Gratifikasi  datang  dari  kegiatan  yang  sangat  disukai,  tetapi  sama sekali    tidak    harus    disertai    oleh    perasaan    dasar.    Gratifikasi
membuat    seorang    individu    terlibat    sepenuhnya,    tenggelam    dan terserap    di    dalamnya,    dan    kehilangan    kesadaran    diri    flow.
Menikmati    percakapan    yang    bermanfaat,    memanjat    tebing, membaca    buku    bagus,    menari    adalah    contoh    kegiatan    yang
dimana  didalamnya  waktu  seakan  berhenti  bagi  individu  tertentu. Ketiga  Aspek  emosi  ini  emosi   yang  ditujukan  pada  masa  lalu,  masa
depan    dan    masa    sekarang    berbeda    satu    sama    lain    dan    tidak    mesti berhubungan    erat.    Individu    dapat    bangga    dan    puas    akan    masa    lalu,
tetapi  bersedih  pada  masa  sekarang  dan  pesimistis  akan  masa  depan.
3.  Faktor  yang  Mempengaruhi  Kebahagiaan
Dibawah  ini  adalah  faktor  yang  mempengaruhi  kebahagiaan  seorang individu  menurut  Seligman  2005:
a Uang
Kemiskinan    yang    amat    berat    adalah    penyakit    sosial    dan    orang-orang yang    mengalami    kemiskinan    seperti    itu    memiliki    kepekaan    terhadap
kebahagiaan  lebih  rendah  daripada  orang  yang  lebih  beruntung. b
Pernikahan Pernikahan  memiliki  hubungan   yang  sangatn  erat  dengan  kebahagiaan.
Pusat  Riset  Opini  Nasional  Amerika  Serikat  menyurvei  35.000  warga Amerika    selama    30    tahun    terakhir    dan    menemukan    bahwa    40    dari
Universitas Sumatera Utara
orang   yang    menikah    mengatakan  mereka “sangat  bahagia”,  sedangkan
hanya    24    dari    orang    yang    tidak    menikah,    bercerai,    berpisah,    dan ditinggal    mati    pasangannya    yang    mengatakan    hal    ini.    Kebahagiaan
orang  yang  menikah  mempengaruhi  panjang  usia  dan  besar  penghasilan dan    ini    berlaku    baik    pada    laki-laki    maupun    perempuan.    Carr    2004
menyatakan    bahwa    pernikahan    memberikan    kedekatan    psikologis    dan fisik,    memiliki    anak    dan    membangun    rumah    tangga,    peran    sosial
sebagai  orang  tua  dan  pasangan,  dan  konteks  dimana  memperkukuh  dan membentuk  keturunan.
c Kehidupan  sosial
Penelitian    yang    dilakukan    oleh    Ed    Diener    menemukan    bahwa    semua orang    kecuali    satu    yang    termasuk    dalam    10    orang    yang    paling
berbahagia,  sedang  terlibat  dalam  hubungan  romantis.Orang  yang  sangat berbahagia    lebih    banyak    menghabiskan    waktunya    untuk    bersosialisasi
daripada  sendirian. d
Usia Sebuah  penelitian  otoritatif  atas  60.000  orang  dewasa  dari  empat  puluh
bangsa  membagi  kebahagiaan  ke  dalam  tiga  komponen:  kepuasan  hidup, afek    menyenangkan    dan    afek    tidak    menyenangkan.    Kepuasan    hidup
sedikit    meningkat    sejalan    dengan    bertambahnya    usia,    afek menyenangkan    sedikit    melemah,    dan    afek    negatif    tidak    berubah.
Intensitas    emosi    individu    dalam    hal “mencapai    puncak    dunia”    dan
Universitas Sumatera Utara
“terpuruk    dalam    keputusasaan”    menjadi    berkurang    seiring    dengan bertambahnya  umur  dan  pengalaman.
e Kesehatan
Individu   yang  memiliki  neuroticism  tinggi  dapat  melakukan  penolakan ketika  mereka  di  katakan  sehat  ataupun  sakit  oleh  dokter.  Individu  yang
dikatakan    bahwa    mereka    sakit    oleh    dokter,    dapat    melaporkan    bahwa dirinya  merasa  sangat  sehat  karena  mereka  menolak  penyakit  mereka.
Emosi  positif  membuat  individu  memiliki  toleransi  yang  lebih  terhadap sakit  yang  di  derita.  Terkecuali  mereka  yang  memiliki  penyakit  dengan
tingkat  kecacatan   yang  parah,  kebanyakan  individu  beradaptasi  dengan masalah  kesehatan  mereka  dengan  cepat  dan  membentuk  persepsi  diri
terhadap  kesehatan  mereka  dimana  konsisten  dengan  level  kebahagiaan mereka  Carr,  2004.  Mereka   yang   memiliki  lima  atau  lebih  masalah
kesehatan,  kebahagiaan  mereka  berkurang  sejalan  dengan  waktu.  Sakit parah  dapat  menyebabkan  penurunan  kebahagiaan,  tetapi  hal  ini  tidak
berhubungan  dengan  sakit  yang  ringan  Seligman,  2002. f
Jenis  kelamin Wanita  lebih  bahagia  dan  sekaligus  lebih  sedih  daripada  laki-laki
g Agama
Ibu  religius  yang  memiliki  anak  cacat,  melawan  depresi  dengan  lebih baik.    Lebih    sedikit    orang    religius    yang    takut    terhadap    perceraian,
pengangguran,  penyakit  dan  kematian.  Orang  yang  religius  lebih  bahagia dan  lebih  puas  terhadap  kehidupan  daripada  orang  yang  tidak  religius.
Universitas Sumatera Utara
Hal  ini  mungkin  dikarenakan  hubungan  antara  harapan  masa  depan  dan keyakinan  beragama.
Carr    2004    menyatakan    bahwa    hubungan    antara    kebahagiaan    dan keterlibatan  aktifitas  religius  adalah  sedang.  Terdapat  tiga  alasan  yang
menjadi    pertimbangan    dalam    psikologi.    Pertama,    agama    memberikan sistem  kepercayaan  yang  masuk  akal  sehingga  dapat  membuat  individu
menemukan  arti  dari  kehidupan  dan  harapan  pada  masa  depan,  agama juga  dapat  membuat  individu  mejadi  lebih  optimis  dalam  menghadapi
kesulitan    terhadap    kehidupan    akhirat.    Keterlibatan    rutin    pada    kegiatan keagamaan,    menjadi    bagian    dari    kemunitas    keagamaan,    memberikan
individu    dukungan    sosial.    Kedua,    keterlibatan    pada    hal    keagamaan sering    berasosiasi    dengan    kesehatan    fisik    dan    psikologis.    Ketiga,
keterlibatan   dalam  kegiatan  keagamaan  sering  berasosiasi   dengan   pola hidup  yang  lebih  sehat,  baik  secara  fisik  maupun  psikologi,  diantaranya
seperti  kesetiaan  dalam  perkawinan,  komitmen  terhadap  kerja  keras  dan makanan  dan  minuman  yang  secukupnya.
Alan    Carr    2004    menambahkan    faktor    lain    yang    mempengaruhi kebahagiaan  seorang  individu  dalam  kehidupannya,  antara  lain:
a Personality  traits
Studi    kepribadian    mengenai    kebahagiaan    menunjukkan    bahwa    individu yang    bahagia    dan    tidak    bahagia    memiliki    profil    kepribadian    yang
berbeda.    Ekstraversion    berkorelasi    0.7    dengan    kebahagiaan    atau    afek positif,    sedangkan    neuroticism    berkorelasi    diatas    0.9    dengan    afek
Universitas Sumatera Utara
negatif.  Hubungan  antara  personality  traits  dan  kebahagiaan  dipengaruhi juga  oleh  kultur.  Orang  yang  ekstravert  lebih  cocok  dengan  lingkungan
sosial  yang  membutuhkan  keterlibatan  dan  interaksi  sosial  yang  sering. b
Genetic  and  environmental  basis  for  personality  traits Fakta  menyatakan  bahwa  lima  puluh  persen  varian  dalam   personality
traits    seperti    ekstraversion    dan    neuroticism    dipengaruhi    oleh    faktor genetik.    Mekanisme    dimana    faktor    genetik    mempengaruhi    personality
traits    adalah    kompleks.    Mungkin    kombinasi    antara    gen    menentukan karakteristik    tempramen.    Kombinasi    gen    ini    berinteraksi    dengan
pengaruh    lingkungan    yang    terus    membentuk    perkembangan    dari personality  traits.  Anak-anak  yang  cenderung  ekstravert,  lebih  mungkin
untuk    bahagia.    Anak-anak    pemarah    dan    penakut    menunjukkan    tingkat neuroticism    yang    lebih    tinggi    pada    kehidupannya    dan    lebih    mungkin
menunjukkan    afek    negatif.    Optimis,    self-esteem    dan    locus    of    control juga  merupakan  personality  traits  yang  berkorelasi  dengan  kebahagiaan.
c Heritability  of  happiness  set-point
Studi    mengenai    kembar    yang    dibesarkan    secara    terpisah    menunjukkan bahwa    kebahagiaan    memiliki    hubungan    dengan    faktor    genetik    dengan
korelasi  sebebsar  0.550.54. d
Kultur Kultur    dan    faktor    sosial    politik    ditemukan    mengambil    peran    penting
dalam    menentukan    kebahagiaan.    Individu    yang    tinggal    di    lingkungan
Universitas Sumatera Utara
sosial    dengan    status    sosial    ekonomi    yang    sama    memiliki    tingkat subjective  well  being  yang  tinggi.
e Optimising  Well-Being
Individu  dapat  meningkatkan  kemampuan   yang  ada  dalam  dirinnyadan mengorganisakikan    lingkungannya    sehingga    ia    berada    diatas    set-poin
kebahagiaan        dalam    hampir    setiap    waktu.    Dalam    menemukan kebahagiaan  dan  kepuasan,  penting  untuk  menyadari  situasi-situasi  apa
yang  membawa  kepuasan   yang  mendalam  pada  diri  individu  tersebut, situasi-situasi    tersebut    dirancang    secara    biologis    agar    membawa
kebahagiaan  kepadanya.  Psikologi  Evolusioner  telah  memastikan  bahwa seorang  individu  akan  mengalami  kebahagiaan  yang  mendalam  ketika  ia
berada    dibawah    kondisi    yang    tepat    dalam    proses    perkembangbiakan jalur  genetik  tertentu.  Perkawinan,  menjaga  hubungan  kekeluargaan  yang
dekat  dengan  anggota  keluarga,  mengembangkan  hubungan  pertemanan yang  mendalam  dengan  beberapa  orang,  menjaga  hubungan  kerjasama
dengan    grup    yang    besar,    tinggal    di    lingkungan    yang    aman,    makan makanan  dengan  kualitas  tinggi,  semua  hal  ini  menghasilkan  perasaan
bahagia    yang    mungkin    dikarenakan    hal    ini    berkontribusi    dalam mempertahankan  hidup.  Studi  empiris  di  USA  dan  Eropa  menyatakan
bahwa    kebahagiaan    berhubungan    dengan    faktor-faktor    yang    menunjuk psikologi    evolusioner.    Ditemukan    hubungan    antara    kebahagiaan    dan
hubungan    personal,    kualitas    lingkungan    dimana    individu    tinggal,
Universitas Sumatera Utara
keterlibatannya  pada  aktifitas  fisik,  praktik  kerja  dan  keterlibatan  dalam aktifitas  rekreasi  tertentu.
1 Relationship
Beberapa    jenis    hubungan    personal    yang    mempengaruhi    kebahagiaan seorang    individu    dan    akan    dibahas    dibawah    ini    adalah    hubungan
kekeluargaan,  hubungan  teman  dan  hubungan  dengan  acquaintances. i.
Hubungan  kekeluargaan Hubungan  dekat  yang  saling  mendukung  antara  orangtua  dan  anak,
antara    saudara,    dan    antara    anggota    keluarga    besar    dapat meningkatkan    dukungan    sosial    yang    ada    pada    seluruh    anggota
keluarga.  Dukungan  sosial  ini  meningkatkan  subjective  well-being dan    dari    perspektif    evolutionari    menyatakan    bahwa    manusia
terprogram    untuk    memperoleh    kebahagiaan    dari    kontak    dengan jaringan    kekeluargaan.    Menjaga    kontak    dengan    anggota    keluarga
meningkatkan    dukungan    sosial    dan    juga    membawa    bukan    hanya kebahagiaan  tapi  juga  meningkatkan  fungsi  sistem  imun.
ii. Hubungan  teman
Ditemukan  bahwa  hubungan  pertemanan  yang  sedikit  namun  dekat, berkorelasi    dengan    kebahagiaan.    Ada    tiga    alasan    yang
mempengaruhi    hubungan    antara    kebahagiaan    dan    pertemanan, yaitu:  individu  yang  bahagia  mungkin  lebih  sering  dipilih  sebagai
teman    dan    orang    kepercayaan    karena    mereka    lebih    menarik daripada  orang  lain,  hubungan  dengan  orang  lain  dapat  memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan  akan  afiliasi  dan  juga  membuat  individu  lebih  bahagia dan    puas,    dan    hubungan    pertemanan    yang    dekat    menyediakan
dukungan  sosial. iii.
Acquaintances Kerjasama   yang  dilakukan  dengan  acquaintances   kenalan,   yang
bukan  anggota  keluarga  maupun  teman  dekat,  merupakan  sumber yang  berpotensial  dalam  meningkatkan  kebahagiaan  dan  cara  untuk
menghindari    ketidakbahagiaan    yang    disebabkan    oleh    hilangnya status    dan    ketidaksetaraan    yang    pasti    muncul    dalam    suatu
kompetisi.    Individu    seharusnya    membentuk    strategi    untuk meningkatkan    kerjasama    dengan    kenalan,    bukan    kompetisi.
Pastikan    bahwa    diri    anda    dan    mereka    yang    memiliki    hubungan penting  dengan  anda,  sadar  bahwa  relationship  akan  tetap  bertahan
tanpa    batasan    pada    masa    depan    dan    kerjasama    jangka    panjang akan   menghasilkan  keuntungan   bersama.   Ketika  seorang  individu
menyadari    bahwa    hubungan    jangka    panjang    dengan    kenalan    dan kerja  sama  akan  membawa  keuntungan  yang  lebih  besar  daripada
bekerja  sendiri,  individu  tersebut  akan  berkoorporasi.
2  Lingkungan
Hal    dalam    lingkungan    yang    mempengaruhi    kebahagiaan    seorang individu    adalah    kekayaan    dari    individu    itu    sendiri    dan    lokasi
geografis  dan  aspek  lingkungan  lainnya.
i. Kekayaan
Universitas Sumatera Utara
Profesor    Ed    Diener    menemukan    bahwa    individu    hidup    dalam negara    dengan    ekonomi    yang    tidak    baik    memiliki    set    poin
kebahagiaan    yang    lebih    rendah.    Kebahagiaan    dan    kekayaan berkorelasi  0.6.
ii. Lokasi  geografis  dan  aspek  lingkungan  lainnya
Perasaan    positif    yang    kuat,    lebih    dikarenakan    lingkungan    yang natural    daripada    lingkungan    buatan.    Orang-orang    melaporkan
memiliki    perasaan    positif    yang    lebih    ketika    berada    di    lokasi geografis    dimana    terdapat    tumbuh-tumbuhan,    air    dan
permandangan    panorama.    Cuaca    yang    baik    berpengaruh    pada mood  positif.  Kualitas  rumah  dan  kepuasan  kehidupan  memiliki
korelasi    sedang.    Indikator    dari    kualitas    kehidupan    antara    lain termasuk    lokasi    geografis,    ruangan    per    orang    dan    ukuran
ruangan.  Musik  meningkatkan  mood  positif  dalam  jangka  pendek dan  mengurangi  agresi.
3  Keadaan  fisik
Olahraga    mempengaruhi    kebahagiaan    seorang    individu.    Olahraga jangka    pendek    dapat    meningkatkan    mood    positif.    Olahraga    jangka
panjang    dan    reguler    mengarah    pada    kebahagiaan    yang    lebih    besar. Efek    olahraga    jangka    pendek    menyebabkan    pelepasan    zat    kimia
seperti,    endorphins,    mophines    yang    dalam    jangka    panjang    akan meningkatkan    kebahagiaan.    Hal    ini    juga    berasosiasi    dengan    fakta
bahwa    olahraga    jangka    panjang    dan    rutin    mengurangi    depresi    dan
Universitas Sumatera Utara
kecemasan,    meningkatkan    kecepatan    dan    keakuratan    dalam    kerja, meningkatkan    konsep    diri,    menjaga    kebugaran    dan    mengarah    pada
fungsi  kardiovaskular  yang  lebih  baik. 4  Produktifitas
Produktifitas  seorang  individu  yang  berkaitan  dengan  kebahagiaannya adalah    bagaimana    pekerjaannya,    pendidikannya    dan    tingkat
pencapaian  tujuannya.
i. Pekerjaan
Pekerjaan  berhubungan  dengan  kebahagiaan.  Orang  yang  bekerja lebih  bahagia  daripada  mereka  yang  tidak  bekerja.  Individu  yang
berada    dalam    pekerjaan    profesional    atau    pekerjaan    yang membutuhkan  keterampilan  lebih  bahagia  daripada  pekerjaan  yang
tidak    membutuhkan    keterampilan.    Hal    ini    disebabkan    karena pekerjaan    dapat    menyediakan    stimulasi    yang    optimal    dan
membuat    individu    menemukan    rasa    nyaman,    kesempatan    untuk memuaskan    kebutuhan    mereka    terhadap    rasa    ingin    tau    dan
perkembangan  diri,  jaringan  terhadap  dukungan  sosial  dan  sense of  identity.
ii. Pendidikan
Tingkat  pendidikan  memiliki  korelasi  positif  dengan  kebahagiaan. Korelasi  ini  biasanya  kuat  pada  grup  dengan  pendapatan  rendah
di  negara  berkembang.  Hal  ini  mungkin  dikarenakan  di  negara yang    belum    berkembang    pendidikan    memberikan    keuntungan
Universitas Sumatera Utara
yang  lebih  banyak.  Individu  yang  berada  di  negara  yang  belum berkembang    dan    memiliki    pendidikan    rendah    sulit    untuk
memenuhi    kebutuhan    dasarnya,    sedangkan    mereka    yang    punya edukasi    tinggi    dapat    menghasilkan    uang    untuk    memenuhi
kebutuhan  dasarnya  untuk  makan  dan  tempat  tinggal. iii.
Pencapaian  tujuan Individu    melaporkan    lebih    bahagia    dihari    dimana    mereka
mencapai    tujuan    mereka    daripada    hari    dimana    mereka    hanya mencapai    sedikit    dari    tujuan    mereka.    Memiliki    dua    atau    lebih
tujuan    yang    saling    bertentangan    atau    bingung    mengenai    tujuan yang  ingin  dicapai,  dapat  mengurangi  kebahagiaan  dari  individu
tersebut.
5  Rekreasi
Istirahat,  relaksasi,  makanan  yang  baik  dan  aktifitas  luang  memiliki efek    positif    jangka    pendek    terhadap    kebahagiaan.    Orang-orang
melaporkan    lebih    memiliki    mood    positif    dan    kurang    lekas    marah pada    periode    liburan.    Melakukan    aktifitas    luang    bersama    dengan
kelompok    dapat    meningkatkan    kebahagiaan    dengan    cara    memenuhi kebutuan  tertentu  seperti:  kebutuhan  akan  afiliasi  dan  alturism,  dan
kebutuhan  akan  kompetisi  juga  prestasi.
Universitas Sumatera Utara
4.  Efek  Kebahagiaan