terhadap  peristiwa  buruk
Harapan  Terhadap  Peristiwa  Baik Tanpa  Harapan
Penuh  Harapan
Saya  beruntung Saya  berbakat
Istri  saya  membuat  klien  saya Istri  saya  membuat  semua  orang
Universitas Sumatera Utara
senang senang
Amerika  Serikat  akan membasmi  para  teroris
Amerika  Serikat  akan  membasmi semua  musuhnya
c Emosi  yang  ditujukan  pada  masa  sekarang
Kebahagiaan    pada    masa    sekarang    mencakup    dua    hal,    yaitu: kenikmatan  pleasure  dan  gratifikasi  gratification.
1 Kenikmatan  pleasure
Kenikmatan    merupakan    kesenangan    yang    memiliki    komponen indriawi    yang    jelas    dan    komponen    emosi    yang    kuat.    Hal    ini
disebut  oleh  para  filosof  sebagai “perasaan-perasaan  dasar”  raw
feels:  gairah,  orgasme,  rasa  senang,  ceria  dan  nyaman.  Semua  ini bersifat    sementara    dan    hanya    sedikit    melibatkan    pikiran    atau
malah    tidak    sama    sekali.    Individu    yang    merasakan    kenikmatan pada    masa    sekarang    memiliki    rasa    meresapi    Savoring    dan
kecermatan    mindfulness.    Meresapi    merupakan    kesadaran    akan kenikmatan    dan    perhatian    yang    disengaja    terhadap    pengalaman
kenikmatan.  Sensasi  ini  dapat  dirasakan  seperti  menghirup  udara yang   dingin  dan  tipis  juga  mencium  aroma  bunga.  Kecermatan
ini  merupakan  pengamatan  terhadap  banyak  aktifitas  manusia.  Hal ini  seperti  kecermatan  dalam  menyadari  disebelah  mana  seorang
individu  meletakkan  payung  yang  baru  saja  digunakannya. 2
Gratifikasi  gratification
Universitas Sumatera Utara
Gratifikasi  datang  dari  kegiatan  yang  sangat  disukai,  tetapi  sama sekali    tidak    harus    disertai    oleh    perasaan    dasar.    Gratifikasi
membuat    seorang    individu    terlibat    sepenuhnya,    tenggelam    dan terserap    di    dalamnya,    dan    kehilangan    kesadaran    diri    flow.
Menikmati    percakapan    yang    bermanfaat,    memanjat    tebing, membaca    buku    bagus,    menari    adalah    contoh    kegiatan    yang
dimana  didalamnya  waktu  seakan  berhenti  bagi  individu  tertentu. Ketiga  Aspek  emosi  ini  emosi   yang  ditujukan  pada  masa  lalu,  masa
depan    dan    masa    sekarang    berbeda    satu    sama    lain    dan    tidak    mesti berhubungan    erat.    Individu    dapat    bangga    dan    puas    akan    masa    lalu,
tetapi  bersedih  pada  masa  sekarang  dan  pesimistis  akan  masa  depan.
3.  Faktor  yang  Mempengaruhi  Kebahagiaan