2. Makna hidup
B2 merupakan sosok individu yang melakukan apapun yang diajak oleh temannya. Istilah yang sesuai untuknya adalah kemana angin
berhembus disanalah ia berada. Ia hidup tanpa tujuan kemana temannya mengajaknya maka ia akan ikut. Namun sejak ia menjalani kehidupan
ke-Bhikkhuan, ia memahami tujuan hidupnya yang sebenarnya. Dalam Peterson 2004 menyatakan bahwa semua agama membantu setiap
individu menemukan tujuan dan arti kehidupan yang paling utama dan memberikan peraturan dan nilai-nilai membantu memberi pengarahan
dalam menciptakan hubungan antar individu. Pemahaman ini membuatnya menjalani kehidupan dengan memfokuskan diri untuk
mencapai tujuan hidupnya. Menurut Viktor Frank dalam Bastaman 2007 makna hidup memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dimana saat makna hidup atau tujuan hidup ditentukan, saat itulah kehidupan individu tersebut lebih terarah.
Penemuan makna hidup membuat seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia
happiness.
3. Karakter Positif
Bagi seorang Bhante, Agama memiliki peran penting dalam hidup mereka. Agama memberikan inspirasi dan motivasi pada B1 dalam
menghadapi kesulitan yang ada. Agama juga membantu B2 dalam memahami dan menemukan tujuan ataupun makna hidupnya. Agama
Universitas Sumatera Utara
memberikan kedamaian yang kebahagiaan yang tidak pernah dirasakan oleh B3 sebelumnnya. Keyakinan membantu seseorang melawan
keputusasaan dan meningkatkan kebahagiaan. Keyakinan terhadap suatu Agama juga membuat individu merasa lebih puas akan kehidupannya
Seligman, 2005. Kesulitan bukan hanya dialami oleh umat awam namun juga
seorang Bhante. Dalam menghadapi kesulitan yang ada, B1 terus meyakini diri sendiri bahwa ia dapat menghadapi kesulitan tersebut.
Begitu pula dengan B2 yang memiliki keyakinan kuat akan kemampuannya dalam mencapai tujuan hidupnya. Namun hal ini tidak
terlihat pada B3 dimana ia merasa tidak yakin akan tercapainya harapannya pada saat ini. Menurut Seligman 2005 salah satu
komponen kebahagiaan pada masa yang akan datang adalah kepercayaan pada kemampuan dirinya sendiri.
Orang yang optimis dan yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri cenderung menafsirkan permasalahan mereka sebagai hal yang
sementara, terkendali dan hanya khusus untuk satu situasi Seligman, 2005. Begitu pula dengan ketiga Responden. B1 menafsirkan
kesulitannya sebagai sesuatu yang tetap memiliki jalan keluar. B2 dan B3 menganggap kesulitan tersebut bersifat sementara dan akan hilang
bila waktunya tiba. Kesulitan yang dihadapi oleh B1 adalah seperti kesulitan dalam
pembelajaran. Namun, keinginannya untuk memahami pelajaran yang
Universitas Sumatera Utara
ada membuatnya dapat menguasai pelajaran itu dan mengatasi perasaan sulit yang ada. Hal ini juga terjadi pada B3. Menurut Krapp dalam
Peterson 2004 menyatakan bahwa orang yang memiliki komponen love to learning biasanya mengalami perasaan positif dalam proses peroleh
keterampilan dan memuaskan rasa ingin tahu. Kekuatan ini akan membantu seseorang untuk tetap bertahan ketika mereka menghadapi
tantangan. Kesulitan lainnya yang dihadapi oleh ketiga Responden adalah
saat mereka menempatkan diri di tempat baru yang asing bagi mereka, Thailand. Mereka harus melakukan hal yang tidak biasanya mereka
lakukan dan masalah komunikasi merupakan kesulitan lain bagi mereka saat itu. Namun mereka berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
tempat tersebut dan menerima keadaan yang ada apapun itu. Pengalaman ini memberikan keyakinan yang besar kepada B1 terhadap
kemampuannya sendiri, membuat B2 memahami apa tujuan hidupnya dan memberikan kebahagiaan yang dicari oleh B3, yaitu kedamaian.
Pengalaman ini membuat mereka lebih fleksible dan menerima setiap situasi dalam kehidupan. Individu yang lebih membuka diri untuk
pengalaman baru akan lebih memahami dirinya sendiri dan dapat menantang maupun meningkatkan kemampuan dirinya terhadap
pengalaman baru Peterson, 2004 Kesulitan yang dihadapi oleh B1 dan B3 ketika memutuskan
untuk menjalani kehidupan ke-Bhikkhuan sampai saat ini tidak
Universitas Sumatera Utara
menghalangi mereka untuk terus berjuang untuk terus menajalani kehidupan ke-Bhikhuan. Persistent ketekunan adalah keadaan dimana
seseorang terus melanjutkan apa yang menjadi tujuannya walaupun terdapat kesulitan ataupun hambatan yang dialaminya saat menjalani
tujuannya itu Peterson, 2004. Salah satu hal yang mereka dapatkan sebagai hasil dari kesulitan
yang mereka hadapi adalah pengendalian diri. Pengendalian ini terus dilatih oleh para Responden sejak mereka menjalani kehidupan ke-
Bhikkhuan. Hal ini terlihat dari ketenangan yang ada di dalam diri Responden saat menghadapi celaan dari masyarakat. B1 dan B3 juga
memiliki keberhasilan dalam mengendalikan dirinya untuk mengatasi sifat-sifat buruknya yang telah ada. Menurut Peterson 2004,
pengendalian diri adalah mengatur apa yang dirasakan oleh dirinya, menjadi sosok yang disiplin terhadap diri sendiri dan mengontrol emosi
dan nafsu dari dirinya sendiri. Pengendalian diri ini dipraktekkan dengan mengolah emosi, perilaku dari dirinya sendiri tanpa bantuan dari
orang lain. Kesuksesan dalam pengendalian diri akan membuat dirinya dengan mudah menghadapi dirinya sendiri maupun masyarakat sosial.
Dari setiap kesulitan dan kebahagiaan yang telah dihadapi oleh para Responden, mereka tetap merasa bersyukur atasnya. Oleh karena
semua kejadian itulah yang membawa mereka pada pemahaman hari ini. Bersyukur merupakan perasaan terima kasih dimana individu
bersediha utuk menyadari nilai dai pengalaman yang dialaminya
Universitas Sumatera Utara
Emmons McCullough, 2004. Bersyukur pada hal yang baik yang terjadi pada kehidupan seorang individu dapat meningkatkan komponen
emosi positif dalam hal kelegaan dan kepuasan Seligman, 2005; Ladner, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Resume Hasil Penelitian pada B1, B2 dan B3
Topik B1
B2 B3
Latar Belakang menjadi Bhante Theravada
keingiannya dimulai dari pertemuannya dengan
seorang Bhikkhu yang membuatnya berpikir
untuk mengubah sifat buruk yang sudah ada.
keinginannya dimulai dari seorang Bhante Theravada yang
sangat ia hormati yang mengajaknya menjadi seorang
samanera. keinginannya menjadi
Bhikkhu adalah untuk mengubah sifat buruknya
dan pemikiran bahwa menjalankan meditasi
dapat membuat seseorang mecapai
kesucian maupun kesaktian.
Kebahagiaan
Definisi Kebahagiaan Kebahagiaan dapat ia
dapatkan saat ia membebaskan dirinya
dari perasaan negatif seperti kebencian
ataupun kecemasan, Kebahagiaan adalah rasa
dimana seseorang tidak akan pernah dapat memahami
kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain bila ia tidak
pernah merasakan hal Kebahagiaan adalah
kedamaian. Kedamaian didapat ketika ia
memfokuskan diri hanya pada sesuatu yang
sedang kita kerjakan saat
Universitas Sumatera Utara
banyak memberi. tersebut.
kebahagiaan berasal dari pikiran. Pikiran negatif akan
memunculkan ketidakbahagiaan.
Kebahagiaan juga dapat diperoleh ketika ia
melepaskan dirinya dari segala emosi negatif yang
ada, seperti kecemburuan ataupun iri hati.
Ketika ia dapat melepaskan dirinya dari segala
keinginan yang ada, saat itulah ia bahagia.
itu. Kebahagiaan dapat ia rasakan ketika ia
menikmati apa yang sedang dikerjakannya.
Faktor pendukung Kebahagiaan Saat dapat memberikan
ceramah ataupun
memiliki kesempatan untuk memberi kepada
Saat dapat menjalankan dan mengamalkan
nilai-nilai kebenaran yang ada dalam
dirinya Saat pikiran dapat
berfokus pada hal yang sedang dikerjakan pada
saat itu.
Universitas Sumatera Utara
orang lain merupakan hal
yang membahagiakan.
Cara untuk Bahagia tersenyum,
banyak memberi, menanamkan
pikiran positif menanamkan pikiran psitif,
mengamalkan nilai-nilai
kebenaran yang ada. memfokuskan diri pada
hal yang
sedang dikerjakan
Aspek kebahagiaan
Emosi pada
masa lalu puas Satisfied
B1 merasa tidak ada yang perlu ia ubah
lagi pada masa lalunya baik sebelum
maupun sesudah
menjadi Bhante
karena ia sudah cukup berberbahagia
akan apa yang telah ia dapatkan.
B2 merasa cukup bahagia dengan masa
lalunya karena ia merasa tidak ada yang
perlu di ubah pada masa lalunya baik
sebelum maupun
sesudah menjadi Bhante. B2 merasa cukup
bahagia dengan masa Tidak ada hal
yang ingin ia ubah
dimasa lalunya
saat menjalani
kehidupan ke-
Bhikkhuan namun ada yang ingin ia
ubah dimasa
lalunya saat
Universitas Sumatera Utara
B1 merasa bersyukur akan apa yang telah
ia dapatkan pada saat ini karena
dengan menjadi
seorang Bhante ia dapat
banyak memberi
kepada orang-orang
disekitarnya. lalunya karena kesulitan
pada masa
lalu memberikan pelajaran
yang penting baginya. sebelum
ia menjalani
kehidupan ke-
Bhikkhuan Ia merasa puas
akan kehidupan ke-Bhikkhuannya
karena tujuannya untuk mengubah
sifat-sifat buruknya telah
menjadi kenyataan dan ia telah
mendapatkan kedamaian dari
hasil latihannya sebagai seorang
Bhante. Lega contentment
B1 merasa lega akan B2 merasakan kelegaan dari B3 merasa lega akan
Universitas Sumatera Utara
kehidupannya karena apa yang telah ia
inginkan telah tercapai pada saat ini. Tidak ada
yang ia sesali akan masa lalunya. Ia juga
menjalani kegiatan
kesehariannya tanpa
beban. masa lalunya oleh karena ia
tidak terbebani oleh masa lalunya yang buruk.
kehidupannya karena ia bersyukur akan segala
yang terjadi pada masa lalu dan hal-hal buruk
pada masa lalu sudah tidak
menggangu pikirannya pada saat ini.
Sukses Fulfilment B1 merasa sukses akan
kehidupannya karena pencapaiannya dalam
hal memberikan
pelayanan kepada umat, mengatur organisasi dan
memahami Ajaran
Buddha sudah lebih dari yang ia harapkan.
B2 menyatakan bahwa selama ia masih belum menyerah
untuk mencapai
tujuan hidupnya maka ia masih dapat
dikatakan sukses. Sukses karena sudah
mencapai kedamaian dan sudah berhasil mengubah
sifat buruknya yang ada.
Bangga Pride B1 merasa bangga Sebagai seorang sosok yang Ia bangga akan dirinya
Universitas Sumatera Utara
karena apa yang telah ia capai telah lebih
daripada apa yang ia harapakan. Ia juga
merasa apa yang telah ia capai sudah lebih
daripada kemampuannya. berasal dari desa kecil, B2
memiliki kebanggaan akan dirinya yang dapat pergi keluar
negeri ataupun naik pesawat terbang.
dimana ia
dapat mengubah sifat buruknya
yang ada
dan menjalanakan kehidupan
ke-Bhikkhuan yang
menurutnya berat.
Damai serenity B1 merasa damai akan
hidupannya karena ia dapat
menjalani kesehariannya
tanpa beban dan dengan
keadaan hati yang lembut, tidak egois,
tidak mudah cemburu dan tidak mudah marah.
Kedamaian dirasakan oleh B2 saat ia melaksanakan sila
karena pada saat itu ia merasakan kedamaian dan
ketenangan pikiran. Kedamaian
dirasakan oleh B3 pada saat ia
dapat memfokuskan
dirinya pada hal yang ia kerjakan.
Emosi pada
masa Kenikmata
n Pleasure
Mindfulness Kecermata
nkesadaran Kesadaran terus dilatih
oleh B1
melalui meditasi
dan Kesadaran akan hidup pada
masa ini dilatihnya dengan melakukan meditasi dan
Ia memiliki kecermatan pada kehidupan saat ini
karena ia selalu berusaha
Universitas Sumatera Utara
sekarang memperhatikan keadaan
yang ada dengan jelas. Melalui kesadaran ia
dapat menghadapi setiap kesulitan dengan kepala
dingin tanpa disertai emosi.
berusaha menjalankan setiap sila yang telah ada.
melatih diri untuk memfokuskan diri pada
apa yang sedang ia lakukan
Savoring kenikmatan
B1 menikmati setiap kegiatan kesehariannya
dan menjalaninya
dengan kedamaian dan tanpa beban namun ia
senantiasa diharuskan untuk menyadari setiap
hal yang dilakukannya B2 menikmati segala sesuatu
yang ada disekitarnya dengan menerima apapun yang ada apa
adanya. B3 menikmati saat
dimana ia melakukan kegiatan bersih-bersih
yang membuatnya dapat memfokuskan diri pada
apa yang
sedang dilakukannya tanpa harus
memperdulikan hal
lainnya Gratifikasi
Gratification B1 merasa bahagia
dengan memberi kepada orang lain oleh karena
B2 merasakan kebahagiaan dalam menjalankan sila,
meditasi dan perbuatan baik. B3 berbahagia atas
kedamaian yang telah ia alami sehingga ia terus
Universitas Sumatera Utara
itu ia terus memberi kepada orang lain.
Oleh karena itu ia terus melatih diri untuk menjalankan
ketiga hal tersebut. berusaha melatih diri
untuk mencapai
kedamaian tersebut. Emosi
pada masa
depan Keyakinan atau iman
faith Keyakinan pada B1
terlihat pada
keyakinannya pada
Ajaran Buddha yang membuatnya bahagia.
Menurutnya Ajaran
Buddha dapat
memberikan motivasi dan inspirasi pada
dirinya sehingga ia merasa bahagia.
Menurutnya, Ajaran Buddha membuatnya memahami tujuan
sebenarnya dari kehidupan, yaitu
untuk mencari
kebahagiaan sejati. Ia memiliki keyakinan
akan Ajaran Buddha terlihat dari usahanya
untuk terus melatih diri sesuai dengan ajaran
yang telah ia pelajari. Pelatihan yang banyak ia
lakukan adalah dengan banyak bermeditasi.
kepercayaan trust B1 percaya bahwa
pemberian yang ia lakukan pada masa ini
akan memberikan hal positif baginya bukan
B2 percaya bahwa dengan berusaha terus, tujuan hidupnya
akan tetap tercapai seperti air walaupun hanya setetes namun
bila terus ditetesi juga akan B3 percaya bila ia
berusaha untuk sesuatu pada masa ini, ia akan
mendapatkannya.
Universitas Sumatera Utara
hanya pada saat ini namun juga pada masa
yang akan datang. dapat memenuhi danau.
keyakinan terhadap kemampuan yang
dimiliki diri sendiri Confidence
B1 memiliki kepercayaan akan
kemampuan yang ia miliki dimana ia
menghadapi setiap kesulitan dengan
keyakinan bahwa ia dapat dan memliki
kemampuan untuk melewati kesulitan
tersebut. B2 memiliki keyakinan yang
kuat bila ia dapat mencapai tujuan hidupnya.
B3 kurang percaya akan kemampuan
dirinya dalam mencapai harapan
hidupnya oleh karena ia kurang yakin harapannya
akan dapat terkabul pada saat ini.
Harapan B1 merupakan sosok
individu yang penuh dengan harapan karena
ia memandang kesulitan yang ada dari sisi lain
Harapan hidup yang dimiliki oleh B2 adalah tujuannya
untuk mencapai kebahagiaan sejati atau disebut juga dengan
kesucian. B3 merupakan sosok
individu yang memiliki harapan karena ia
berharap dapat tinggal di Vihara yang tenang dan
Universitas Sumatera Utara
seperti saat mayoritas orang di Medan tidak
dapat menerima apa yang diajarkannya ia
tetap berpikir bahwa pasti akan ada segelintir
orang yang dapat menerimanya.
tidak begitu ramai.
Optimisme B1 merupakan sosok
yang optimis akan kehidupannya. Hal ini
terlihat dari cara ia memandang
setiap kesulitan yang ada
dengan positif sehingga ia dapat mengatasi
setiap kesulitan tersebut. B2 terlihat pesimis dalam hal
mengubah orang lain karena menurutnya adalah tidak
mungkin mengubah orang lain. Namun ia terlihat Optimis
dalam mencapai
tujuan hidupanya karena ia terus
berusaha mencapainya dan mengatakan bahwa walaupun
hari ini hanya setetes air yang dapat saya isi di danau besar
B3 cukup optimis akan kehidupannya karena ia
menganggap masalah
yang dihadapi dalam kehidupannya berisifat
temporer dan akan dapat terealisasi pada masa
yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
namun tetesan itu akan semakin banyak dan lama
kelamaan akan penuh juga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Aspek kebahagiaan pada B1, B2 dan B3
Aspek kebahagiaan B1
B2 B3
Emosi pada masa lalu puas Satisfied
kehidupan setelah
menjadi seorang
Bhante +
Kehidupan sebleum
menjadi seorang
Bhante +
kehidupan setelah menjadi seorang
Bhante + Kehidupan sebleum
menjadi seorang Bhante +
kehidupan setelah menjadi
seorang Bhante +
Kehidupan sebelum
menjadi seorang Bhante
-
Lega contentment +
+ +
Sukses Fulfilment +
+ +
Bangga Pride +
+ +
Damai serenity +
+ +
Universitas Sumatera Utara
Emosi pada masa sekarang
Kenikmatan Pleasure +
+ +
Gratifikasi Gratification +
+ +
Emosi pada masa depan Keyakinan atau iman faith
+ +
+ kepercayaan trust
+ +
+ keyakinan terhadap kemampuan
yang dimiliki diri sendiri Confidence
+ +
-
harapan +
+ +
Optimisme +
+ +
Universitas Sumatera Utara
208
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan yang berhubungan dengan jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian. Pada akhir dari bab
ini juga akan diuraikan saran-saran praktis maupun saran untuk penelitian lanjutan yang berguna bagi penelitian yang berhubungan dengan tema
kebahagiaan pada Bhante Theravada di masa yang akan datang.
A. KESIMPULAN
Kebahagiaan dimaknai sebagai keadaan dimana seorang individu dapat memfokuskan dirinya untuk hidup pada saat ini. Dengan
memfokuskan diri untuk hidup pada saat ini, maka kesadaran akan terbentuk. Ketika individu senantiasa dapat mempertahankan kesadaran
yang ada, maka saat itulah kebijaksanaan terbentuk yang mengarahkan individu terbebas dari keragu-raguan dan terbentuklah ketenangan atau
kedamaian. Kedamaian inilah yang merupakan kebahagiaan. Pada Bhante Theravada kebahagiaan pada masa lalu dimaknai
saat seorang individu dapat bersyukur pada segala sesuatu yang terjadi di masa lalu. Kebahagiaan pada masa lalu juga berarti ketika seorang
individu dapat membebaskan diri dari masa lalunya yang buruk dan menganggapnya sebagai suatu bentuk pembelajaran di masa depan.
Berkaitan dengan masa depan, Bhante Theravada dapat memiliki keinginan, namun tidak dikuasai oleh keinginan tersebut agar bisa
Universitas Sumatera Utara