melalui iklan KB ini mendorong mereka untuk tidak menikah hingga usia yang disarankan oleh BKKBN tersebut. Para remaja ini ingin merencakan pernikahan
mereka dengan baik sehingga terbentuk suatu keluarga yang lebih baik dan sejahtera.
Sedangkan pada sebagian remaja di Kecamatan Medan Labuhan, yang putus sekolah, tidak menyelesaikan pendidikannya, memiliki pemikiran bahwa
lebih baik menikah daripada tidak melakukan apa- apa. Pendidikan yang minim membuat mereka sulit untuk menemukan pekerjaan yang layak. Sebagian remaja
lagi lebih memilih untuk terus mencari pekerjaan dan memperbanyak teman daripada terikat dalam sebuah pernikahan.
Dapat dilihat dari alasan diatas, bahwa tingkat pendidikan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam mempersepsikan sesuatu. Semakin
berpendidikan seseorang, maka semakin cermat dalam memutuskan sesuatu. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rossiter dan Percy, bahwa
proses tanggapan pemirsa terjadi oleh stimuli rangsangan yang terkandung dalam iklan, dimana stimuli ini tergantung pada media iklan, dapat berupa gambar
atau warna, kata-kata yang terdengar atau tertulis, musik, dan spesial efek lain atau gerakan yang terdiri dari detail variasi iklan.
Iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu ini memiliki semua media iklan yang disebutkan diatas. Pemirsa akan merespon stimuli yang
terkandung dalam suatu iklan melalui elemen stimuli iklan yang terdiri dari suara, musik, kata-kata, gambar, warna, dan gerakan. Stimuli inilah yang diterima oleh
para remaja dan membentuk persepsi mereka untuk membentuk sebuah keluarga yang direncanakan dengan baik diusia yang tepat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
Penelitian ini mengambil fokus pada permasalahan tentang pengaruh iklan kb versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu ditelevisi terhadap persepsi remaja
tentang pernikahan diusia dini pada pelajar SMA dan yang putus sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pesan yang ingin disampaikan iklan KB versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu adalah mengenai perencanaan yang matang dalam menjalin
hubungan dari sejak awal berpacaran hingga memutuskan untuk menikah dan memiliki anak. Pemilihan lokasi yang cocok dan ketepatan setiap figur
dalam berperan dinilai baik oleh sebagian besar remaja, sehingga pesan keluarga berencana yang bahagia dapat diterima.
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa iklan KB ini memiliki pengaruh terhadap persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini. Dengan adanya iklan KB ini
dapat membantu mereka mengerti dan pada akhirnya membentuk persepsi mereka untuk tidak menikah diusia dini. Pada dasarnya mereka tahu
bahwa untuk menikah diusia dini merupakan keputusan yang tidak tepat dan akan mempersulit kehidupan mereka. Ada yang menyebutkan tingkat
kedewasaan yang belum matang dan pekerjaan yang terbatas sebagai alasan untuk tidak menikah diusia dini. Hanya sebagian kecil remaja saja
yang menyatakan bahwa iklan ini efektif dalam membentuk persepsi remaja untuk tidak menikah diusia dini dan melakukan keluarga
berencana. Menurut mereka durasi iklan KB ini terlalu singkat sehingga tidak jelas.
3. Terdapat hubungan korelasi antara pengaruh Iklan KB versi Shireen
sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi terhadap persepsi remaja mengenai pernikahan diusia dini. Persepsi ini juga dipengaruhi oleh unsur- unsur
yang ada pada iklan KB ini dimana remaja yang bersekolah dan putus sekolah dalam hal ini remaja di SMA Gajah Mada dan Kecamatan Medan
Labuhan menilai iklan layanan masyarakat ini merupakan salah satu iklan layanan masyarakat yang menarik karena musik dan pemeran yang ada
bagus. Dapat diketahui juga bahwa remaja yang bersekolah dan putus sekolah mau untuk mengikuti kegiatan- kegiatan yang dapat menjelaskan
mengenai keluarga berencana karena ingin memiliki keluarga yang
Universitas Sumatera Utara
sejahtera. Mereka tahu bahwa dengan memiliki dua orang anak adalah lebih baik karena semakin hari akan sangat sulit membesarkan anak- anak.
Jika kedua anak mereka adalah laki- laki, sebagian besar dari mereka menyatakan tidak keberatan dan setuju untuk memiliki 2 orang anak saja
tetapi jika keduanya adalah perempuan maka banyak dari mereka memutuskan untuk menambah jumlah anak mereka hingga adanya seorang
anak laki- laki. Menurut mereka, tanpa adanya anak laki- laki sebagai penerus keluarga mereka maka tidak berarti. Dapat dilihat bahwa pengaruh
budaya masih cukup besar.
V.2. SARAN RESPONDEN PENELITIAN