“kebanyakkan  saya  hanya  menggerakkan  di  bidang  sosial doang..  bikin  ayok...  bikin  baksos..  mungkin  Bhikkhu  yang
paling  banyak  bikin  baksos  disini  saya..  ya  paling  enggak untuk  menimbun  apa  lah..  parami..  Dana
Parami.” R2.W2.b.0914-0920.h.19
3.  Responden  3 a.  Jadwal  Wawancara
Tabel  4.5 Jadwal  Wawancara  pada  Responden  3
NO Hari,  Tanggal
Durasi Tempat
1. 21  April  2012
16  menit ruang  kaca  di
ITBC 2.
24  April  2012 77  menit
ruang  kaca  di ITBC
3. 02  Mei  2012
35  menit ruang  kaca  di
ITBC 4.
10  Agustus  2012 55  menit
ruang  kaca  di ITBC
b.  Deskripsi  identitas  diri  responden  3 Tabel  4.6
Gambaran  Umum  Responden  3
Keterangan Responden  3
Nama  Inisial B3
Jenis  Kelamin Laki-laki
Usia 29  tahun
Status Tidak  menikah
Agama Buddha
Suku Jawa
Pendidikan -
Banyaknya    vassa    yang    telah dijalankan
7 Vassa
Universitas Sumatera Utara
c.  Rangkuman  hasil  wawancara  responden  3
B3   merupakan   anak  ke  2  dari  4  bersaudara.   B3  telah  mengenal Agama  Buddha  sejak  kecil.  Tujuannya  dari  Jawa  ke  Medan  adalah  untuk
bertemu  dengan  Eyang  Bhikkhu  yang  berdiam  di  Vihara  Borobudur  guna mempelajari    Meditasi    selama    setahun    dengan    Eyang    dan    menuju    tahap
selanjutnya  sebagai  seorang  samanera  atau  Bhikkhu  bila  memungkinkan. Keinginan    tersebut    disampaikan    kepada    keluarganya    sebelum
kepergiannya    ke    Medan,    namun   tidak   ada    reaksi    yang    dikeluarkan    oleh keluarganya    saat    ia    menceritakan    niatnya    untuk    menjalani    kehidupan
sebagai  seorang  Bhikkhu.  Niatnya  untuk  ke  Medan  sudah  bulat.  Baginya, apapun  komentar  dari  orang  tuanya  ia  akan  tetap  pergi  karena  tiket  sudah
dibeli.    Sesampainya    di    Medan,    ia    pun    bertemu    dengan    Eyang    dan ceritakan  tujuannya  ke  Medan  kepada  Eyang,  Eyang  lalu  mengajaknya  ke
Vihara    Kassapa    selama    dua    minggu    untuk    mengikuti    pelatihan    Meditasi Vipassana    salah    satu    jenis    latihan    meditasi    yang    ada    didalam    Agama
Buddha  yang  tengah  berlangsung  pada  saat  itu.  Setelah  selesai  mengikuti latihan    Vipassana    selama    dua    minggu,    Eyang    mengatakan    kepadanya
bahwa    satu    minggu    lagi    ia    akan    diangkat.    Saat    itu    yang    ada    dalam dipikirannya    hanyalah    ia    akan    diangkat    menjadi    murid    untuk    belajar
meditasi. Tidak    sampai    satu    minggu    berlalu,    Eyang    kembali    ke    Vihara
Kassapa  dan  mengatakan  padanya  bahwa  tanggal  21  bukanlah  hari  yang baik    untuk    melakukan    penahbisan    sehingga    ia    memutuskan    untuk
Universitas Sumatera Utara
melakukannya  pada  tanggal  19,  yaitu  hari  ini.  Saat  itu  B3  baru  menyadari bahwa    maksud    penahbisan    yang    dikatakan    oleh    Eyang    adalah    ditahbis
menjadi    samanera.    Atas    persetujuaan    dari    B3,    maka    ia    pun    ditahbis menjadi  seorang  samanera  tiga  minggu  setelah  kedatangannya  ke  Medan.
Tujuh    bulan    setelah    menjadi    samanera,    Eyang    memohon    ia    dan teman-temannya  untuk  membuat  passport.  Saat  itu  B3  tidak  menyetujuinya
dan  menahan  dengan  banyak  alasan  oleh  karena  ia  masih  merasa  belum cukup    siap    dan    berani    untuk    ke    Thailand.    Hal    itu    disebabkan    oleh
kemampuan  Bahasa  Thailandnya  yang  hampir  bisa  dikatakan  nol.  Akhirnya setelah  satu  tahun  menjalani  kehidupan  sebagai  seorang  samanera,  B3  pun
berangkat  ke  Thailand  untuk  ditahbis  menjadi  seorang  Bhante. Beberapa    hari    setelah    ia    di    Thailand,    ia    pun    ditahbis    menjadi
seorang  Bhante  Theravada.  Ia  menjadi  Bhante  dibawah  bimbingan  Rompo A,  gurunya  di  Thailand.  Bagi  B3  kehidupan  dan  cara  belajar  di  Thailand
tidak  jauh  berbeda  dengan  cara  mengajar  Eyang,  guru  mereka  sebelumnya. Mereka  tidak  dididik  secara  formal.  Mereka  hanya  perlu  meniru    segala
sesuatu  yang  dilakukan  oleh  Rompo. Setelah  menjalani  ke-Bhikkhuan  selama  empat  vassa  di  Thailand,  ia
diminta  untuk  mengantar  Rompo  ke  Medan  karena  Rompo  belum  pernah ke  Medan  dan  tidak  bisa  berbahasa  Indonesia  dengan  fasih.  Oleh  karena
permasalahan  visa  kependudukan  di  Thailand,  ia  pun  akhirnya  menetap  di Indonesia    selama    tiga    bulan    dan    kembali    ke    Thailand    setelahnya.
Universitas Sumatera Utara
Sementara  Rompo  pulang  ke  Thailand  terlebih  dahulu  dengan  diantar  oleh B1.
Pada  saat  Kathina  upacara  peringatan  selesainya  masa  vassa  pada sekitar  bulan  oktober  dan  umat  dapat  mulai  mendanakan  empat  kebutuhan
pokok    para    Bhikkhu    kepada    para    Bhikkhu,    B3    diminta    Eyang    untuk kemB3li  ke   Indonesia   dan  membantu   acara   Kathina  di   Indonesia.   Sejak
saat  itu,  B3  mulai  kembali  menetap  di  Medan  sampai  sekarang.
d.  Hasil  observasi  wawancara  responden  3 1  Wawancara  1