pendapatan perusahaan meningkat dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per share saham dinaikkan.
Menurut Horne dan Wachowicz, 2007 ada tiga faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan pembayaran dividen yang stabil :
1. Kandungan Informasi. Ketika laba jatuh dan perusahaan tidak memotong
dividennya pasar mungkin akan lebih yakin pada saham perusahaan daripada jika dividen tiba-tiba dikurangi.
2. Keinginan untuk mendapatkan penghasilan. Pada investor yang menginginkan
penghasilan periodik tertentu lebih menyukai perusahaan yang dimiliki dividen stabil, walaupun kedua perusahaan tersebut mungkin memiliki pola laba dan
pembayaran dividen jangka panjang yang sama. 3.
Pertimbangan Institusional. Dividen yang stabil mungkin menguntungkan dari sisi hukum untuk memungkinkan para investor institusi tertentu membeli saham
biasa.
2.1.8 Prosedur Pembayaran Dividen
Menurut Birgham dan Houston, 2001 prosedur pembagian dividen adalah sebagai berikut :
1. Tanggal pengumuman declaration date, adalah tanggal pada saaat direksi
perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.
2. Tanggal pencatatan pemegang saham holder-of-record date, adalah jika
perusahaan mencatat seorang pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.
Universitas Sumatera Utara
3. Tanggal ex-dividen ex-dividend date, adalah tanggal pada saat hak atas
dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan
pemegang saham. 4.
Tanggal pembayaran payment date, adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.
2.1.9 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut David, 2009 Manfaat analisis laporan keuangan yaitu : 1.
Keputusan Investasi, adalah alokasi dan realokasi modal dan sumber daya untuk berbagai proyek, produk, asset, dan divisi sebuah organisasi.
2. Keputusan Pembiayaan, adalah menentukan struktur modal terbaik untuk
perusahaan dan meliputi usaha mencermati berbagai metode yang biasa digunakan perusahaan untuk mengumpulkan modal.
3. Keputusan Dividen, adalah menentukan jumlah dana yang ditahan
perusahaan dibandingan dengan jumlah yang dibayarkan kepada pemegang saham.
2.1.10 Analisis Rasio Keuangan
Kinerja keuangan emiten berpengaruh terhadap kinerja pasar modal. Dalam hal ini kinerja keuangan emiten mempengaruhi permintaan dan penawaran
investor terhadap saham suatu perusahaan. Para pemegang saham merupakan pemilik perusahaan sehingga sangat berkepentingan terhadap jalannya perusahaan,
kinerja perusahaan dan pengembangan usaha perusahaan. Pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
menginginkan dana yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat langsung terlibat dalam pengelolaan perusahaan,
sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Oleh karena itu pihak investor membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan sebagai
pedoman pengambilan keputusan apakah mereka akan melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dalam menentukan apakah seorang investor akan melakukan
transaksi di pasar modal, maka ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, termasuk di antaranya informasi akuntansi Hijriah,
2007
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa keuangan memerlukan adanya ukuran
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah “rasio” Riyanto,1980. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan
mathematical relationship antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan Munawir, 2004
Menurut Ang, 1997, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai dapat dilihat pada
Tabel 2.1 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
No. Rasio Keuangan
Jenis-Jenis Rasio 1
Likuidity Ratio Current Ratio CR
Quick Ratio Acid Test Ratio QR Net Working Capital NWC
2 Leverage
Debt Ratio DR Debt to Equity Ratio DER
Times Interest Earned TIE Long Term Debt to Equity Ratio
Cash Flow Ratio
3 Activity Ratio
Inventory Turnover IT Average Collection Period ACP
Fixed Assets Turnover FAT Total Assets Turnover TAT
Day Sales in Inventory Account Receivable Turnover
4 Profitability Ratio
Gross Profit Margin GPM Operating Return on Assets OROA
Net Profit Margin NPM Return on Assets ROA
Return on Equity ROE Operating Ratio OR
5 Market Ratio
Price to Earning Ratio PER Earning Per Share EPS
Dividend Yeield DY Dividend Payout Ratio DPR
Dividend Per Share DPS Book Value Per Share BVS
Price to Book Value PBV Sumber : Ang, 1997
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan yang akan digunakan untuk mepredikasi saham dalam penelitian ini adalah Current Ratio CR, Return on Equity ROE, Dividend
Payout Ratio DPR, Earning Per Share EPS, Debt to Equity Ratio DER, Net Profit Margin NPM,dan Devidend Per Share DPS.
2.2. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Harga Saham 2.2.1
Current Ratio CR
Current ratio merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas liquidity ratio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar curent assets dengan hutang
kewajiban lancar current liability. Current ratio yan tinggi memberikan indikasi
jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka
pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba rentabilitas, karena sebagian modal kerja
tidak berputar atau mengalami pengangguran.
Semakin besar current ratio yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan harga saham karena menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada
investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut Prihantini, 2009.
2.2.2 Return on Equity ROE
ROE merupakan rasio profitabilitas atau yang lebih dikenal dengan rentabilitas modal sendiri, yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap
modal sendiri equity yang berasal dari setoran modal pemilik, laba ditahan dan
Universitas Sumatera Utara