Pengaruh Kepercayaan Pada Atasan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indojaya Agrinusa, Tbk Tj. Morawa – Sumatera Utara
SKRIPSI
PENGARUH KEPERCAYAAN PADA ATASAN DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDOJAYA
AGRINUSA, TBK
TJ. MORAWA – SUMATERA UTARA
OLEH
PAULINA JUL P. SITUMORANG 090521119
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KEPERCAYAAN PADA ATASAN DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.
INDOJAYA AGRINUSA, TBK TJ. MORAWA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk Tj. Morawa.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan proportional random sampel. Data di proses dengan menggunakan SPSS Versi 16,0 for windows.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk.
Kata kunci: kepercayaan pada atasan, komitmen karyawan dan Kinerja Karyawan.
(3)
ABSTRACT
INFLUENCE OF TRUST AND EMPLOYEE COMMITMENT TO EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT INDOJAYA AGRINUSA, TBK
TJ. MORAWA
The purpose of this survey is to know and to analyse the influence of trust and employee commitment to employee’s performance in PT Indojaya Agrinusa, Tbk Tj. Morawa.
The data used in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The population in this study were a total 77 respondents for study the sample, with saturation sampling technique. Data on the process by using SPSS 16,0 version for windows.
The study is based on multiple linear regression analysis showed that the variable trust and employee commitment in a positive and significant influence to employee’s performance in PT Indojaya Agrinusa, Tbk
(4)
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberi kemudahan, kekuatan dan penghiburan sehingga skripsi ini dapat
selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera
Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
peneliti akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti sendiri dan berbagai pihak.
Untuk Ayahanda Dongkiasa Situmorang, S.Pd dan Ibunda Helens MR Tambunan, peneliti mengucapkan terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan motivasinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi
(5)
5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Lucy Anna, MS selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Kepada keluarga besar saya Pahala, Leo, Benediktus, Susi, Fransiskus, Tulus
dan Jose dan tidak ketinggalan Tulang TM. Tambunan, SPt doa dan dukungan
kalian sangat berharga. Untuk teman-teman Armaya, Riza, Bukti, Marzuki,
Hendro, Vera dan Tina serta seluruh teman Manajemen Ekstensi stambuk
2009. Terima kasih atas bantuan dan doa yang telah kalian berikan selama ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca
dan mempelajarinya khususnya bagi diri peneliti.
Medan, Februari 2013
Peneliti
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepercayaan Pada Atasan ... 7
2.2. Komitmen Organisasi ... 10
2.3. Kinerja Karyawan ... 17
2.4 Penelitian Terdahulu ... 20
2.4.1. Hubungan Kepercayaan pada atasan dan kinerja karyawan ... 20
2.4.2. Hubungan Komitmen Organisasi dengan kinerja karyawan ... 21
2.5. Kerangka Konseptual ... 21
2.6. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 24
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3. Batasan Operasional ... 24
3.4. Defenisi Operasional ... 25
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 27
3.6. Populasi dan Sampel ... 27
3.7. Jenis Data ... 30
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 30
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31
3.10. Metode analisis Data ... 32
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 37
4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 37
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 38
4.1.2. Motto ... 39
4.1.2. Struktur Organisasi ... 39
4.2. Hasil Penelitian ... 45
4.2.1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 45
4.2.2. Analisis Deskriptif ... 48
4.2.3. Metode Analisis Data ... 50
4.2.4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 54
4.2.4. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)... 55
4.2.5. Koefisien Determinan (R2 4.2.6. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 58
) ... 57
4.3. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 65
5.2. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1. Daftar Persentase Absensi Karyawan PT Indojaya Agrinusa .. 3
3.1. Operasionalisasi Variabel ... 26
3.2. Jumlah Karyawan per departemen ... 28
3.3. Jumlah Sampel ... 29
4.1. Uji Validitas ... 46
4.2. Uji Reliabilitas ... 48
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 49
4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tk Pendidikan ... 49
4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 50
4.7. Analisis Regresi Sederhana ... 54
4.8. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 56
4.9. Koefisien Determinan (R2 4.10 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 59
) ... 57
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 23
4.1. Struktur Organisasi PT Indojaya Agrinusa, Tbk ... 41
4.2. Pengujian Normalitas Histogram ... 51
4.3. Pengujian Normalitas P-P Plot ... 52
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Kuesioner Penelitian ... 69
2. Daftar Distribusi Jawaban Validitas ... 73
3. Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 75
4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 77
(11)
ABSTRAK
PENGARUH KEPERCAYAAN PADA ATASAN DAN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT.
INDOJAYA AGRINUSA, TBK TJ. MORAWA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk Tj. Morawa.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan proportional random sampel. Data di proses dengan menggunakan SPSS Versi 16,0 for windows.
Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk.
Kata kunci: kepercayaan pada atasan, komitmen karyawan dan Kinerja Karyawan.
(12)
ABSTRACT
INFLUENCE OF TRUST AND EMPLOYEE COMMITMENT TO EMPLOYEE PERFORMANCE IN PT INDOJAYA AGRINUSA, TBK
TJ. MORAWA
The purpose of this survey is to know and to analyse the influence of trust and employee commitment to employee’s performance in PT Indojaya Agrinusa, Tbk Tj. Morawa.
The data used in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The population in this study were a total 77 respondents for study the sample, with saturation sampling technique. Data on the process by using SPSS 16,0 version for windows.
The study is based on multiple linear regression analysis showed that the variable trust and employee commitment in a positive and significant influence to employee’s performance in PT Indojaya Agrinusa, Tbk
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja merupakan kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, dimana merupakan hasil pencapaian seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja juga bisa disebut sebagai
penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu
organisasi. Kinerja karyawan berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki,
hal ini mengandung maksud bahwa pekerjaan yang dilakukan harus dapat
menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang
dapat dicapai.Kinerja karyawan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan.
Kepercayaan diartikan sebagai derajat dimana seseorang yang percaya
menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang
dipercayanya di dalam situasi yang berubah ubah dan beresiko (Das dan Teng,
1998:78).Sebagai inti dari setiap hubungan antar manusia, Dalam bekerja atasan
harus mendapatkan kepercayaan dari bawahannya. Tanpa kepercayaan seorang
atasan tidak akan bisa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dengan
baik. Untuk mendapatkan kepercayaan dari bawahannya seorang atasan harus
kompeten dibidangnya, bisa diandalkan oleh bawahannya, terbuka dan peduli
(14)
Di Indonesia, kepercayaan pada atasan menjadi masalah karena belum ada
kompetensi yang jelas pada suatu jabatan. Kompetensi disini adalah kemampuan
dan karakteristik yang dimiliki seorang karyawan berupa pengetahuan dan
keterampilan, sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab. Menjadi masalah ketika seorang karyawan mempertanyakan “mengapa
golongan saya tidak naik atau lambat naik padahal pekerjaannya selalu dikerjakan
dengan baik dan bahkan tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal? Padahal
karyawan lain yang biasa-biasa saja golongannya lebih tinggi. Terkadang
disituasi seperti inilah kepercayaan pada atasan akan berkurang dan mungkin akan
mempengaruhi kinerja karyawan.
Kepercayaan kepada atasan yang rendah akan memberikan pengaruh pada
kinerja karyawan sebagaimana telah diteliti oleh Nyhan pada pemerintah di South
Florida yang menemukan hubungan positif antara kepercayaan pada atasan dan
produktivitas karyawan (Nyhan, 2000 : 103).
Selain kepercayaan pada atasan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja
adalahkomitmen karyawan terhadap organisasi. Sterrs dan Porter (1983, h.442)
mendefinisikan komitmen sebagai suatu sikap dimana individu
mengidentifikasikan dirinya terhadap tujuan-tujuan dan harapan-harapan
organisasi tempat dia bekerja serta berusaha menjaga keanggotaan dalam
organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Adanya komitmen
organisasi pada karyawan dapat ditandai dengan 3 hal yaitu : keyakinan dan
penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan perusahaan, kesediaan untuk berusaha
dengan sungguh-sungguh bagi organisasi dan keinginan yang kuat untuk tetap
(15)
Menurut Mahis dan Jackson (2000) dalam Sopiah (2008 : 155) memberikan
definisi, ”Organizational Commitment is the degree to which employees believe
in and accept organizational goals and desire to remain with the organization”.
(Komitmen organisasi adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasi).
Dikemukakan oleh Nyhan (1999 : 59) bahwa “komitmen karyawan
terhadap organisasi yang tinggi akan kinerja dan menurunkan tingkat
absensi”.Dengan kata lain, seberapa kurang komitmen seorang karyawan kepada
perusahaan ditunjukkan oleh tingkat kedisiplinan dalam hal ini tingkat kehadiran
karyawan dalam bekerja.
Bentuk kedisplinan karyawan dapat dilihat pada tabel 1.1 dalam daftar
persentase absensi karyawan pada PT. Indojaya Agrinusa, Tbk.
Tabel 1.1
Daftar Persentase Absensi Karyawan PT. Indojaya Agrinusa, Tbk Per Akhir Tahun
Sumber : PT. Indojaya Agrinusa, Tbk ( data diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan tingkat kehadiran karyawan di PT Indojaya Agrinusa,
Tbk selama tahun 2009/2011.
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut terlihat bahwa dari tahun 2009 sampai 2011
persentasejumlah karyawan yang tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas
TAHUN Tanpa Keterangan (%) Terlambat (%)
2009 18.29 24.24
2010 18.33 24.62
(16)
mengalami peningkatan. Begitu juga dengan persentase keterlambatan
mengalami peningkatan (menurut data yang diperoleh, tingkat keterlambatan
meningkat pada bulan September – Desember, yaitu pada musim hujan). Pada
Peraturan perusahaan, bagi karyawan yang terlambat yaitu lewat dari pukul 08.05
wib sebanyak 3 kali dalam sebulan akan diberikan SP 1 (surat peringatan satu)
dan uang makan di potong untuk setiap keterlambatan tersebut. Dan apabila hal
tersebut tetap terjadi selama 3 bulan berturut-turut akan diberikan sanksi yang
tegas.
Menurut Panggabean (2002:135), komitmen organisasi adalah “kuatnya
pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu”.
Komitmen juga digambarkan sebagai kecenderungan untuk terikat dalam garis
kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan yang lain
(berhenti bekerja). Komitmen pegawai terhadap organisasi memiliki hubungan
positif dengan kinerja sebagaimana yang telah di teliti oleh Benkhoof (1997).
Tanpa memperhatikan komitmen karyawan pada organisasi, kinerja akan
memperburuk dan menjadi pemborosan yang sia-sia (Benkhoof, 1997:701).
Karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan akan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan produktivitas, pengurangan biaya, dan
peningkatan kualitasyang sulit untuk diperoleh sekaligus. Selain itu karyawan
yang memiliki komitmen bisa beradaptasi dengan mudah terhadap visi dan misi
perusahaan serta berbagai perubahan, sehinggga membantu menciptakan harmoni
dalam perusahaan.
Perusahaan pasti berharap dan senang bila mempunyai karyawan yang
(17)
pengaruh bagi aspek-aspek kerja lainnya dalam perusahaan. Adanya komitmen
karyawan pada perusahaan membuat karyawan merasa mempunyai tanggung
jawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga
timbulnya rasa memiliki organisasi.
Rasa memiliki yang kuat ini akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan
menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi karyawan,
komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu
reward dan kepuasan. Karyawan PT. Indojaya Agrinusa, Tbk memiliki komitmen
dalam memegang teguh prinsip dalam menjalankan visi dan misi perusahaan.
Kepercayaan pada atasan dan komitmen organisasi nantinya akan sangat
berpengaruh dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang optimal dalam
peningkatan kinerja dalam suatu organisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Kepercayaan Pada Atasan dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indojaya Agrinusa, Tbk “
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah yang diajukan
dalam dalam penelitian ini adalah :“Apakah kepercayaan pada atasan dan
komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Indojaya
(18)
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
kepercayaan pada atasan dan komitmen orgasasi terhadap kinerja karyawan PT.
Indojaya Agrinusa, Tbk.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini nantinyaakan memberikan masukan yang positif bagi
perusahaan khususnya bagi jajaran staf manajerial, bagaimana nantinya dapat
menerapkan betapa pentingnya kepercayaan pada atasan dan komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan
teori-teori dan literatur yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan memperdalam
pengetahuan di bidang manajemen khususnya sumber daya manusia.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai sumber informasi dan bahan referensi yang dapat dijadikan bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yng akan datang yang
berkaitan dengan kepercayaan pada atasan, komit organisasi dan kinerja
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepercayaan pada atasan
Kepercayaan dikonsepsikan dalam berbagai hal yang berhubungan
dengan situasi yang melibatkan konflik personal, hasil yang tidak jelas dan
pemecahan masalah. Kepercayaan memiliki tiga pembentuk utama yaitu :
keadilan, keyakinan dan pengambilan resiko. Kepercayaan dapat juga diartikan
sebagai keinginan untuk bergantung kepada pihak lain serta harapan bahwa pihak
lain membalas apabila pihak tersebut bekerja sama.
Oleh Misra kepercayaan didefinisikan sebagai kemauan satu pihak terbuka
kepada pihak kedua berdasarkan keyakinan bahwa pihak kedua memenuhi
sifat-sifat sebagai berikut (Nyhan, 2000 : 89) :
a. Kompeten
b. Terbuka
c. Peduli
d. Bisa diandalkan
Sedang menurut Matthai, Kepercayaan adalah perasaan percaya diri yang
dimiliki oleh karyawan bahwa pada saat-saat menghadapi situasi tidak pasti atau
beresiko maka perilaku dan kata-kata pimpinan menampakkan konsistensi dan
(20)
perilakuseseorang dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan namun tidak
pasti dalam situasi yang memiliki resiko (Nyhan, 2000 : 89).
Butler mengidentifikasikan kondisi yang mendukung kepercayaan menjadi
11 hal yaitu : adanya perbedaan, ketersediaan, kompetensi, keadilan, integritas,
kesetiaan, keterbukaan, kepercayaan menyeluruh, terpenuhinya janji dan
kesediaan menerima (Laschinger et al; 2001 : 8).
Kepercayaan telah dipertentangkan dalam teori X dan teori Y yang
dikemukakan oleh McGregor (1960), teori X menyatakan bahwa karyawan
diandaikan dengan sifat-sifat negatif seperti : tidak menyukai pekerjaannya,
malas, tidak bertanggung jawab dan harus dipaksa agar berprestasi, sedang teori Y
mengandaikan karyawan memiliki sifat-sifat positif seperti : menyukai
pekerjaannya, kreatif, berusaha bertanggungjawab dan dapat menjalankan
pengarahan diri (Robbins, 1996 : 200). Sedangkan teori Z oleh Ouchi (1981) lebih
menekankan pada peningkatan kesempatan bagi semua orang untuk mencapai
tujuan organisasi (Nyhan, 2000 : 88).
Pandangan terhadap kepercayaan dapat dibagi menjadi dua dimensi tak
terpisahkan, yang menjadikannya disebut ganda (dyadic), yaitu (Costigan et al; 1998 : 306)
a. Komponen Kognitif
Orientasi komponen kognitif ini berhubungan dengan keputusan rasional
untuk percaya atau tidak percaya kepada pihak lain. Keputusan ini didasarkan
(21)
kompetensi, hal-hal yang memberikan bukti bahwa seseorang bisa dipercaya.
Ketiga alasan tersebut melibatkan karyawan, atasan langsung dan tidak langsung,
dengan ukuran-ukuran seperti kompetensi dilihat dari apakah tugas yang diberikan
telah dilaksanakan tanpa kesalahan, dapat diandalkan bisa diukur dari apakah
tugas yang diberikan telah dikerjakan tepat pada waktunya.
Dimensi ini menjadi tidak rasional bila tidak didasarkan pada
pengetahuan terhadap orang lain. Dengan kata lain, keputusan untuk percaya atau
tidak baru bisa disebut rasional bila masing-masing personil didalam organisasi
mengenal dengan baik.
b. Komponen Afektif
Dimensi afektif melibatkan adanya hubungan emosi yang mendalam
dimana orang-orang yang mempercayai memiliki perhatian dan kepedulian yang
mendalam terhadap orang yang dipercayai. Perhatian dan kepedulian yangn
mendalam ini menjadi ciri hubungan ini. Untuk itu atasan diharapkan bisa
menjabarkan perilaku karyawan yang sekiranya lebih istimewa, apakah kualitas
emosi yang muncul dalam hubungan ini adalah perhatian dan kepedulian yang
mendalam.
Para Pemimpin perlu dipercayai oleh pengikutnya karena kepercayaan
merupakan mortar (lesung) yang mengikatkan para bawahan kepada
pemimpinnya. Keprecayaan pada pemimpin memiliki korelasi positif dengan
berbagai hasil seperti perilaku keanggotaan organisasi, kinerja dan komitmen
(22)
2.2 Komitmen Organisasi
Satu yang dicari oleh organisasi adalah memiliki karyawan yang memiliki
komitmen tinggi. Komitmen ini penting sekali, karena tanpa komitmen, sepandai
apapun karyawan itu, akan kurang bermanfaat bagi perusahaan. Karena
pentingnya komitmen, banyak ahli yang telah mengkaji konsep ini.
Price (2002) dengan indah menyatakan hal itu “Tanyakan pada anggota
tim, manajer atau pemimpin senior tentang sikap dan sifat-sifat yang mereka
anggap paling berharga, dan komitmen normalnya muncul teratas pada daftar.
Dan penelitian mengkonfirmasi apa yang telah diketahui oleh intuisi – bahwa
perbaikan pada komitmen karyawan akan menaikkan produktivitas, karyawan
tetap bekerja di organisasi itu, dan tingkat profitabilitasnya yang membaik.
Komitmen adalah sikap global seseorang sebagai akibat dari pengenalan
lingkungan, kemauan yang kuat untuk mendukung organisasi, dan perasaan
bahwa upaya orang itu akan diakui dan dibalas oleh perusahaan (Stephen &
Annette, 1997).
Komitmen organisasi ini membahas kedekatan karyawan terhadap
organisasi dimana mereka berada (laschinger, 2001 : 10). Komitmen organisasi ini
merefleksikan kekuatan, keterlibatan dan kesetiaan karyawan pada organisasi.
Keterlibatan dan kesetiaan ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pekerjaan
yang dibebankan pada karyawan sesuai dengan harapan mereka (babakus et al.,
1996 : 37).Satu yang dicari oleh organisasi adalah memiliki karyawan yang
(23)
sepandai apapun karyawan itu, akan kurang bermanfaat bagi perusahaan. Karena
pentingnya komitmen, banyak ahli yang telah mengkaji konsep ini.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai ukuran kekuatan identifikasi
karyawan terhadap tujuan dan nilai organisasi serta keterlibatan didalamnya.
Dalam studi psikologi, komitmen organisasi ini justru menjadi indikator yang
lebih baik bagi karyawan yang ingin tetap pada pekerjaannya atau ingin pindah
(McNeese-Smith 1996 : 164).
Menurut Meyer dan Allen, ada tiga tipe komitmen organisasi
(Laschinger, 2001 : 10) :
1. Komitmen efektif adalah ikatan emosional seseorang, identifikasi dengan,
dan keterlibatan dalam sebuah organisasi.
2. Komitmen Continuance (tetap) mencerminkan kesadaran seseorang
karyawan akan resiko-resiko yang terkait dengan ditinggalkannya sebuah
organisasi.
3. Komitmen normatif mencerminkan rasa kewajiban diri seorang individu
untuk tetap dalam organisasi.
Mowday mendefinisikan komitmen organisasi dengan memberikan sifat
setidaknya 3 hal (Cheng dan Kelleberg, 1996 : 119) :
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi.
b. Kemauan untuk melakukan usaha yang bermanfaat untuk kepentingan
organisasi.
(24)
Fenomena komitmen telah banyak diteliti dengan alasan bahwa komitmen
itu mempengaruhi sikap dan perilaku individu di tempat kerja. Di antara perilaku
itu, fokusnya adalah pada tingkat keluar masuknya karyawan dan bagaimana hal
itu dipengaruhi oleh komitmen (Eunmi; 1999).
Komitmen seperti sebuah jalan dua arah. Orang yang memiliki komitmen
bertanya, “Apa yang dapat saya kerjakan untuk mengejutkan dan menyenangkan
mitra saya?” Sedangkan hubungan yang berdasar hanya pada traksaksi atau legal
bertanya, “Hal-hal minimal apa yang harus saya kerjakan untuk memenuhi
kontrak kerja yang ada? (Grenny; 1993).
Menurut Bragg (2002) ada empat komitmen karyawan, yaitu mereka yang:
ingin, harus, hendak, dan tidak komit. Tipe komitmen karyawan yang terbaik
adalah ingin berkomitmen.Kepuasan bekerja dan komitmen pada organisasi telah
ditemukan memiliki korelasi positif pada beberapa studi yang telah dilakukan oleh
para ahli (Bateman & Strasser, 1984; Bluedorn, 1982) dalam Martin (1996).
Dalam studi pertama mereka, Neubert dan Cady (2001) menemukan
bahwa komitmen terhadap program yang diadakan organisasi berhubungan secara
positif dengan partisipasi pada program itu serta kinerja yang terkait dengan
program tersebut. Dalam studi kedua, mereka mendapati bahwa komitmen
organisasi, kesediaan untuk berubah, orientasi kepada kerja tim secara signifikan
merupakanpendahulu (antecedents) terhadap komitmen karyawan terhadap
(25)
Kepercayaan bahwa komitmen dapat menyediakan baik manfaat (bisa
dipercaya, hubungan jangka panjang) maupun kerugian (berupa ada potensi
dirugikan oleh pihak yang oportunis) menyatakan pentingnya memeriksa struktur
dari komitmen itu.
Satu dimensi dari struktur komitmen adalah kredibilitas, yaitu besarnya
komitmen yang dilakukan oleh masing-masing pihak. Semakin besar dan semakin
pribadi sumber daya yang dijanjikan oleh kedua belah pihak, semakin signifikan
pula kepentingan diri sendiri yang dipertaruhkan dalam komitmen itu. Sehingga
semakin kuat iklim normatif dari hubungan itu, semakin besar pula komitmen
jangka panjang kedua belah pihak.
Hal-hal sepele, atau komitmen yang kurang terpercaya akan menghasilkan
insentif yang campur aduk, kurangnya budaya normatif yang kuat, dan akhirnya
hanya ada komitmen jangka panjang yang rendah (Gunlach; 1995).Berkaitan
dengan dunia profesi, komitmen ini memiliki pengaruh positif,
sedangkan stres memiliki pengaruh negatif pada kepuasan bekerja dan komitmen
pada organisasi (Lopopolo; 2002).
Komitmen juga mampu mengikat pribadi dalam organisasi. Keterikatan
pribadi diantara karyawan di unit kerja lokal menunjukkan bahwa hal itu memiliki
efek positif pada komitmen terhadap organisasi yang menaungi unit kerja itu.
Sedangkan keterikatan pribadi antara posisi yang tidak sama namun dalam unit
kerja yang sama menunjukkan bahwa hal itu memiliki pengaruh lebih positif pada
(26)
Dalam organisasi orang memiliki berbagai pilihan rasional. Perpektif
pilihanrasional (rational choice perspective) memandang kepentingan pribadi
individu sebagai anggota organisasi adalah pendorong terpenting dibalik
perilakunya di dalam organisasi. Sebagai hasilnya, insentif yang cukup
dibutuhkan untuk membangun perilaku demi kepentingan organisasi.
Sebaliknya, perspektif perilaku organisasi memandang bahwa tetap ada
kemungkinan individu bertindak untuk kepentingan organisasi bahkan jika tidak
ada insentif pribadi. Kedua perspektif itu memberi kontribusi pada pemahaman
praktis dan teoritis tentang dinamika membangkitkan komitmen di organisasi
yang terdiri dari bermacam-macam kepentingan (Robertson : 1995)
Dari studinya terhadap lima komitmen kerja yaitu: etika protestan,
komitmen terhadap karir, keterlibatan dalam bekerja, komitmen untuk tetap di
dalam organisasi (continuance commitment), dan afektif komitmen, Freund dan
Carmeli (2003) mendapati bahwa keterlibatan dalam bekerja dan komitmen
terhadap karir menjadi variabel penengah, walau keterlibatan dalam bekerja
secara langsung berhubungan dengan komitmen afektif. Komitmen terhadap karir
hanya berhubungan langsung dengan komitmen untuk tetap tinggal di dalam
organisasi, dan bukan terhadap komitmen afektif.
Manajemen puncak harus menunjukkan komitmen yang kuat karena tidak
ada yang lebih merisaukan karyawan akan keamanan kerja dan keengganan
berubah daripada persepsi kurangnya komitmen manajemen puncak (Grenny;
(27)
timbal balik dari karyawan bergantung kepada seberapa baik para pemimpin
peduli kepada kebutuhan orang – bukan hanya karena mereka adalah asset
manusia, tapi mereka adalah manusia seutuhnya. Komitmen ini memungkinkan
orang membawa ‘hati’ mereka pada pekerjaan. (Grenny; 1993).
Beberapa penelitian bahkan telah meramalkan bahwa di masa datang,
karyawan akan menitikberatkan kebutuhan ‘bukan pekerjaan’ (nonwork) sebagai
sesuatu yang harus diperhitungkan dengan komitmen mereka kepada majikannya
(Cohen; 1995).
Beberapa peneliti seperti Becker (1992), Blau (1986), Cohen (1993) dalam
Cohen (1995) menjelaskan bahwa bentuk komitmen pada pekerjaan telah
menunjukkan bahwa hal tersebut bisa meramalkan hasil kerja yang penting
seperti, perputaran karyawan, niat untuk keluar dari pekerjaan, kinerja, perilaku
karyawan teladan di organisasi, absensi, dan datang terlambat di tempat kerja.
Semakin tinggi respek yang ditunjukkan oleh organisasi terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan bukan pekerjaan (nonwork domain), semakin tinggi
pula tingkat komitmen karyawan itu terhadap organisasinya (Cohen; 1995).
Kiesler dan Sakumura (1966) dalam Mark dan Mark (1999) menjelaskan
bahwa berdasar pada penelitian yang bersifat eksperimental, disimpulkan bahwa
komitmen dapat bertahan terhadap pengaruh dan perubahan. Mereka
menggambarkan bahwa komitmen yang dimiliki oleh pelanggan merupakan selera
yang sifatnya stabil yang ditunjukkan oleh sikapnya yang tidak terpengaruh oleh
(28)
Karya awal dari Salancik (1977) dalam Mark dan Mark (1999)
menyediakan suatu kontras yang menarik. Dia mengatakan bahwa komitmen akan
menguat ketika orang merasa bahwa keputusannya tidak mudah dibatalkan,
diketahui oleh orang lain yang cukup banyak, dan ketika keputusan itu diambil
berdasar pada pilihan bebas yang ada dihadapan orang itu.
Robinson dkk. (1994) dalam Eunmi (1999) menjelaskan bahwa sesudah
masuk ke suatu perusahaan, karyawan menilai apakah perusahaan memenuhi
kontrak yang telah disepakati, di mana hal itu akan mempengaruhi perilaku atau
sikap terhadap perusahaan itu. Ketika karyawan merasa bahwa majikan mereka
gagal memenuhi kewajiban mereka, karyawan cenderung mengurangi kewajiban
mereka dengan cara menunjukkan absensi dan menurunnya tingkat komitmen.
Individu dengan derajat komitmen karir yang tinggi mungkin
menunjukkan tingkat harapan dan tuntutan yang lebih tinggi dari organisasi di
mana mereka telah membina hubungan. Ini berarti bahwa individu dengan
komitmen karir yang tinggi mungkin akan lebih termotivasi ketika harapan
mereka terpuaskan oleh organisasi dibanding mereka yang kurang memiliki
komitmen (Eunmi; 1999).
Karyawan kontrak menunjukkan komitmen yang lebih rendah terhadap
tim dan juga kepada organisasi, dan mereka juga menunjukkan perilaku yang
kurang menyenangkan jika dibanding dengan karyawan tetap (Gilder; 2003).
Porter dan Lawler (1968) dalam Stephen (1997) melihat komitmen adalah
(29)
perusahaan, keinginan yang kuat untuk tetap berada dalam organisasi itu dan
menerima sepenuhnya tujuan-tujuan utama dan nilai-nilai perusahaan.
Karyawan yang memiliki pengetahuan atau informasi lebih luas tentang
organisasi tempat mereka bekerja diperkirakan akan mengalami tingkat komitmen
lebih tinggi daripada karyawan yang menerima informasi yang tidak jelas atau
tidak ada informasi tentang organisasi. Komunikasi yang tidak terbuka dan tidak
jelas cenderung akan membuka ruang akan adanya bias dan persepsi
ketidakadilan, oleh karenanya, itu akan menimbulkan komitmen yang rendah
(Ogilvie, 1987) dalam Stephen & Annette (1997).
Putti, Aryee, dan Phua (1990) dalam Stephen dan Annette (1997)
menemukan bahwa kepuasan anggota organisasi dengan banyaknya informasi
yang tersedia dari organisasi itu akan mempertinggi komitmen. Pemikiran ini
terjadi karena rasa puas dengan informasi itu mungkin akan mendorong rasa
memiliki dan identifikasi orang itu dengan nilai dan tujuan-tujuan organisasi.
Sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian Benkhoff, komitmen organisasi
memegang peranan yang penting bagi peningkatan kinerja yang baik. Karena
Benkhoff mengatakan bahwa pengabaian terhadap komitmen pada organisasi
akan menimbulkan suatu kerugian (Benkhoff, 1997 : 718).
2.3 Kinerja Karyawan
Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
(30)
lebih dari sekedar produktifitas karena kinerja menyangkut perilaku alami yang
dimiliki seseorang untuk bebas melakukan tindakan sesuai keinginannya.
Perilaku bebas untuk bertindak ini tidak bisa dilepaskan dari syarat-syarat
formal maupun peran seorang karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif
sebuah organisasi (Rich, 1997 : 322).Kinerja diasumsikan dipengaruhi oleh
faktor-faktor karakteristik struktural dan tugas seperti apakah karyawan mampu
melaksanakan otonomi dan pengambilan keputusan yanng diberikan oleh atasan
dalam kerja mereka, apakah tugas-tugas mereka didefenisikan dengan jelas dan
apakah kerja keras mereka mendapatkan penghargaan (Cheng dan Kelleberg,
1996 : 115).
Banyak anggapan bahwa kinerja merupakan undimensional sehingga
penilaian terhadap kinerja hanya menilai karyawan sebagai pelaksana yang baik
atau buruk. Sebenarnya ada beberapa dimensi yang bisa digunakan dalam menilai
karyawan, diantaranya (Simamora, 1997 : 418-419) :
a. Memikat dan mempertahankan orang-orang dalam organisasi.
Untuk memikat dan mempertahankan orang-orang dalam organisasi, harus
dilakukan evaluasi terhadap kehadiran karyawan seperti : keterlambatan,
tingkat absensi dan kemungkinan melakukan lembur.
b. Penyelesaian tugas yang telah diberikan
Dimensi ini mengukur kuantitas dan kualitas kerja yang dilakukan
karyawan atas tugas yang telah dibebankan padanya dan dia diandalkan
(31)
c. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan dalam menyelesaikan pekerjaan
Disamping persyaratan-persyaratan tugas formal, diperlukan
perilaku-perilaku inovatif dan spontan yang tidak dimasukkan dalam syarat-syarat
tugas formal. Perilaku-perilaku ini meliputi :
1) Kerjasama
Dilihat dari bagaimana karyawan meminta bantuan atau membantu
rekan sejawatnya dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Tindakan-tindakan protektif
Dinilai bagaimana karyawan berusaha mengatasi ancaman-ancaman
terhadap organisasi.
3) Gagasan-gagasan konstruktif
Dinilai apakah karyawan memberikan gagasan yang konstruktif dan
kreatif demi perbaikan-perbaikan dalam organisasi.
4) Pelatihan Diri
Apakah karyawan melakukan peningkatan keterampilan atas inisiatif
sendiri guna mengisi kebutuhan organisasi atas tenaga-tenaga terlatih.
5) Sikap-sikap yangmenguntungkan
Apakah karyawan berjuang mengembang sikap-sikap yang
menguntungkan tentang organisasi diantara mereka sendiri, pelanggan
dan masyarakat umum, dengan demikian memfasilitasi rekrutmen.
Pengukuran terhadap kinerja didapat dari : atasan langsung,
penanggungjawab, dan rekan kerja dengan dimensi-dimensi (Becker & Klimoski,
(32)
a. Kualitas Pekerjaan b. Kuantitas pekerjaan c. Sikap
d. Kerjasama e. Komunikasi
f. Kinerja Keseluruhan
Kualitas dan kuantitas kerja didasarkan pada laporan yang bersangkutan
berdasarkan kinerja mereka dibandingkan dengan karyawan lain atas pekerjaan
yang sama.
2.4 Penelitian Terdahulu
2.4.1 Hubungan kepercayaan pada atasan dan kinerja karyawan
Penelitian terhadap kepercayaan pada atasan yang dihubungkan dengan
variabel kinerja telah banyak dilakukan. Hal ini karena kepercayaan diyakini
sebagai inti dari setiap hubungan sebagaimana diutarakan oleh Diffie-couch.
Bahkan Ouchi mengatakan bahwa kepercayaan adalah hal pertama yang harus
dipahami karena kepercayaan dan produktivitas berjalan seiring.
Penelitian mengenai hubungan kepercayaan dengan kinerja dilakukan oleh
Savage (1982) yang menyatakan bahwa metode kinerja yang baru menjadikan
kepercayaan menjadi dasar. Dengan mengubah atmosfir kepercayaan akan
memberikan dampak pada produktifitas. Covey (1991) juga menunjukkan bahwa
peningkatan kepercayaan meningkatkan kinerja bila dihubungkan dengan struktur
(33)
2.4.2 Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Karyawan
Komitmen karyawan terhadap organisasi sebagaimana dikemukakan
dalam penelitian terdahulu (Porter, Steer, Boulian, dan Mowday 1974) adalah
refleksi kekuatan keterlibatan dan kesetiaan karyawan terhadap organisasi
(Babakus at al, 1996 : 37). Kalau komitmen karyawan terhadap organisasinya
tinggi, maka akan berpengaruh terhadap kinerja, sedangkan kalau komitmen
karyawan ini rendah akan mengakibatkan munculnya keinginan untuk keluar
(Mac Kenzie, 1998 : 89). Karena dikatakan bahwa consequence dan komitmen
pada organisasi ini adalah kinerja dan keinginan untuk keluar dari organisasi
(Hackett, 1994 ; 17)
2.5 Kerangka Konseptual
Sebagaimana dikemukakan oleh Mishra kepercayaan didefenisikan sebagai
kemauan suatu pihak terbuka kepada pihak kedua berdasarkan keyakinan bahwa
pihak kedua, dimana pihak kedua dalam hal ini adalah pihak yang dipercaya,
memiliki sifat-sifat kompeten, terbuka, peduli dan bisa diandalkan (Nyhan,
2000:89)
Menurut Robbins (2002:284), komitmen adalah “sikap kesediaan diri untuk
memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha
dalam melaksanakan tugas”.
Menurut Simamora (2002:48), kinerja diartikan “tingkat hasil kerja karyawan
dalam mencapai persyaratan-persyaratan kerja yang diberikan”. Dalam bekerja
(34)
Dalam hal ini kepercayaan kepada atasan dan komitmen organisasi karyawan
tersebut merupakan sebagian faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut.
Kinerja karyawan akan dipengaruhi secara langsung oleh kepercayaan pada
atasan di tempat bekerja baik positif maupun negatif. Adanya pengaruh positif
yang diberikan akan memperkuat komitmen karyawan dalam bekerja.
1. Keterkaitan kepercayaan pada atasan terhadap kinerja karyawan
Kepercayaan diyakini sebagai inti dari setiap hubungan sebagaimana
diutarakan oleh Diffie-couch. Tanpa adanya saling percaya antara satu dengan
yang lain, mustahil sebuah kerjasama yang baik akan terjadi. Bahkan Ouchi
mengatakan bahwa kepercayaan adalah hal pertama yang harus dipahami karena
kepercayaan dan produktivitas berjalan seiring.
Ketika seorang karyawan mempercayai atasannya dan meyakini bahwa
atasannya tersebut tidak akan mengecewakannya, bahwa atasannya tersebut akan
memperhatikan kebutuhan apa yang seharusnya dia dapatkan maka seorang
karyawan akan bekerja dengan sepenuh hati tanpa ada ganjalan di dalam hatinya.
Karyawan tersebut akan bekerja dengan sepenuh hati, dan itu akan berdampak
positif terhadap kinerjanya.
2. Keterkaitan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan
Komitmen organisasi bisa dikatakan sebagai sebuah kesediaan seorang
karyawan untuk mengikuti setiap peraturan yang ada di dalam perusahaan. Dan
juga bisa dikatakan sebagai sebuah bentuk keterlibatan dan kesetiaan seorang
karyawan kepada perusahaan/organisasi. Apabila komitmen karyawan terhadap
(35)
apabila komitmen seorang karyawan rendah maka akan muncul keinginan untuk
keluar (Mac Kenzie, 1998:89)
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai
penelitian yang dilakukan dari variabel yang akan diteliti dan dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
2.6 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Kepercayaan pada atasan dan komitmen karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Indojaya Agrinusa, Tbk”
Kepercayaan Pada Atasan (X1)
KINERJA KARYAWAN (Y)
Komitmen Karyawan (X2)
(36)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif (pengaruh), karena
peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel X1 (kepercayaan pada atasan)
dan variabel X2 (komitmen karyawan) dengan variabel Y (kinerja karyawan).
Hasil penelitian asosiatif berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala (Rochaety, 2009 : 17).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah PT. Indojaya Agrinusa, Tbk yang beralamat di Jl.
Medan-Tj.Morawa KM 12.8 Deli Serdang-Medan
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan bulan September sampai dengan bulan
desember 2012
3.3 Batasan Operasional
Operasional Penelitian ini dibatasi oleh area ruang lingkup antar faktor-faktor
kepercayaan pada atasan (X1) dan komitmen karyawan (X2) sebagai variabel
bebas (independent) dan variabel kinerja karyawan (Y) sebagai variabel terikat (dependent).
(37)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Adapun defenisi operasional dari masing-masing variabel yang diteliti adalah :
a. Kepercayan pada atasan (X1)
Suatu Sikap dimana seorang karyawan terbuka kepada atasan berdasarkan
keyakinan bahwa atasan tersebut memenuhi sifat-sifat kompeten, terbuka, peduli,
dan bisa diandalkan.
b. Komitmen Karyawan (X2)
Suatu sikap perilaku yang merefleksikan kekuatan, keterlibatan dan kesetiaan
karyawan pada organisasi dengan memberikan sifat setidaknya 3 hal yaitu
kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi,
kemauan untuk melakukan usaha yang bermanfaat untuk kepentingan organisasi,
dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.
c. Kinerja (X3)
Hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu yang dinilai dengan
serangkaian tolok ukur yang berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta
kriteria yang ditetapkan. Indikator-indikator dari kinerja karyawan adalah : Ide-ide
(38)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional
Variabel
Indikator Skala
Kepercayaan Pada Atasan (X1)
Suatu kondisi dimana
adanya kemauan bawahan terbuka kepada
atasan berdasarkan keyakinan bahwa atasan tersebut kompeten, terbuka, peduli, dan bisa
diandalkan.
a. Kompeten b.Bisa diandalkan c. Peduli
d.Terbuka
Likert
Komitmen Karyawan (X2)
Tekad yang berasal dari diri karyawan untuk menyelesaikan berbagai tugas dan tanggung jawab
dan wewenang berdasarkan pada alasan
dan motivasi yang dimiliki.
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi.
b. Kemauan untuk
melakukan usaha yang bermanfaat untuk kepentingan organisasi.
d. Keinginan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaan organisasi.
Likert
Kinerja (Y) Hasil kerja seorang
karyawan selama periode tertentu yang dinilai dengan serangkaian tolok ukur yang berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan
a. Ide-ide baru b.Kualitas c. Kuantitas d.Kerjasama
Likert
(39)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan skala likert,
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008 :86). Penentuan
skor/nilai disusun berdasarkan skala likert skor yang diberikan pada tiap
jawabanpada kuisioner.
Skor pendapat responden merupakan hasil penjumlahan dari nilai skala yang
diberikan dari tiap jawaban pada kuisioner, seperti yang disajikan pada tabel
berikutnya. Pada tahap ini masing-masing jawaban reponden dalam kuisioner
diberikan kode sekaligus skor guna menentukan dan mengetahui frekuensi
kecenderungan responden terhadap masing-masing pertanyaan yang diukur
dengan angka.
Bobot nilai yang diberikan terhadap setiap jawaban adalah :
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STD) 1
Sumber : Sugiyono (2008 : 86)
3.6 Populasi dan sampel penelitian 3.6.1 Populasi
Penelitian ini bersifat survey, karena memiliki tujuan menguji pengaruh
kepercayaan pada atasan dankomitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.
(40)
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan bulanan pada PT. Indojaya
Agrinusa, Tbk yang berjumlah 110 orang.
Tabel 3.2
Jumlah karyawan per departemen Per Desember 2012
No. Departemen Jumlah
1 F & A 17
2 PGA 8
3 IT 6
4 MARKETING 20
5 KOPERASI 3
6 PURCHASING 9
7 OPERATOR 2
8 PLANT 25
9 GUDANG 8
10 LAB 6
11 TEKNIK 6
TOTAL 110
Sumber : PT Indojaya Agrinusa, Tbk
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Teknik pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin, yaitu :
N n =
1 + N (e)2
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
(41)
maka jumlah sampel y ang diperoleh adalah :
110 n =
1 + 110 (0.05)2
110
n = = 76,63 = 77 org 1 + 110 (0.0025)
Maka jumlah sampel yang diambil berjumlah 77 orang
Penarikan sampel menggunakan teknik Proportional Random Sampling, yaitu
teknik atau cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan
memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut.(sugiyono, 2005:76).
PT. Indojaya Agrinusa, Tbk mempunyai 7 departemen/bagian dalam
perusahaan, dan untuk mewakili masing-masing bagian maka 77 sampel tersebut
didistribusikan dan dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
No. Departemen Populasi Sampel Jumlah Sampel yang mewakili
1 F & A 17 17/110 x 77 = 11.90 12
2 PGA 13 13/110 x 77 = 9.10 9
3 IT 6 6/110 x 77 = 4.20 4
4 Marketing 20 20/110 x 77 = 14.00 14
5 Procurement 9 9/110 x 77 = 6.30 6
6 Plant 37 37/110 x 77 = 25.9 26
7 Quality Control 8 8/110 x 77 = 5.60 6
TOTAL 110 77
(42)
3.7 Jenis Data
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001).
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini
merupakan data dari kuisioner tentang kepercayaan pada atasan, komitmen
organisasi dan kinerja karyawan yang disebar pada responden yang menjadi
sampel pada penelitian ini.
b. Data Sekunder dalam penelitian ini berupa informasi mengenai jumlah
karyawan di lingkungan PT. Indojaya Agrinusa, Tbk.
3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Kuisioner
Pengumpulan data digunakan dengan menggunakan kuisioner, yaitu daftar
pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat jugadi
jawab dibawah pengawasan peneliti.Kepada responden akan dibagikan kuisioner
yang dikembangkan khusus untuk penelitian ini.
3.8.2 Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang
berwenang dalam perusahaan dalam hal ini bagian Sumber Daya Manusia (PGA)
(43)
3.8.2 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari
data-data yang diperoleh dari buku-buku literature, jurnal, majalah dan situs internet
yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat
setelah penelitian merupakan data yang valid dan dapat disebarkan kepada
responden. Sebagai instrumen penelitian ini dengan alat ukur yang digunakan
(kuisioner). Menurut Situmorang (2010:68), validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Kriteria dalam
menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut :
1. Jika rhitung ≥ rtabel
2. Jika r
maka pertanyaan tersebut valid
hitung <rtabel 3.9.2 Uji Realibilitas
maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Realibilitas merupakan tingkat kendala suatu instrumen penelitian. Instument
dan reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2005:10). Uji realibilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuisioner. Uji ini dilakukan setelah uji
validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid
Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan realibilitas dengan
(44)
dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan realibilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Jika ralpha positif ≥ rtabel, maka pertanyaan reliabel 2. Jika ralpha negatif < rtabel, maka pertanyaan tidak reliabel
Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan realibilitas
dilakukan untuk menguji apakah kuisioner layak digunakan sebagai instrument
penelitian atau tidak. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat
menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui
kuisioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk peneliti lain. Uji validitas dan
realibililitas didalam penelitian ini dilakukan pada populasi yang tidak termasuk
didalam sampel penelitian pada PT. Indojaya Agrinusa, Tbk yaitu sebanyak 30
orang.
3.10 Metode Analisi Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan.
Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban
responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang
(45)
b. Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data
tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov smirnov.
Dengan menggunakan tingkat significan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2
– tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variable residual berdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika
varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu
variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas
diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas
tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
3). Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di
antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk
(46)
toleransi variabel dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan
dengan cara:
VIF <5 maka tidak terdapat multikolinearitas
Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas
3.11 Metode Analisis Statistik
3.11.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara
variabel bebas yaitu Kepercayaan Pada Atasan (X1), dan Komitmen Organisasi
(X2
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : ) tehadap Variabel terikatnya yaitu Kinerja Karyawan (Y)
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana :
+ e
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi berganda
X1
X
= Kepercayaan Pada Atasan
2
e = Variabel Pengganggu (standar error) = Komit Organisasi
3.11.2 Uji Hipotesis
3.11.2.1 Uji secara parsial/individual (Uji-t)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh
(47)
dan Komitmen Organisasi (X2
Ho : Variabel-variabel bebas (kepercayaan pada atasan dan komitmen organisasi)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(kinerja).
) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan
(Y). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
Ha : Variabel-variabel bebas (kepercayaan pada atasan dan komitmen organisasi)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja).
Level Significance (α) ditetapkan 5 persen. Dan derajat bebas (n-k-l) dimana k adalah banyaknya variabel independen.
Kriteria Keputusan adalah :
t
hitung <t
tabel H0t
diterima atau Ha ditolak
hitung ≥
t
tabel Haditerima atau H03.11.2.2 Uji secara simultan/serempak (Uji-F)
ditolak
Untuk menguji pengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan. Uji
statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (kepercayaan
pada atasan dan komitmen organisasi) dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (kinerja
karyawan.
Uji statistik yang digunakan adalah Uji F, yaitu dengan
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel pada α = 0.05 dan derajat bebas (n
-k-l) dimana k adalah banyaknya variabel independen. Dalam penelitian ini hipotesis
(48)
Ho : Variabel-variabel bebas (kepercayaan pada atasan dan komitmen organisasi)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (kinerja).
Ha : Variabel-variabel bebas (kepercayaan pada atasan dan komitmen organisasi)
mempunyai pengaruh yang signifikan secara besama-sama terhadap
variabel terikat (kinerja).
Dengan kriteria keputusan adalah :
Fhitung < Ftabel : H0
Haditolak diterima
Fhitung ≥ Ftabel : H0
Haditerima ditolak
3.11.2.3Koefisien Determinasi (R2
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau
mendekati satu, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel bebas (X)
adalah besar terhadap variabe terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R2) semakin mengecil atau
mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) semakin mengecil. Hal ini berarti model digunakan tidak kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sumbangan atau
pengaruh variabel bebas (kepercayaan pada atasan (X1), komitmen organisasi
(X2)) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) dalam bentuk persentase.
(49)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Indojaya Agrinusa, Tbk cabang Medan merupakan salah satu unit
kerja dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk yang berdiri pada tanggal 8 Maret
1978 dengan akte Notaris Kartini Mulyadi No. 85 dengan status penanaman
modal dalam negeri (PMDN). Perusahaan ini berlokasi di Jl. Medan - Tj. Morawa
KM 12.8 Deli serdang, Medan.
Tujuan umum pendirian PT Indojaya Agrinusa, Tbk adalah membantu
program pemerintah dalam ketenagakerjaan, meningkatkan gizi masyarakat, dan
alih teknologi dalam bidang pakan ternak.
PT Indojaya Agrinusa, Tbk merupakan perusahaan go public pada bulan Januari 1990. Bahan baku yang diperoleh berasal dari dalam negeri (40%) dan
luar negeri (60%). Hasil produksi dipasarkan ke seluruh Indonesia (98%) dan di
ekspor ke luar negeri (2%). Dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku dan hasil
produksi, PT Indojaya Agrinusa mengadakan kontrak dengan perusahaan
angkutan laut dan darat EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut). Besar kecilnya
dan frekuensi pengiriman pakan tergantung dari permintaan konsumen, besar
kecilnya agen dan fasilitas gudang yang dimiliki oleh agen.
PT. Indojaya agrinusa, Tbk merupakan salah satu anak perusahaan PT.
Japfa Comfeed Indonesia, Tbk yang mempunyai anak perusahaan lain diantaranya
(50)
Phala Agrinusa yang bergerak dalam bidang pakan ternak, serta PT. Multi Breeder
Adirama Indonesia, Tbk yang bergerak dalam bidang pembibitan ayam dan
peternakan ayam komersial, PT. Bintang Terang Gemilang yang juga bergerak
dalam bidang pakan ternak, PT. Ciomas Adisatwa yang bergerak dalam bidang
pemotongan ayam, dan PT. Supra Sumber Citra.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
4.1.2.1 Visi
a. Menciptakan hubungan saling menguntungkan satu sama lain.
b. Komitmen membangun hubungan jangka panjang, saling percaya dengan
pemegang saham
c. Berorientasi pada kepuasan pelanggan : ramah, penuh perhatian dan siap
melayani
d. Mempromosikan gaya hidup sehat, penuh vitalitas, enerjik, dan bersemangat
sekaligus mengkomunikasikan produk yang berkualitas.
e. Terus menerus menciptakan produk baru untuk menjadi yang terdepan
(proses pembaharuan umat yang berkesinambungan)
4.1.2.2 Misi
“Menjalin suatu kerjasama usaha antar pengusaha besar dengan
pengusaha kecil atau menengah yang disertai dengan unsur pembinaan dan
bimbingan”.
Kerjasama tersebut dilandasi dengan sikap :
1. Saling membutuhkan
(51)
3. Saling menguntungkan tanpa unsur paksaan
4.1.3 Motto
“ Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama” merupakan sesuatu yang benar
untuk menjamin kesuksesan dari PT. Indojaya Agrinusa, tbk.
4.1.4 Struktur Organisasi
Dalam mempertahankan kontinuitas dan perkembangan perusahaan, sistem
manajemen sangat diperlukan. Salah satu aspek dari sistem manajemen adalah
bentuk organisasi untuk mempermudah membuat suatu sistem kerja yang efektif
dan efisien.
Tanpa adanya struktur organisasi yang jelas maka akan sulit terciptanya
suatu kesatuan tindakan sehingga operasi perusahaan tidak akan berjalan secara
efektif dan efisien. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas setiap personel akan mengetahui sejauh mana akan bertindak, sehingga
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan dapat teratasi dengan baik. Dan bagi
pemimpin sendiri akan mempermudah pengawasan terhadap lembaga bawahan
maupun karyawan-karyawannya.
Bentuk struktur organisasi pada PT. Indojaya Agrinusa, Tbk adalah lini dan
staff, dengan ciri-ciri antara lain wewenang yang diberikan langsung dari atasan kepada bawahan dan tiap departemen tidak bertanggung jawab terhadap staff, perusahaan merupakan suatu organisasi yang besar, daerah kerjanya luas,
mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam, jumlah karyawannya banyak serta
(52)
Beberapa keuntungan dari organisasi lini dan staff adalah dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apapun tujuannya, betapapun luas tugas dan
kompleks susunan organisasinya, pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah
karena adanya staff ahli. Sedangkan kerugiannya antara lain karyawan tidak saling mengenal sehingga solidaritas sukar diharapkan, koordinasi organisasi
terkadang sulit diterapkan karena rumit dan kompleksnya (Manullang, 1981).
PT. Indojaya Agrinusa, Tbk dipimpin oleh seorang Head Of Unit yang membawahi beberapa departemen yaitu Marketing Department, Plant and production department, Information and Technology deparment, Finance and Accounting department, Personal and General Affairs department, Quality Control department dan Procurement department yang masing-masing dipimpin oleh seorang Manager Departemen.
Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, seorang Head of Unit dan masing-masing manajer setiap departemen akan dibantu oleh seorang sekretaris dalam hal
administrasi dan surat menyurat.
Struktur organisasi PT. Indojaya Agrinusa, Tbk dapat diketahui
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.1 :
(53)
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Indojaya Agrinusa, Tbk
Dari struktur tersebut dapat diketahui pembagian tugas pada
masing-masing unit yang menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Dari hasil
penelitian penulis pada PT. Indojaya Agrinusa diperoleh keterangan tentang tugas
wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan, yang tercantum dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
KEPALA UNIT
(HOU)
Sekretaris
Kepala Departemen
Marketing
Kepala Departemen
Financial And Accounting
Kepala Departemen Personalia and General
Affairs
Kepala Departemen
Plant
Kepala Departemen
Quality Cntrol
Kepala Departemen
Procurement
Kepala Departemen
(54)
a. Head Of Unit
1. Bertanggung jawab sepenuhnya pada perusahaan untuk menjamin
tercapainya sarana operasional dan sasaran strategi perusahaan.
2. Bekerjasama dengan semua manajer yang terkait dalam memantau
aktivitas perusahaan
b. Quality Control Manager
1. Bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap bahan baku
yang dibeli atau yang masuk, bahan baku yang tersimpan digudang, bahan
baku untuk proses produksi dan bahan jadi yang disimpan di gudang.
2. Memberi garansi (Quality Assurance) terhadap kondisi diatas tersebut
kepada departemen internal meliputi produksi, perencanaan produksi
pengadaan material dan pembelian, nutrisi (Formulator) serta
bertanggungjawab kepada Head Of Unit.
c. Information and Technology Manager
1. Bertugas untuk merencanakan dan membuat suatu sistem secara
komputerisasi untuk seluruh departemen serta mengorganisir dan
mengawasi semua kegiatan dibagian pengolahan data dan sekaligus
bertanggung jawab langsung pada Head of Unit. d. Marketing Manager
1. Memberi saran, nasehat dan usulan kepada Head of Unit dalam
merencanakan dan mengelola strategi pemasaran untuk manciptakan harga
(55)
2. Memilih atau menyeleksi para agen penjualan agar dapat tercapai hasil
penjualan yang maksimal dan produksi supaya digunakan dengan baik oleh
para peternal atau pembeli.
3. Menyelenggarakan program riset dan pengembangan pasar dalam rangka
diversifikasi produk.
4. Mengadakan promosi (strategi pemasaran) untuk meningkatkan volume
penjualan.
e. Procurement Manager
Bertanggung jawab kepada Head of Unit dalam pengadaan material sesuai dengan standart harga yang murah baik untuk bahan baku lokal maupun
import. Khusus untuk bahan baku import, departemen ini mengatur mulai
pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku, dan pengiriman produk jadi ke
pelabuhan.
f. Plant of Production Manager
1. Memimpin, mengorganisir, merencanakan, dan mengendalikan semua
aspek yang berkaitan dengan proses produksi dan bertanggung jawab
terhadap Head of Unit.
2. Memimpin, mengorganisir, merencanakan dan mengendalikan semua
aspek yang berkaitan dengan pengujian bahan baku, bahan penolong dan
hasil produksi.
3. Memimpin, mengorganisir, merencanakan dan mengendalikan semua
aspek yang berkaitan dengan perawatan mesin, perbaikan mesin serta
(56)
g. Finance and Accounting Manager
1. Dibantu oleh semua manajer untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap keamanan seluruh aset perusahaan.
2. Melakukan studi terhadap bidang moneter dalam skala nasional maupun
internasional.
3. Menyusun rencana anggaran belanja dan cash flow perusahaan dan
menganalisa penyimpangan yang terjadi.
4. Menyelenggarakan administrasi yang berkaitan dengan bidang keuangan,
pajak, bank, properti dan asuransi.
h. Personalia and General Affair Manager
1. Membuat dan menjalankan peraturan perusahaan serta menjelaskan artinya
kepada seluruh manajer.
2. Membuat tata cara yang berkaitan dengan fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan kepada seluruh karyawan.
3. Mengelola semua administrasi yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan
fasilitas karyawan yaitu asuransi kesehatan, kendaraan dan dana pensiun.
4. Membanrimantu setiap manajer dalam pembuatan job description (uraian
kerja) masing-masing staff.
5. Menjalankan seleksi dan rekruitment tenaga kerja serta membuat perjanjian
kerja perusahaan dengan karyawan.
i. Sekretaris
Bertanggung jawab terhadap Head of unit dan masing-masing manajer tiap-tiap departemen dalam melaksanakan tugas kesekretariatan, diantaranya
(57)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuisioner). Pengujian validitas dan realibilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 16.0 for Windows. 1. Uji Validitas
Instrumen yang valid artinya alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2007:109). Uji validitas kuisioner dilakukan
untuk menguji apakah kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat menjawab tujuan
penelitian.
Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan realibilitas diberikan
kepada 30 responden diluar dari responden penelitian yaitu karyawan PT.
Indojaya Agrinusa, Tbk yang tidak ikut dalam sampel penelitian. Nilai rtabel
dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat sifnifikansi sebesar 5%,
(58)
Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics
Pertanyaan Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Keterangan
VAR00001 141.5333 126.464 .557 .956 Valid
VAR00002 141.6000 126.110 .448 .956 Valid
VAR00003 141.9000 120.576 .706 .954 Valid
VAR00004 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00005 141.9000 121.541 .626 .955 Valid
VAR00006 141.5000 126.672 .730 .956 Valid
VAR00007 141.6000 126.110 .448 .956 Valid
VAR00008 142.0333 124.447 .389 .957 Valid
VAR00009 141.9000 121.541 .626 .955 Valid
VAR00010 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00011 141.9000 120.645 .700 .954 Valid
VAR00012 142.0333 121.757 .608 .955 Valid
VAR00013 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00014 142.2333 122.737 .528 .956 Valid
VAR00015 142.0333 121.757 .608 .955 Valid
VAR00016 142.0333 124.447 .389 .957 Valid
VAR00017 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00018 141.8667 120.120 .751 .954 Valid
VAR00019 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00020 142.2333 122.737 .528 .956 Valid
VAR00021 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00022 142.2333 122.737 .528 .956 Valid
VAR00023 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
VAR00024 141.6000 126.110 .448 .956 Valid
VAR00025 142.1333 124.120 .434 .956 Valid
VAR00026 142.1333 123.706 .417 .957 Valid
VAR00027 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
(59)
VAR00029 141.6000 126.110 .448 .956 Valid
VAR00030 141.9000 121.541 .626 .955 Valid
VAR00031 141.9000 120.576 .706 .954 Valid
VAR00032 141.8667 118.671 .786 .954 Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS versi 16,00 (2013)
Tabel 4.1 menunjukan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai
corrected item correlation seluruh pertanyaan bernilai lebih besar atau sama dengan r table 0,361 dan dapat dipergunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2005:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji
validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows, dengan ketentuan apabila r alpha positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel atau handal.
Menurut Kuncoro (2008:179) butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam
uji validitas akan ditemukan reliabilitasnya dengan kriteria yaitu Cronbachs alpha
(60)
Tabel 4.2 Tabel Uji Reliabilitas
Pada 32 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha adalah sebesar 0,909. Ini berarti 0,909 > 0,80 sehingga dapat
dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada
responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.
4.2.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk merumuskan dan menginterpretasikan
hasil penelitian berupa karakteristik responden dan deskriptif variabel. Berikut
dapat dilihat karakteristik responden yang dilihat dari jenis kelamin, segi usia,
status, pendidikan terakhir dan masa kerja yang diperoleh dari kuesioner yang
telah disebarkan kepada 77 responden (karyawan).
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Pria 45 59.78 %
Wanita 32 40.22 %
Jumlah 77 100%
Sumber: Kuesioner Penelitian 2013 (data diolah)
Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas jenis kelamin responden adalah pria
dengan persentase 59.78 % yang berjumlah 45 orang, sedangkan sisanya adalah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(61)
wanita yang berjumlah 32 orang dengan persentase 40.22 %. Hal ini disebabkan
oleh aktivitas perusahaan yang adalah memproduksi pakan ternak sehingga lebih
banyak memerlukan karyawan pria karena berhubungan dengan mesin-mesin
berat dan pekerjaan-pekerjaan berat yang memerlukan tenaga kuat.
2. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Persentase
21-30 35 51.7 %
31-40 22 25.3 %
≥ 40 20 23.0 %
Jumlah 77 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2013 (data diolah)
Tabel 4.4 menunjukkan usia responden yang diteliti adalah 21-30 tahun
sebanyak 35 orang atau sebesar 51.7 %, sedangkan usia 31-40 tahun sebanyak 22
orang atau sebesar 25.3 % sisanya adalah ≥ 40 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 23 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan masih
berada pada usia produktif, dan perusahaan harus mampu memotivasi karyawan
untuk senantiasa memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan perusahaan.
3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase
Sarjana Strata 1 50 64.3 %
Diploma III 27 35.7 %
Jumlah 77 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2013 (data diolah)
Tabel 4.5 menunjukkan tingkat pendidikan responden yang diteliti adalah
(62)
memiliki tingkat pendidikan Diploma III yaitu sebanyak 27 orang atau sebesar
35.7 %. Dalam hal ini bahwa mayoritas tingkat pendidikan para karyawan adalah
Sarjana strata 1 karena PT Indojaya Agrinusa, Tbk adalah perusahaan go public
sehingga perusahaan lebih mengutamakan dan membutuhkan tenaga kerja
tamatan sarjana strata 1.
4. Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah (Orang) Persentase
1-5 30 45.98 %
6-10 16 18.39 %
11-15 13 14. 94%
> 16 18 20.69%
Jumlah 77 100 %
Sumber: Kuesioner Penelitian 2013 (data diolah)
Tabel 4.6 menunjukkan mayoritas masa kerja responden yang diteliti
adalah 1-5 tahun sebanyak 30 orang atau sebesar 45.98%, 6-10 tahun 16 orang
atau sebesar 18.39%, 11-15 tahun sebanyak 13 orang atau sebesar 14.94% dan
diatas 16 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 20.69%. Semakin lama seorang
karyawan bekerja dalam sebuah perusahaan maka pengalaman kerjanya akan
semakin banyak. Pengalaman kerja dapat berfungsi untuk mempercepat proses
penyelesaian pekerjaan.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisi regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah model yang dapat memenuhi
(63)
asumsi klasik dengan program SPSS 16.0 yang dilakukan pada penelitian ini
meliputi :
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah ingin menguji model regresi
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data dengan bentuk lonceng.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, grafik histogram terlihat bahwa variabel
kinerja berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut
(64)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.3 Normal P-P Plot
Pada Gambar 4.7, dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal
ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut, dimana tidak menceng kekiri dan
kekanan, sedangkan pada gambar data juga berdistribusi normal ini juga dapat
dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data yang disepanjang garis
diagonal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis
diagonal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot nilai
(65)
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Pengambilan kesimpulan diketahui dari
memperlihatkan sebaran plot data. Penulis menggunakan pendekatan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:
Pendekatan Grafik (Grafik Scatterplot)
Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Gambar 4.4 Scatterplot
Dari grafik Scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta
(66)
pada grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1, X2) berupa
variabel Kepercayaan pada atasan, komitmen karyawan dan variabel terikat (Y)
berupa kinerja karyawan pada PT Indojaya Agrinusa, Tbk maka untuk
memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program
software SPSS (statistik product and service solution) versi 16,0 dari tabel
coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut :
Tabel 4.7
Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .136 3.808 .036 .972
Kepercayaan .411 .094 .344 4.352 .000
Komitmen .786 .107 .581 7.338 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel 4.7 kolom
Unstandardized Coeffisien bagian B diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 0,136 + 0,411X1 + 0,786X2 + e
(1)
bekerja
9 Saya tidak berani ijin pulang bahkan ketika saya sedang sakit
10 Saya akan menceritakan kepada atasan apabila ada masalah dengan unit/departemen lain.
11 Atasan saya selalu cepat dalam menanggapi masalah pekerjaan bawahannya
12 Saya akan berusaha menyelesaikan sendiri masalah pekerjaaan dengan unit lain, tanpa bertanya dulu kepada atasan
2. Variabel Komitmen Karyawan
No Pernyataan SS S KS TS STS
13. Saya selalu mendukung setiap kebijakan-kebijakan baru yang ada di perusahaan 14 Saya akan tetap mendukung siapapun
yang diangkat menjadi pimpinan untuk memimpin perusahaan.
15 Saya merasa bahwa jam 8 terlalu cepat untuk jam masuk kantor, seharusnya jam 9 pagi
16 Saya akan mengerjakan laporan saya dengan baik dan tepat waktu
17 Saya suka terlibat dalam acara-acara yang di adakan perusahaan, seperti halal bihalal, acara tahun baru maupun pertandingan-pertandinngan antar unit/departemen
18 Saya akan proaktif meminta data-data yang saya perlukan dari unit lain untuk kelancaran selesainya laporan saya.
19 Saya akan langsung meninggalkan tempat kerja sekarang apabila ada tawaran pekerjaan dengan gaji yang lebih besar 20 Saya masih suka mencari informasi
lowongan di tempat lain meskipun saya sudah bekerja
(2)
21 Saya merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja di tempat kerja sekarang
3. Variabel Kinerja Karyawan
No Pernyataan SS S KS TS STS
22 Saya selalu berusaha mencari cara-cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan saya 23 Saya akan mengumpulkan
informasi-informasi dari karyawan yang sudah senior, dari literatur dan buku-buku tentang bagaimana sebuah pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat.
24 Saya suka memberi masukan ketika di kantor ada masalah dalam pekerjaan yang muncul
25 Saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan saya sebaik mungkin
26 Saya sering mendapat teguran dari atasan karena pekerjaan saya salah
27 Unit lain tidak pernah komplain dengan laporan yang saya kirim
28 Saya akan menyelesaikan pekerjaan harian saya pada hari itu juga, meskipun harus pulang lama
29 Saya sangat senang ketika atasan saya menambah tanggungjawab pekerjaan kepada saya
30 Meskipun pekerjaan saya banyak, di waktu istirahat saya sempatkan untuk bercengkerama dengan teman kerja yang lain
31 saya suka membantu teman kerja yang mengalami kesulitan, selama saya mampu.
32 Saya suka berdiskusi dan meminta saran dari teman-teman kerja apabila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan
(3)
(4)
(5)
Lampiran 4 : Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 141.5333 126.464 .557 .956
VAR00002 141.6000 126.110 .448 .956
VAR00003 141.9000 120.576 .706 .954
VAR00004 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00005 141.9000 121.541 .626 .955
VAR00006 141.5000 126.672 .730 .956
VAR00007 141.6000 126.110 .448 .956
VAR00008 142.0333 124.447 .389 .957
VAR00009 141.9000 121.541 .626 .955
VAR00010 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00011 141.9000 120.645 .700 .954
VAR00012 142.0333 121.757 .608 .955
VAR00013 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00014 142.2333 122.737 .528 .956
VAR00015 142.0333 121.757 .608 .955
VAR00016 142.0333 124.447 .389 .957
VAR00017 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00018 141.8667 120.120 .751 .954
VAR00019 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00020 142.2333 122.737 .528 .956
VAR00021 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00022 142.2333 122.737 .528 .956
VAR00023 141.8667 118.671 .786 .954
VAR00024 141.6000 126.110 .448 .956
VAR00025 142.1333 124.120 .434 .956
VAR00026 142.1333 123.706 .417 .957
VAR00027 141.8667 118.671 .786 .954
(6)
VAR00029 141.6000 126.110 .448 .956
VAR00030 141.9000 121.541 .626 .955
VAR00031 141.9000 120.576 .706 .954
VAR00032 141.8667 118.671 .786 .954
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items