BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Uji Faktor Hipotesis Pertama
Sebelum melakukan pengujian terhadap kualitias data yang digunakan, penelitian ini terlebih dahulu melakukan uji faktor. Pengujian ini bertujuan untuk
melihat variabel yang dapat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham.
Hasil uji faktor yang digunakan untuk mengetahui faktor yang digunakan dalam penelitian akan ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Kaiser-Meyer-Olkin Pertama
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .411
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
80.563 Df
28 Sig.
.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin ternyata
0.411 dibawah 0.500, berarti data tidak signifikan untuk melakukan analisis faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel
mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel
Ukuran Perusahaan X
8
memiliki nilai korelasi terkecil yaitu 0,279. Oleh karena itu, variabel Ukuran Perusahaan X
8
Tabel 5.3
dikeluarkan dari analisis.
Uji Kaiser-Meyer-Olkin Kedua
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .453
Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square
66.301 Df
21 Sig.
.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Tabel 5.2 Uji Anti-image Matrices Pertama
Anti-image Matrices
CR ROE EPS
DER NPM DPR
Pert. Penjualan
Ukuran Perusahaan
Anti-image Covariance
CR .293 -.219 .009
.253 -.019 -.185 .016
.202 ROE
-.219 .721 -.029 -.125 -.016 .152
-.012 -.067
EPS .009 -.029 .903
.059 -.130 .082 -.161
-.017 DER
.253 -.125 .059 .414 .015 -.108
.059 .179
NPM -.019 -.016 -.130
.015 .478 -.094 .334
-.118 DPR
-.185 .152 .082 -.108 -.094 .676
-.119 -.263
P.Penjualan .016 -.012 -.161
.059 .334 -.119 .477
-.057 Uk.Perusahaan
.202 -.067 -.017 .179 -.118 -.263
-.057 .658
Anti-image Correlation
CR .422
-.476
a
.018 .725 -.051 -.417
.043 .461
ROE -.476 .446
-.037
a
-.229 -.027 .217 -.021
-.097 EPS
.018 -.037 .375 .097
a
-.198 .105 -.245
-.022 DER
.725 -.229 .097 .446
.035
a
-.203 .132
.342 NPM
-.051 -.027 -.198 .035 .447
-.165
a
.700 -.211
DPR -.417 .217 .105
-.203 -.165 .345 -.210
a
-.394 P.Penjualan
.043 -.021 -.245 .132 .700 -.210
.436 -.102
a
Uk.Perusahaan .461 -.097 -.022
.342 -.211 -.394 -.102
.279
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin ternyata masih 0.453 dibawah 0.500, berarti data tidak signifikan untuk melakukan analisis
faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.
Tabel 5.4 Uji
Anti-image Matrices Kedua
CR ROE
EPS DER
NPM DPR P.Penjualan
Anti-image Covariance
CR .372
-.254 .019
.284 .023 -.157
.043 ROE
-.254 .728
-.032 -.122
-.029 .149
-.019 EPS
.019 -.032
.903 .072
-.139 .089
-.164 DER
.284 -.122
.072 .469
.056 -.049 .085
NPM .023
-.029 -.139
.056 .500 -.175
.342 DPR
-.157 .149
.089 -.049
-.175 .800
-.170 P.Penjualan
.043 -.019
-.164 .085
.342 -.170 .482
Anti-image Correlation
CR .498
a
-.488 .032
.681 .053 -.288
.101 ROE
-.488 .437
-.039
a
-.209 -.049
.196 -.031
EPS .032
-.039 .345
.111
a
-.208 .105
-.249 DER
.681 -.209
.111 .516
.116
a
-.079 .179
NPM .053
-.049 -.208
.116 .420
-.276
a
.698 DPR
-.288 .196
.105 -.079
-.276 .358 -.274
a
P.Penjualan .101
-.031 -.249
.179 .698 -.274
.419
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa variabel EPS
X
3
memiliki nilai korelasi terkecil yaitu 0,345. Oleh karena itu, variabel EPS X
3
dikeluarkan dari analisis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Kaiser-Meyer-Olkin Ketiga
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.461 Bartletts Test of
Sphericity Approx. Chi-Square
63.226 Df
15 Sig.
.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin ternyata masih 0.461 dibawah 0.500, berarti data belum signifikan untuk melakukan
analisis faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.
Kedua Tabel 5.6 Uji
Anti-image Matrices Ketiga
CR ROE
DER NPM
DPR P.Penjualan
Anti-image Covariance
CR .372 -.254
.287 .027
-.161 .049
ROE -.254
.729 -.122 -.036
.154 -.026
DER .287 -.122
.475 .071
-.057 .106
NPM .027 -.036
.071 .522
-.170 .353
DPR -.161
.154 -.057 -.170
.809 -.166
P.Penjualan .049 -.026
.106 .353
-.166 .513
Anti-image Correlation
CR .494
a
-.488 .682
.061 -.294
.113 ROE
-.488 .433 -.207
a
-.058 .201
-.042 DER
.682 -.207 .499
.143
a
-.092 .214
NPM .061 -.058
.143 .445 -.261
a
.682 DPR
-.294 .201
-.092 -.261 .374
-.257
a
P.Penjualan .113 -.042
.214 .682
-.257 .434
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa variabel DPR X
6
memiliki nilai korelasi terkecil yaitu 0,374. Oleh karena itu, variabel DPR X
6
dikeluarkan dari analisis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Kaiser-Meyer-Olkin Keempat
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.493 Bartletts Test of
Sphericity Approx. Chi-Square
56.067 Df
10 Sig.
.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO ternyata masih 0.493 dibawah 0.500, berarti belum signifikan. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk
menentukan variabel yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.
Tabel 5.8 Uji
Anti-image Matrices Keempat
CR ROE
DER NPM
P.Penjualan Anti-image
Covariance CR
.407 -.255
.304 -.008
.019 ROE
-.255 .760
-.116 -.004
.006 DER
.304 -.116
.479 .064
.102 NPM
-.008 -.004
.064 .561
.366 P.Penjualan
.019 .006
.102 .366
.550 Anti-image
Correlation CR
.505
a
-.458 .688
-.017 .041
ROE -.458
.502 -.193
a
-.006 .010
DER .688
-.193 .489
.124
a
.198 NPM
-.017 -.006
.124 .490
.659
a
P.Penjualan .041
.010 .198
.659 .480
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan X
7
memiliki nilai korelasi terkecil yaitu 0,480. Oleh karena itu, variabel pertumbuhan penjualan X
7
dikeluarkan dari analisis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Kaiser-Meyer-Olkin Kelima
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.502 Bartletts Test of
Sphericity Approx. Chi-Square
34.546 Df
6 Sig.
.000 Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Pada Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin sudah memenuhi syarat yaitu 0,502 0,500 berarti data sudah signifikan untuk dilakukan
analisis faktor.
Tabel 5.10 Uji
Anti-image Matrices Kelima
CR ROE
DER NPM
Anti-image Covariance
CR .408
-.255 .313
-.037 ROE
-.255 .760
-.122 -.014
DER .313
-.122 .499
-.006 NPM
-.037 -.014
-.006 .991
Anti-image Correlation
CR .501
-.458
a
.694 -.058
ROE -.458
.509 -.199
a
-.016 DER
.694 -.199
.512 -.009
a
NPM -.058
-.016 -.009
.796
a
a. Measures of Sampling AdequacyMSA Sumber: Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Selain melihat nilai dari Keiser-Meyer-Olkin, dapat juga dengan nilai anti image correlation diatas 0.500 maka analisis faktor dapat dilakukan. Sehingga
variabel yang signifikan, yang digunakan sebagai faktor-faktor dalam mempengaruhi harga saham adalah current ratio, return on assets, debt to equity
ratio,dan net profit margin.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Statistik Deskriptif