pulang    ke    Medan    dan    membantu    Bhante    lainnya    untuk    mengisi    acara Kathina  di  Indonesia.  Setelah  selesai  membantu  mengisi  acara  Kathina,  ia
pun    memutuskan    untuk    kembali    ke    Thailand    pada    bulan    Januari.    Saat sebelum    ia    kembali    ke    Thailand,    ia    bertemu    dengan    Eyang    dan    Eyang
memintanya  untuk  menetap  di  Medan.  Ia  pun  tetap  kembali  ke  Thailand selama  sebulan,  lalu  pulang  ke  Indonesia  dan  menetap  di  Medan.
“tiga  orang  balek  sama  sama..  untuk  mengejar  kathina..  akhirnya bantu  bantu  kathina..  ya  disitu  lah  akhirnya  tinggal
lagi..” R3.W2.b.1049-1052.h.21-22
“ya  karena  disini  sudah..  ya..  waktu  itu  eyang  sebelumya  saya  ke Thailand  ..  eyang  bilang  ya  udah  bantu  bantu  aja  di  medan..  a..
sudah  cukup  di Thailand..”
R3.W2.b.1068-1072.h.22
f.  Kebahagiaan  Bagi  responden  3
Kebahagiaan    setiap    individu    dapat    berubah    seiring    berjalannya kehidupan.  Hal  ini  juga  terjadi  pada  B3.  Definisi  kebahagiaan  baginya
pada    saat    sebelum    menjadi    seorang    Bhante    adalah “kesenangan”.
Kesenangan    tersebut    ia    dapatkan    ketika    ia    bergaul    bersama    teman, mabuk-mabukan  dan  nonton  hiburan.
“kalau  waktu  saya  dulu  masih  sebagai  umat  awam  waktu  di jawa..  perasaan  saya  senang  itu  ya  bergaul  sama  teman..  mabuk
mabukan..  nonton  nonton  hiburan..  itu  menurut  saya  itu  perasaan senang  perasaan
membahagiakan.” R3.W3.b.0604-0610.h.13
Namun  kebahagiaan  bagi  B3   setelah  ia  menjadi  seorang  Bhante berubah.    Pada    saat    ini    ia    berpendapat    bahwa    kebahagiaan    merupakan
suatu    bentuk    kedamainan    atau    ketenangan.        Kedamaian    tersebut    mulai
Universitas Sumatera Utara
dirasakan  oleh  B3  sejak  ia  ke  Medan  dan  mengikuti  pelatihan  meditasi dibawah  bimbingan  gurunya,  Eyang,    yang  memintanya  untuk  senantisa
diam  setiap  saat. “kedamaian  yang  waktu  saya  rasakan  saat  jadi  samanera  dengan
kedamaian  yang  sebelum  jadi  samanera  itu  sepertinya  belum pernah  saya  dapatkan
ya.” R3.W3.b.0019-0024.h1
“bimbingan  beliau  yang  paling  saya  ingat  adalah  untuk  banyak diam.”
R3.W3.b.0029-0031.h1
Dengan  diam  ia  dapat  sepenuhnya  memfokuskan  pikirannya  pada apa    yang    sedang    ia    kerjaan,    menyadari    sepenuhnya    apa    yang    sedang
dilakukan  oleh  jasmaninya  pada  saat  itu  juga  dan  menikmati  apa  yang  ia lakukan    saat    itu.    Salah    satu    hal    sederhana    yang    membahagiakannya
adalah    saat    ia    membersihkan    sesuatu    dan    meletakkan    fokus    pikirannya pada  apa  yang  sedang  dilakukannya.
“seperti  saat  duduk  sambil  minum  kopi  merasa  menikmati  rasa kopi  tidak  berpikir  sesuatu  itu  merasa  senang.  ya..  merasa  senang
ya..  saat  pikiran  itu  damai  la  ya ..”
R3.W3.b.0599-0603.h.13 “saat  bisa  menikmati  yang  ada  didepannya  itu  perasaan  saya
senang  aja.  walaupun  itu  kerja  pun  rasanya  senang juga..”
R3.W3.b.0658-0659.h.14 “kalau  sekarang  saya  bisa  mengatakan  senang  itu  saat  tidak
berpikir  macam-macam..  hanya  berpikir  satu  saja  dan  itu  bisa dinikmati
..” R3.W3.b.0593-0597.h.12
Ketenangan    yang    ia    rasakan    berbeda    dengan    saat    seseorang melamun.    Ketika    perasaan    tenang    itu    ada,    saat    itu    ia    dapat
mengendalikan    pikirannya    untuk    berfokus    pada    kehidupan    saat    ini.
Universitas Sumatera Utara
Namun  di  saat  melamun,  seseorang  berkhayal.  Saat  seseorang  berkhayal, pikiran    mereka    akan    memikirkan    banyak    hal    yang    menyenangkan    dan
bercabang    sehingga    sulit    dikendalikan.    Saat    itulah    ketenangan    mulai menghilang  dan  pikiran  dikelilingi  oleh  begitu  banyak  keinginan,  seperti
keinginan  untuk  melakukan  sesuatu,  keinginan  untuk  tinggal  di  Jawa  dan sebagainya.
“orang  melamun  itu  memikirkan...  karena  kalau  melamun  itu orang  menghayal..  ha..  kalau  menghayal  itu  memikirkan  yang
indah  indah  gitu...  memikirkan  pengen  memiliki  ini itu...”
R3.W2.b.1218-1223.h.25 Semakin  tenang  dirinya  semakin  ia  merasa  bahagia.  Kebahagiaan
yang  ia  rasakan  membuatnya  terhindar  dari  perasaan  negatif   yang  ada. Salah    satu    contoh    sederhana    adalah    ketika    ia    masih    di    Thailand    dan
mendapatkan    kabar    bahwa    orang    tuanya    mengalami    stroke.    Kabar    itu tidak    menimbulkan    kecemasan,    ketakutan    maupun    kesedihan    dalam
dirinya.  Ia  menerima  kabar  itu  dengan  perasan  tenang. “walaupun  orang  tua  saya  sampai  kena  stroke  saya  pun  gak
sedih...  gak  merasa  sedih..  saya  pun  kadang  kadang heran.”
R3.W2.b.1264-1268.h.26 Kepemilikian    akan    materi    pada    saat    ini    sudah    tidak
menggiurkannya.    Materi,    seperti    laptop    ataupun    telepon    gengam blackberry,  baginya  merupakan  suatu  bentuk  kesenangan  namun  itu  bukan
suatu    bentuk    ketenangan.    Kesenangan    bukanlah    hal    yang    membuat    ia benar-benar  merasa  bahagia.  Sehingga  ia  tidak  akan  menggunakan  benar
tersebut  ketika  ia  tidak  benar-benar  membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
“kalau  menyenangkan  mungkin  akan  menyenangkan  kalu  memiliki sesuatu  gitu..  walaupun  memiliki  misalnya  laptop  pun  sama  saja..
laptop  pun  saat  kepingin  ketik-ketik  baru  buka..  kalau  gak  mau main  internet  juga  malas  ya..  jadi  seperti  maen  bb  seperti  itu
sudah  malas...  walaupun  ada  kesempatan  gitu..  tapi  yang  paling menyenangkan  itu
ketenangan.” R3.W2.1194-1209.h.25
Mengobrol  juga  merupakan  suatu  bentuk  kesenangan.  Ia  menyadari akan    kesulitan    yang    ia    dapatkan    untuk    memberikan    ketenangan    bagi
pikirannya    ketika    ia    mengobrol.    Pikiran    akan    berfokus    pada    apa    yang akan  dikatakan  bukan  apa  yang  dilakukan  sehingga  hal  itu  mengurangi
ketenangan  atau  kedamaiannya. “tapi  kalau  ngobrol  ngobrol  justru  ada  perasaan  senang  tetapi
pikiran  itu  tidak  bisa  tenang  karena  banyak  pikiran  yang  masuk keluar  masuk
keluar.” R3.W3.b.0666-0670.h.14
Efek    ketenangan    yang    ia    alami    tidak    hanya    mempengaruhi
bathinnya    namun    juga    jasmaninya.    Terlihat    dari    berat    badannya    yang selalu  meningkat  ketika  ia  tinggal  di  Thailand  dan  kembali  turun  saat  ia
tinggal  di   Indonesia   walaupun  porsi   makanannya   yang  ia  makan  lebih banyak  saat  ia  berada  di  Indonesia  daripada  di  Thailand.
“mungkin  karena  pengaruh  dari  pikiran  tenang  itulah  yang membuat  badan  jadi  makin  gemuk..  jadi  disana  walaupun  disana
kerja..  ya..  disana  kerja  tiap  hari..  pagi  pindapata  jalan  kurang lebih  satu  setengah  jam..  sore  kerja  nyapu  dari  jam  4  sampai
sore..  sampai  selesai  biasanya...  nanti  kegiatan  kejiarah  chanting apa  lagi  gitu..  jadi  makannya  sekali  cuman  minum  air  putih...
tapi  justru  disana  makin  gemuk..  disini  jarang  kerja  makan  dua kali..  siang  minum  jus...  selama  saya  di  Medan  kadang  saya
turun  2kg..  eh..
6kg...” R3.W2.b.0587-063.h.12-13
Universitas Sumatera Utara
g.  Aspek-aspek  kebahagiaan  pada  responden  3