2.1.5 Jenis-Jenis Dividen
Menurut Darmadji, 2006 dividen dapat terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
1. Dividen tunai cash dividen
2. Dividen saham
, yaitu dividen tunai yang mengacu pada deviden yang diberikan emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
stock dividen
3. Dividen property
, yaitu dividen yang dibagikan perusahaan dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah saham perusahaan menjadi
bertambah. property dividen
4.
Dividen likuidasi , yaitu pembagian kepada pemegang saham
yang dapat dibayar dengan aktiva selain kas. liquidation dividen
5.
Dividen UtangScrip Dividends, yaitu timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak
cukup. Oleh karena itu pimpinan dalam suatu perusahaan akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu
yang akan datang Baridwan, 2004. , yaitu dividen yang diberikan kepada
pemegang saham sebagai dilikuidasikannya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan
semua kewajibannya.
2.1.6 Kebijakan Deviden
Menurut Sartono 2001: 281 ”kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di
Universitas Sumatera Utara
masa datang”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi
total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan
dana intern akan semakin besar. Kebijakan dividen adalah suatu kebijakan perusahaan sehubungan dengan
membayar pendapatan sebagai dividen dibandingkan mempertahankan mereka untuk reinvestasi di perusahaan Mgbame, 2011. Ini adalah pembagian
keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan deviden merupakan bagian penting
dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan.
2.1.6.1 Teori Kebijakan Deviden
Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman
mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut Brigham dan Houston, 2001 :
1. Teori irelevansi dividen dividend irrelevance theory Bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasar untuk
menghasilkan laba dan resiko bisnisnya. Dengan kata lain, bahwa nilai dari sebuah perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh
aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba ditahan. Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen
Universitas Sumatera Utara
sebuah perusahaan tidak memiliki pengaruh baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya.
2. Teori burung di tangan bird-in-the-hand theory Menurut Keown 2000;611 kepercayaan bahwa pendapatan dividen
mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal. Sedangkan menurut Litner, 1962 mengemukakan bahwa para pemegang
saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividen merupakan
penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara.
Teori inilah yang kemudian disebut sebagai bird in the hand theory. 3. Tax preference theory
Apabila dividen dikenai pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gains, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan
dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Atmaja, 1994 faktor yang mempengaruhi dalam menentukan
kebijakan dividen, antara lain : 1.
Perjanjian Hutang, pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividen.
2. Pembatasan dari Saham Preferen, tidak ada pembayaran dividen untuk
saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar. 3.
Tersedianya Kas, dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengendalian, Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap
perusahaan, ia cenderung menjual saham baru. Akibatnya dividen yang dibayarkan kecil.
5. Kebutuhan Dana untuk Investasi, Perusahaan yang berkembang selalu
membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan.
6. Fluktuasi Laba, jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat
membagikan dividen yang relatif besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan
berfluktuasi dividen sebaiknya kecil agar kestabilannya terjaga.
2.1.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang diambil perusahaan, sangat bergantung pada berbagai faktor yang terjadi, baik itu yang terjadi di dalam perusahaan maupun
yang terjadi di luar perusahaan. Menurut Sartono 2001:292-295, faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen ada lima yaitu: 1.
Kebutuhan dana perusahaan Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditas perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan,
maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan meminjam
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.
4. Keadaan pemegang saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan
untuk menahan laba untuk investasi yang profitable. 5.
Stabilitas dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada
dividend payout ratio yang tinggi. Menurut Twaijry, 2008 faktor penentu paling penting dalam strategi
dividen adalah : 1. Pola dividen masa lalu, 2. Stabilitas pendapatan, 3. Laba saat ini dan masa yang akan datang.
2.1.7 Politik Dividen yang Stabil
Menurut Riyanto 1980:211 banyak perusahaan yang menjalankan politik dividen yang stabil, artinya jumlah dividend per share yang dibayarkan setiap
tahunnya relatif tetap selama waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar setiap tahunnya berfluktuasi. Dividen yang stabil akan dipertahankan untuk jangka
waktu yang relatif panjang atau untuk beberapa tahun kemudian apabila
Universitas Sumatera Utara
pendapatan perusahaan meningkat dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per share saham dinaikkan.
Menurut Horne dan Wachowicz, 2007 ada tiga faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan pembayaran dividen yang stabil :
1. Kandungan Informasi. Ketika laba jatuh dan perusahaan tidak memotong
dividennya pasar mungkin akan lebih yakin pada saham perusahaan daripada jika dividen tiba-tiba dikurangi.
2. Keinginan untuk mendapatkan penghasilan. Pada investor yang menginginkan
penghasilan periodik tertentu lebih menyukai perusahaan yang dimiliki dividen stabil, walaupun kedua perusahaan tersebut mungkin memiliki pola laba dan
pembayaran dividen jangka panjang yang sama. 3.
Pertimbangan Institusional. Dividen yang stabil mungkin menguntungkan dari sisi hukum untuk memungkinkan para investor institusi tertentu membeli saham
biasa.
2.1.8 Prosedur Pembayaran Dividen