dapat berupa senyawa logam anorganik atau senyawa organik, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai B3 biologis, B3 logam dan B3 organik.
2.4.1. Logam Cu
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada suhu 1038
o
C. Karena potensial standarnya positif, +0,34 V untuk pasangan CuCu
2+
, ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bias larut sedikit. Asam nitrat yang sedang
pekatnya 8M dengan mudah melarutkan tembaga:
3Cu + 8HNO
3
3Cu
2+
+ 6NO
3 -
+ 2NO + 4H
2
O
Svehla, 1985
Untuk orang-orang tertentu , karena factor keturunan dan factor lingkungan dapat menjadi luar biasa rentan terhadap sifat toksik yang
mempengaruhi ginjal. Contoh beberapa orang tidak tahan terhadap toksin tembaga karena tidak mampu memepertahankan konsentrasi normal tembaga didalam
tubuh penyakit ini disebut penyakit Wilson WHO, 2005.
Cu merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Apabila jumlah Cu telah melampaui batas aman, akan muncul toksitas. Manusia biasanya terpapar
Cu dari tanah, debu, makanan, serta minuman yang tercemar Cu yang berasal dari pipa bocor pada penambangan Cu atau industri yang menghasilkan limbah Cu.
Kira-kira 75-99 total in take Cu berasal dari makanan dan minuman. Setiap hari, manusia bias terpapar Cu yang antara lain berasal dari peralatan dapur ataupun
koin.
Keracunan logam berat bersifat kronis dan dampaknya baru terlihat setelah beberapa tahun. Logam berat bersifat akumulatif didalam tubuh organisme dan
konsentrasi mengalami peningkatan biomagnifikasi dalam rantai makanan.
Universitas Sumatera Utara
Keracunan kronis Cu dapat mengurangi umur, menimbulkan berbagai masalah reproduksi dan menurunkan fertilitas Widowati, 2008.
2.4.2. Logam Fe
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besiII atau fero
diturunkan dari besi II oksida, FeO. Garam-garam ini mengandung kation Fe
2+
dan berwarna sedikit hijau. Garam-garam besiIII atau feri diturunkan dari oksida besiIII, Fe
2
O
3.
Mereka lebih stabil daripada garam besi II. Zat-zat pereduksi mengubah ion besiIII menjadi besiII Svehla, 1990.
Besi merupakan mikroelemen esensial dalam system mahluk hidup. Logam ini banyak digunakan dalam pabrik dan merupakan logam multiguna. Besi
banyak ditemukan dalam bahan makanan yang jumlahnya bervariasi dari yang rendah dalam sayuran dan yang tinggi dalam daging. Kandunganya g rendah
dari Fe dalam makanan akan menyebabkan naiknya efisiensi absorpsi Fe, disamping itu absorpsi logam lain juga meningkat baik esenssial Co, Mn,Zn
maupun toksik Cd, Pb. Tetapi sebaliknya makanan yang banyak mengandung Fe dapat menurunkan absorpsi Zn pada manusia dan Cu pada ruminansia
Darmono,1995.
Salah satu alasan mengapa Fe toksik pada sel adalah karena Fe mengkatalis pembentukan hidroksi radikal. Radikal oksigen terkenal toksik pada
sel-sel hidup karena mampu menginduksi peroksida membrane lisosom yang menyebabkan kerusakan endotel dan paru-paru serta agregasi platelet darah
Merian,1994.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Logam Pb