perkawinan sebagian besar ada pada kelompok yang sudah kawin yaitu sebesar 25 orang 61.0, kemudian kelelahan kerja berdasarkan masa kerja sebagian besar
berada pada kelompok dengan masa kerja 5 tahun.
5.3 Kepuasan Kerja Responden
Berdasarkan tabel 4.2.5 yaitu distribusi frekuensi responden berdasarkan kepuasan kerja di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun
2010, tidak puas 25 orang 53,2, puas yaitu 22 orang 46,8. Kepuasan kerja merupakan perasaan perawat yang menyenangkan mengenai
pekerjaannya berdasarkan atas harapan perawat di satu pihak dengan imblan yang dibrikan oleh rumah sakit organisai di lain pihak. Kepuasan kerja di rumah sakit di
tunjukkan oleh sikap perawat yang bekerja dengan senang hati dan sukarela. Perawat yang puas akan mempunyai sikap yang positif pada pekerjaan. Perawat akan
menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya seolah-olah tanpa beban hal ini dikarenakan perawat merasa harapannya telah terpebuhi. Kepuasan kerja merupakan
cara seseorang merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisai dari sikap positif ataupun negatif yang dimiliki oleh individu terhadap berbagai segi dari
pekerjaannya. Johan, R. 2002 Seseorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila tidak terdapat
perbedaan atau selisih antara apa yang dikehendaki karyawan, dengan kenyatannya yang mereka rasakan. Andaikata yang dirasakan dan diperoleh lebih besar dari apa
yang menurut mereka harus ada, maka terjadi tingkat kepuasan yang makin tinggi. Sebaliknya apabila kenyataan yang dirasakan lebih rendah dari apa yang menurut
mereka harus ada, maka telah terjadi ketidakpuasan karyawan terhadap kerja. Makin
Universitas Sumatera Utara
besar perbedaannya ini akan makin besar pula ketidakpuasan karyawan. Sutrisno, 2009.
Nilai kelelahan kerja yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan kuesioner kepuasan kerja dapat dilihat berdasarkan keterangan tabel
4.2.4 diperoleh bahwa sebagian besar responden yaitu 47 orang 100 menyatakan tidak puas terhadap beban kerja yang harus dilaksanakan,47 orang 100 tidak puas
terhadap keragaman pekerjaan yang harus dilakukan, 44 orang 93.6 tidak puas terhadap tugas pekerjaan yang dihadapi saat ini, 47 orang 100 tidak puas
terhadap perhatian RS terhadap kemungkinan timbulnya bahaya tertentu, 26 orang 55.3 puas terhadap cara pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap
pelaksanaan tugas pekerjaan, 25orang 53.2 tidak puas terhadap keragaman perilaku pasien yang dihadapi,25 orang 53.2 tidak puas terhadap komunikasi dan
kerjasama dengan sesama perawat di ruang rawat inap, 26 orang 55.3 puas terhadap komunikasi dan kerjasama perawat dalam ruang rawat inap yang berlainan,
24 orang 51.1 puas terhadap komunikasi dan kerjasama antara perawat yang berlainan shift, 26 orang 55.3 puas terhadap komunikasi dan kerjasama perawat
dengan atasan, 47 orang 100 tidak puas terhadap sikap terbuka dan tidak memihak dari atasan, 26 orang 55.3 puas terhadap peraturan kepegawaian yang ada bagi
tenaga perawat, 31 orang 66.0 tidak puas terhadap system pembagian giliran shift kerja jadwal kerja, 44 orang 93.6 tidak puas terhadap waktu yang dimiliki untuk
dapat menyelesaikan tugas dengan baik, 45 orang 95.7 tidak puas terhadap waktu yang diberikan untuk istirahat, 32 orang 68.1 tidak puas terhadap keadaan suhu
dalam ruangan kerja, 37 orang 78.7 tidak puas terhadap kesesuaian ventilasi
Universitas Sumatera Utara
udara di dalam ruangan, 35 orang 74.5 tidak puas terhadap penggunaan alat pendingin ruangan, 34 orang 72.3 tidak puas terhadap kesesuaian kompensasi
balas jasa yang diterima dengan lama kerja, 36 orang 76.6 tidak puas terhadap kemampuan dan pengalaman kerja, 34 orang 72.3 tidak puas terhadap sistem
pembagian insentif yang berlaku di rumah sakit, 38 orang 80,9 tidak puas terhadap besar dan jenis tunjangan yang diterima, 28 orang 59.6 tidak puas terhadap
kesempatan yang dimiliki untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi, 24 orang 51.1 tidak puas terhadap jangka waktu untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi, 47
orang 100 tidak puas terhadap kesempatan yang dimiliki untuk memperoleh pendidikan, keterampilan kemampuan dalam bekerja tidak puas terhadap keragaman
pekerjaan yang harus dilakukan. Berdasarkan keterangan tabel 4.2.4 tersebut kita dapat melihat bahwa
sebagian besar responden mengaku memiliki kepuasan kerja yang rendah terhadap pekerjaannya. Sebagian besar responden hanya merasa puas terhadap aspek pekerjaan
yaitu cara pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan tugas pekerjaan sebanyak 26 orang 55.3, puas terhadap komunikasi dan kerjasama
antara perawat yang berlainan shift sebanyak 24 orang 51, puas terhadap peraturan kepegawaian yang ada bagi tenaga perawat yaitu sebanyak 26 orang
55.3. Hal ini merupakan suatu gambaran reaksi yang negatif karena seiring dengan penurunan kepuasan kerja mereka, produktivitas dan kualitas kerja sebagai
perawat juga akan semakin menurun pula karena individu yang tidak mempunyai kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu,
Universitas Sumatera Utara
dengan demikian individu yang tidak puas hati cenderung menunjukkan sikap-sikap yang tidak baik dalam bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum ketidakpuasan perawat dapat disebabkan beberapa hal yaitu :
1. Minat
Minat adalah sikap yang membuat orang senang dengan obyek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk
mncari obyek yang disenangi. Dalam hal ini minat responden terhadap pekerjaannya masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebagian besar responden
menyatakan tidak puas terhadap beban kerja yang harus dilaksanakan yaitu sebanyak 47 orang 100, 47 orang 100 tidak puas terhadap keragaman pekerjaan yang
harus dilakukan, 44 orang 93.6 tidak puas terhadap tugas pekerjaan yang dihadapi saat ini. Ketidakpuasan perawat dalam bekerja terjadi karena mereka tidak
kurang menyukai pekerjaan yang dilakukan sekarang, karena tidak sesuai dengan tugas dan keterampilan yang mereka miliki seperti seorang perawat yang tingkat
pendidikan dari bidan. Dengan adanya minat yang tinggi diharapkan mereka dapat lebih bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Semua orang menyadari bahwa
seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu jabatan atau pekerjaan tertentu, akan mengerjakan pekerjaannya dengan lebih baik daripada yang tidak berminat.
Heidjarachman, 1984
2. Ketentraman
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar responden tidak puas terhadap aspek-aspek ketentraman yang ditunjukkan dengan ketidak puasan
Universitas Sumatera Utara
terhadap perhatian RS terhadap timbulnya bahaya tertentu yaitu sebanyak 47 orang 100, ketidak puasan terhadap keragaman perilaku pasien yang dihadapi yaitu
sebanyak 25 orang 53.2. Menurut As ad Keamanan dalam bekerja merupakan penunjang kepuasan bekerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang
aman akan mempengaruhi perasaan karyawan selama bekerja. Cucu, P.S, 2005
3. Hubungan dengan sesama perawat
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap komunikasi dan kerjasama dengan sesama perawat diruang rawat inap yaitu sebanyak
25 orang 53,2. hubungan terjalin antara sesama perawat kurang baik yang ditunjukkan dengan komunikasi yang tidak lancar serta sikap kurang saling
menyemangati yang dapat mempengaruhi rendahnya semangat solidaritas pada tiap- tiap perawat. Hal ini merupakan suatu hal yang negatif karena tidak adanya hubungan
yang baik, memungkinkan seseorang enggan bekerja sama dengan oang lain. Hal tersebut menyebabkan perawat merasa sulit untuk saling membantu dalam
menghadapi pasien yang setiap harinya selalu banyak dan dalam pertukaran shift kerja yang kurang sesuai padahal kekompakan sangat diperlukan dalam bekerja
karena kekompakan merupakan cerminan dari kebutuhan social. Setiap karyawan menginginkan dari rekan sekerjanya karena manusia tersebut memerlukan
persahabatan dan tidak akan berbahagia kalau ia di tinggalkan sendirian. Seorang karyawan mungkin akan berkeberatan untuk di promosikan hanya karena tidak ingin
kehilangan rekan kerja yang kompak. heidjarachman, 1984
4. Hubungan dengan atasan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap sikap terbuka dan tidak memihak dari atasan yaitu sebanyak 47 orang 100. Atasan
dianggap bersifat memihak terhadap masing-masing perawat. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan dengan melalui perhatian terhadap hubungan yang baik dari
pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja sense of belonging. Pendapat
para ahli lain, Gilmer mengemukakan bahwa komunikasi yang lancer antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alas an untuk menyukai
jabatannya. Misalnya, adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya. Hal ini sangat
berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. As ad, 1995
5. Pengaturan waktu kerja
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap sistem pembagian giliran shift kerja yaitu sebanyak 31 orang 66.0, tidak puas terhadap
waktu yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebanyak 44 orang 93.6, tidak puas terhadap waktu yang diberikan untuk istirahat sebanyak 45 orang
95.7. Perawat merasa jadwal kerja yang diberikan tidak sesuai karena tidak diatur sesuai keperluan dan kebutuhan perawat. Mengenai masalah waktu kerja, dalam
Undang-Undang No.1 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-Undang kerja tahun 1948 No.12, telah diatur tentang aturan waktu kerja dimana dalam pasal
10 ayat 1 kalimat pertama berbunyi Buruh pekerja tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu. Begitu pula dengan waktu
istirahat dimana pasal 10 ayat 2 Undang-Undang yang sama menyebutkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
setelah buruh atau pekerja menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus menerus harus diadakan waktu istirahat sedikit-dikitnya setengah jam lamanya, waktu istirahat itu
tidak termasuk jam kerja. Waktu istirahat ini di maksudkan untuk memulihkan kembali tenaganya dan waktu istirahat makan setelah bekerja selama 4 jam terus
menerus harus diberikan waktu istirahat sedikit-dikitnya setengah jam lamanya untuk memulihkan kembali mejalankan pekerjaannya. Suma mur 1996
6. Suhu
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap keadaan suhu ruangan di tempat kerja sebanyak 32 orang 68.1, tidak puas terhadap
kesesuaian ventilasi udara didalam ruangan yaitu sebanyak 35 orang 74.5, dan tidak puas terhadap penggunaan alat pendingin ruangan yaitu sebanyak 34 orang
72.3. Menurut Suma mur 1996 suhu nikmat di tempat kerja adalah 24-26°C namun dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran suhu sehingga tidak
diketahui berapa suhu di tempat kerja. Berdasarkan pengamatan yang menyebabkan suhu kerja yang tidak terasa nikmat untuk bekerja karena di ruang rawat inap tidak
memiliki pendingin ruangan sedangkan ventilasi yang ada tidak pernah dibuka agar udara bias masuk kedalam ruangan.
7. Gaji
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap kesesuaian kompensasi balas jasa yang diterima dengan lama kerja kemampuan dan
pengalaman kerja yaitu sebanyak 34 orang 72.3, tidak puas terhadap sistim pembagian insentif yang berlaku di rumah sakit yaitu sebanyak 36 orang 76.6,
tidak puas terhadap besar dan tunjangan yang diterima yaitu sebanyak 34 orang
Universitas Sumatera Utara
72.3. Perawat ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur yang menjadi responden adalah perawat tetap yang berstatus PNS yang mendapatkan gaji
perbulannya dari pemerintah. Adapun yang menyebabkan perawat tidak puas dengan gaji upah karena perawat merasa kompensasi yang diberikan tidak sesuai dengan
beban kerja perawat yang memiliki risiko yang lebih besar. Selain itu dengan meningkatnya kebutuhan hidup mereka terutama yang sudah berkeluarga, merasa
belum cukup hanya dengan mengandalkan upahgaji saja. Pemberian tunjangan seperti bonus, THR, pembagian laba terutama dimaksudkan untuk meningkatkan
produktivitas karyawan yang berprestasi. Rendahnya upah gaji dapat menyebabkan prawat yang bermutu berhenti dan berkurangnya pemberian pelayanan yang bermutu
kepada pasien di rumah sakit ini, yang pada akhirnya akan menyebabkan buruknya citra sekaligus pendapatan dari rumah sakit ini Heidjarachman, 1984.
Menurut Johan, seseorang bekerja karena memiliki tujuan, antara lain untuk memperoleh penghasilan agar kebutuhan dan keinginannya dapat direalisasikan.
Seseorang akan mendapatkan kepuasan kerja, jika ia mempersepsikan bahwa imbalan yang diterimanya baik berupa gaji atau insentif atau tunjangan atas pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukannya nilainya lebih besar dari pengorbanannya yaitu berupa ongkos dan tenaga yang dikeluarkannya untuk melakukan pekerjaan itu. Relli
Sintha, 2007 Dapat dilihat bahwa gaji sangat berpengaruh terhadap perilaku perawat
terhadap pasien yang di rawatnya, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Titi Mastaridan 2007 yang menyatakan bahwa perawat tidak baik dalam
bekerja disebabkan karena pendapatan mereka tidak setara dengan pekerjaan mereka,
Universitas Sumatera Utara
akibatnya asuhan keperawatan yang baik tidak tercipta. Bersadasrkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pada kenyatannya perawat merasa gaji sebagai seorang tenaga
kesehatan tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan hidup kaluarga mereka sehingga banyak ditemukan responden yang mengaku memiliki pekerjaan lain
disamping sabagai perawat.
8. Promosi
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perawat tidak puas terhadap kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi yaitu sebanyak 38 orang
80.9, tidak puas terhadap jangka waktu untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sebanyak 28 orang 59.6, tidak puas terhadap kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, keterampilan kemampuan dalam bekerja yaitu sebanyak 24 orang 51.1. Perawat merasa kurang puas terhadap promosi yang disebabkan oleh karena
perawat merasa untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi terlalu banyak saingan. Diketahui, bahwa untuk memperoleh promosi diperlukan tingkat pendidikan,
keterampilan yang lebih tinggi. Promosi kerja sebagai salah satu elemen dari faktor finansial yang penting bagi semua tenaga kerja. Salah satu dorongan seseorang
bekerja pada suatu organisasi atau suatu perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar dari manusia pada umumnya untuk menjadi lebih
baik, lebih maju dari posisi yang dipunyai saat ini. Karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya. Promosi berarti perpindahan dari
suatu jabatan ke jabatan lain yang mempuanyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan kejabatan yang lebih tinggi di sertai dengan kenaikan
Universitas Sumatera Utara
gajiupah dan hak-hak lainnya. Walaupun demikian pada promosi yang tidak disertai dengan peningkatan gaji, yang di sebut promosi kering Heidjarachman, 1984
Ketidakpuasan karyawan dalam kerja akan mengakibatkan suatu situasi yang tidak menguntungkan baik secara organisasi maupun secara individual.
Ketidakpuasan dalam kerja dapat menimbulkan perilaku agresif, atau sebaliknya akan menunjukkan sikap menarik diri dari kontak dengan lingkungan sosialnya. Misalnya,
dengan mengambil sikap berhenti dari perusahaan, suka bolos dan perilaku lain yang cenderung bersifat menghindari aktifitas organisasi. Bentuk perilaku agresif misalnya
melakukan sabotase, sengaja membuat kesalahan dalam kerja, menentang atasan sampai pada aktivitas pemogokan.
Dampak kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah banyak diteliti dan dikaji. Beberapa hasil penelitian tentang dampak kepuasan kerja terhadap produktivitas,
ketidakhadiran, dan keluarnya pegawai dan dampak terhadap kesehatan. Kepuasan kerja karyawan adalah merupakan masalah penting yang diperhatikan dalam
hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Pekerja yang
tingkat ketidakpuasan yang tinggi lebih mungkin untuk melakukan sabotase dan agresi yang pasif. Sutrisno, 2009
Berdasarkan tabel 4.2. yaitu tabulasi silang antara karakteristik responden dengan kepuasan untuk melihat umur, jenis kelamin, status kawin dan masa kerja
dengan tingkat kepuasan kerjanya yaitu dari 47 responden sebagian besar berada pada kategori tidak puas. Responden yang memiliki ketidakpuasan terhadap pekerjaannya
yaitu sebagian besar pada umur 25 34 tahun yaitu sebanyak 15 orang 57.7,
Universitas Sumatera Utara
ketidakpuasan kerja berdasarkan jenis kelamin sebagian besar yaitu pada yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 orang 48.6, ketidakpuasan kerja
berdasarkan status perkawinan sebagian besar ada pada kelompok yang sudah kawin yaitu sebesar 22 orang 53.7.0, kemudian ketidakpuasan kerja berdasarkan masa
kerja sebagian besar berada pada kelompok dengan masa kerja 5 tahun sebanyak 11 orang 57.9.
5.4 Produktivitas Kerja Responden