2.  Responden  2 a.  Jadwal  Wawancara
Tabel  4.3
Jadwal  Wawancara  pada  Responden  2
NO Hari,  Tanggal
Durasi Tempat
1. 14  April  2012
66  menit Ruangan  depan  di
Vihara  Sujata 2.
07  Juni  2012 75  menit
Ruangan  depan  di Vihara  Sujata
3. 13  Juni  2012
26  menit Ruangandepan  di
Vihara  Sujata 4.
07  Juli  2012 31  menit
Ruangandepan  di Vihara  Sujata
5. 11  Juli  2012
36  menit Ruangandepan  di
Vihara  Sujata
b.  Deskripsi  identitas  diri  responden  2 Tabel  4.4
Gambaran  Umum  Responden  2
Keterangan Responden  2
Nama  Inisial B2
Jenis  Kelamin Laki-laki
Usia 30
Status Tidak  menikah
Agama Buddha
Suku Karo
Pendidikan SMA
Banyaknya    vassa    yang    telah dijalankan
7 Vassa
c.  Rangkuman  hasil  wawancara  responden  2
B2  merupakan  seorang  Bhante   yang  berasal  dari  keluarga  Karo. Kehidupan    sosialnya        saat    ia    tinggal    di    kampung    sangatlah    tinggi.    Ia
dapat  berteman  baik  dengan  anak  orang  baik  yang  sering  pergi  ke  Vihara ataupun    gereja    maupun    penjudi.    Saat    ia    diajak    menjudi    ia    akan    ikut,
Universitas Sumatera Utara
begitu  pula  bila  saat  ia  di  ajak  untuk  berdiskusi  hal-hal  yang  baik  dengan mereka   yang   di   Vihara  ia   juga   akan   ikut.   Kehidupan  di  desanya   tidak
mementingkan  pengejaran  materi,  namun  hal  yang  paling  penting  adalah melewati    hari.    Bila    telah    cukup    dalam    hal    makan    maupun    minum,    itu
sudah    cukup    bagi    mereka.    Salah    satu    contohnya    adalah    ketika    mereka panen,    mereka    akan    bermain    selama    kurang    lebih    satu    minggu    untuk
menghabiskan    hasil    yang    telah    mereka    dapat,    setelah    itu,    mereka    baru memulai  pekerjaan  mereka  lagi.
B2    merupakan    anak    ke    empat    dari    empat    bersaudara.    Ia    telah mengenal  ajaran  Buddha  sejak  kecil.  Hal  ini  dikarenakan  latar  belakang
keluarganya  yang  Beragama  Buddha.  Ia  dan  keluarganya  sering  pergi  ke Cetiya   merupakan  tempat   Ibadah   Agama   Buddha    yang  lebih    kecil  dari
Vihara    setiap    minggu    sejak    ia    masih    kecil.    Cetiya    tersebut    beraliran Buddhis  Buddhayana  Mahayana,  Theravada  dan  Tantrayana,  namun  aliran
yang    paling    banyak    dipelajari    di    Cetiya    tersebut    adalah    aliran    Buddhis Theravada.  Hal  ini  dikarenakan  oleh  seorang  Bhante  Theravada,  yang  juga
dikenal  dengan  sebutan  eyang,  sering  berkunjung  kesana. Walaupun    pengetahuannya    mengenai    Ajaran    Buddha    telah
diterimanya  sejak  ia  kecil,  namun  niat  untuk  menjadi  seorang  Bhante  baru timbul    sejak    B2    datang    ke    Medan.    Perjalanan    yang    ia    tempuh    dari
kampung  halamannya  di  Langkat  menuju  Kota  Medan  tidaklah  dekat.  Ia pun  dengan  bangga  membawa  ijazah  SMA  yang  baru  didapatkannya  dari
kampung    halamannya    menuju    Kota    yang    baru    baginya    dengan    tujuan
Universitas Sumatera Utara
bersekolah  di  salah  satu  universitas  di  Kota  tersebut,  yaitu  Kota  Medan. Kunjungannya  Vihara  Borobudur  yang  merupakan  salah  satu  Vihara  yang
ada  di  Medan  untuk  bertemu  dengan  kakaknya   yang  sedang  berada  di Vihara    tersebut    mengubah    seluruh    arah    hidupnya.    Saat    duduk    di    dapur
Vihara    tersebut,    dia    bertemu    dengan    Eyang    Bhante    yang    berdiam    di Vihara    Borobudur    dan    sering    berkunjung    di    Cetiya    yang    sering    ia
kunjungi    saat    di    kampung    halamannya.    Ia    jarang    berinteraksi    dengan Eyang  sebelum  ia  ke  Medan.  Menurutnya  Eyang  hanya  datang  ke  Cetiya
di  kampungnya  untuk  melihat-lihat,  lalu  pulang.  Satu-satunya  interaksinya dengan    Eyang    secara    langsung    yang    dapat    diingatnya    sebelum    ia    ke
Medan  adalah  saat  eyang  memarahinya  karena  ia  bolos  sekolah. Saat  itu  Eyang  yang  langsung  menghampirinya  dan  tanpa  bertanya
tujuan    kedatangannya    ke    Medan,    Eyang    menyuruhnya    untuk    mengikuti kegiatan  meditasi  di  Vihara  Kassapa.  Setelahnya,  ia  langsung  diantar  oleh
panitia    pelaksana    kegiatan    meditasi    menuju    ke    Vihara    Kassapa.    Setelah selesai    mengikuti    pelatihan    meditasi    disana,    Eyang    menanyakan
kesediaannya    untuk    ditahbis    menjadi    seorang    samanera.    Saat    itu    B2 langsung  menyetujui  pernyataan  Eyang.   Ia  lalu  ditahbis  menjadi  seorang
Samanera    kurang    lebih    empat    tahun    setelahnya    dan    ditahbis    menjadi Bhante  Theravada  di  Thailand  kurang  lebih  satu  tahun  setelah  ia  menjadi
samanera  di  Indonesia. Izin  orangtuanya  untuk  memperbolehkan  dirinya  menjadi  seorang
samanera  dan  Bhante  Theravada  didapatkan  dengan  mudah.  Orang  tuanya
Universitas Sumatera Utara
bukan    hanya    telah    mengizinkan    dirinya    sendiri    untuk    menjadi    seorang Bhante  namun  juga  abangnya.  Alasan   kenapa  orang  tuanya  mengizinkan
dirinya  dan  abangnya  untuk  menjadi  Bhante  juga  tidak  dipahami  oleh  B2. Baginya  mereka  bukan  tergolong  dari  keluarga  miskin,  namun  yang  pasti
adalah    seluruh    keluarganya    merupakan    keluarga    Buddhis    yang    sering datang  ke  Vihara.
Kehidupan  sebagai  seorang  samanera  di  Indonesia  merupakan  hal yang  menyenangkan  baginya.  Saat  menjadi  samanera,  B2  tinggal  di  Vihara
Kassapa  selama  kurang  lebih  empat  bulan  dan  tinggal  di  salah  satu  Vihara di    Sidikalang    kurang    lebih    selama    5    bulan.    Ia    lalu    kembali    ke    Medan
untuk  mengurus  pasportnya  dengan  tujuan  pergi  ke  Thailand  dan  di  tahbis menjadi  Bhante  Theravada  disana.  Saat  di  Thailand,  ia  tinggal  selama  satu
tahun  di  Buriram  sebagai  seorang  Bhikkhu  hutan.  Setelah  itu  ia  menetap di  Bangkok  dan  melanjutkan  sekolahnya  disalah  satu  Universitas  disana.
Kuliah  yang  dijalaninya  bukanlah  kuliah  yang  biasa  dijalani  oleh  pelajar pada    umumnya    namun    merupakan    kuliah    Sarjana    Inggris    khusus    untuk
Bhante.  Pelajaran   yang  dipelajari  saat   itu  adalah  mengenai  Tipitaka.  B2 kembali    ke    Indonesia    empat    tahun    setelahnya    dikarenakan    tuntutan
perkuliahan   yang  mengharuskan  dirinya  untuk  praktek  langsung  ke  umat selama  satu  tahun.
Universitas Sumatera Utara
d.  Hasil  observasi  wawancara  responden  2 1  Wawancara  1