Akumulasi Logam Berat Dalam Tumbuhan Obat-Obatan Tradisional Ambang Batas logam Berat Dalam Obat-Obatan Destruksi

pada bahan bakar, sehingga baik industry maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sum ber pencemaran Pb. Industri kabel. Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate. 3. Sumber dari Transportasi Hasil pembakaran dari bahan tambahan aditive Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb in organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya Sudarmaji et al, 2003. Daya racun didalam tubuh diantaranya disebabkan oleh penghambatan enzim-enzim oleh ion Pb 2+ . Enzim yang diduga dihambat adalah yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin . penghambatan tersebut diakibatkan karena terbentuknya ikatan yang kuat ikatan kovalen antara Pb 2+ dengan grup sulfur yang terdapat dalam asam-asam amino misalnya cistein dari enzim tersebut Fardiaz, 1992.

2.5. Akumulasi Logam Berat Dalam Tumbuhan Obat-Obatan Tradisional

Kemampuan tanaman dalam mengakumulasi logam berat dapat diprediksi dari nilai Bioconcentration Factor BCF dan Transfer Factor TF. Bioconcentration Factor merupakan kemampuan tanaman untuk mengakumulasi logam berat tertentu sebagai tanggapan terhadap konsentrasi logam tersebut di dalam suatu Universitas Sumatera Utara substrat. Bioconcentration Factor BCF ditentukan oleh rasio logam di akar dengan yang terdapat di dalam tanah. Nilai BCF 1 menunjukkan spesies tersebut potensial sebagai akumulator. Translocation Factor adalah rasio konsentrasi logam pada bagian pucuk terhadap bagian akar, menunjukkan kemampuan transfer logam dari akar ke pucuk tanaman. Baker 1981 membagi tanaman menjadi 3 kategori yaitu akumulator, excluder dan indikator. Akumulator mempunyai nilai BCF 1, excluder mempunyai nilai BCF 1 dan tanaman indikator dengan nilai BCF mendekati 1. Keberhasilan fitoremediasi menghendaki tanaman yang mempunyai biomassa besar di samping kemampuan mengakumulasi kontaminan dalam biomassanya Susana, at al. 2013.

2.6. Ambang Batas logam Berat Dalam Obat-Obatan

Sesuai dengan peraturan Direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan No.28 tahun 2004 tentang batas maksimum cemaran logam dalam makanan dan obat diatur bahwa batas maksimum cemaran logam adalah Pbtimbal 0,1 sampai 10 mgKg, untuk logam Cu 0,1 sampai 150 mgKg dan Fe 30 mgKg BPOM, 2004.

2.7. Destruksi

Destruksi merupakan suatu cara perlakuaan perombakan senyawa menjadi unsur-unsur sehingga dapat dianalisa. Metode destruksi materi organik dapat dilakukan dengan dua cara yang selama ini dikenal dengan : 1. Metode destruksi basah 2. Metode destruksi kering Destruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari kehilangan mineral akibat penguapan. Pada tahapan selanjutnya, proses ini seringkali berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat Universitas Sumatera Utara peroksida. Destruksi basah pada umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, timah hitam, timah putih, seng, dan tembaga. Ada tiga macam cara kerja destruksi basah dapat dilakukan, yaitu : 1. Destruksi basah menggunakan HNO 3 dan H 2 SO 2. Destruksi basah menggunkana HNO 4 3 , H 2 SO 4 , dan HClO 3. Destruksi basah menggunakan HNO 4 3 , H 2 SO 4 , dan H 2 O 2 Apriyanto,1989. Destruksi kering merupakan penguraian perombakan senyawa organik dalam sampel menjadi anorganik dengab jalan pengabuan sampel dan memerlukan suhu pemanasan tertentu Raimon, 1992. Temperatur pengabuaan harus diperhatikan sungguh – sungguh karena banyak elemen abu yang dapat menguap pada suhu yang tinggi misalnya unsur K, Na, S, Ca, Cl, P. selain itu suhu pengabuaan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu misalnya K 2 CO 3 , CaCO 3 , MgCO 3 . Menurut Whichmann 1940 – 1941 , K 2 CO 3 terdekomposisi pada suhu 700 O C, CaCO 3 terdekomposisi pada suhu 600 – 650 O C, sedangkan MgCO 3 terdekomposisi pada suhu 300 – 400 O C. Tetapi bila ketiga garam tersebut berada bersama – sama akan membentuk senyawa karbonat kompleks yang stabil. Sudarmaji, 1989

2.8. Peralatan ICP-OES dan SSA