BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan belanja infrastruktur yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pemerintah melakukan penambahan alokasi anggaran
infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN tahun 2013. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun
rupiah merupakan anggaran belanja untuk infrastruktur. Angka itu lebih tinggi dari keseluruhan belanja pegawai untuk kegiatan produktif. Penambahan ini
membuat alokasi anggaran infrastruktur tahun 2013 menjadi yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun terdahulu. Anggaran belanja infrastruktur dalam APBN
Perubahan tahun 2012 adalah sebesar 174,9 triliun rupiah. Sementara itu, dalam APBN tahun 2011 anggaran belanja infrastruktur hanya sebesar 128,7 triliun
rupiah. http:terkini.bbc.web.idartikelread2012110558713628. Kenaikan anggaran infrastruktur dalam APBN, tentunya akan meningkatkan kebutuhan
bahan-bahan untuk proyek konstruksi. Pembangunan infrastruktur di Sumatera Bagian Utara Sumbagut saat ini
mengalami peningkatan, baik infrastruktur seperti jalan dan jembatan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan sampai pembangunan dermaga dan pelabuhan.
Alokasi anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2011 dan 2012 mencapai 1,4 trilyun Dinas Bina Marga
Sumatera Utara, 2012. Anggaran tersebut menunjukkan potensi kebutuhan bahan-baku dan bahan pendukung proyek-proyek konstruksi yang harus dipenuhi
tepat waktu, dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar pemesanan.
Universitas Sumatera Utara
PT Wika Beton adalah anak perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk yang bergerak dibidang industri beton pracetak-prategang prestressed precast concrete.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Wika Beton antara lain : a Tiang Listrik b Tiang Pancang c Sheet Pile untuk dinding penahan tanah d Bantalan Jalan Rel
Kereta Api e Pipa Beton f Pipa Beton dan g Produk Beton Pracetak lainnya yang sifatnya berdasarkan pesanan. Sementara itu pengguna jasa yang utama dari produk
PT Wika Beton diantaranya adalah PT PLN, PT Pelindo, PT Telkom, PT KA Indonesia, BUMN jasa konstruksi, serta perusahaan swasta baik nasional maupun
asing yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Untuk industri komponen beton pracetak dalam negeri, sampai dengan tahun
2012 PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan sebenarnya masih menjadi pemimpin pasar. Namun dalam realisasinya, dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2011, perolehan pesanan tiang pancang beton mengalami penurunan. Tabel 1.1 menunjukkan posisi perolehan pesanan tiang pancang beton PT Wika Beton Wilayah
Penjualan I Medan mulai tahun 2009 sampai dengan bulan Agustus tahun 2013.
Tabel 1.1 Perkembangan perolehan pesanan tiang pancang beton di PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan 2009
– Agustus 2013 Tahun
Target Realisasi
Rp Juta Batang
Rp Juta Batang
2009 120.532
38.059 174.269
42.586 2010
176.788 46.530
166.195 53.520
2011 176.788
47.874 164.403
47.255 2012
206.949 63.237
285.905 78.667
2013 147.362
52.678 134.091
40.095 Sumber : PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan, 2013
Realisasi perolehan pesanan tiang pancang PT Wika Beton mengalami penurunan di tahun 2010 dan 2011, di tahun 2012 mengalami peningkatan, dan
Universitas Sumatera Utara
kembali menurun di Agustus 2013. Kondisi penjualan yang fluktuatif tentunya tidak diharapkan perusahaan. PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan dalam
memasarkan tiang pancang beton mengutamakan kualitas yang tinggi, dan masa penyelesaian pemesanan tepat waktu sesuai kontrak.
Agar penjualan dan daya saing perusahaan mampu meningkat, peranan pemasar sangat penting, terutama dalam merumuskan strategi bauran pemasaran.
Menurut Wibowo 1998 bauran pemasaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan jasa konstruksi. Kuntjara 2007 menyatakan bahwa
permasalahan kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. Dari kedua hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini melakukan
penggabungan faktor bauran pemasaran dan kualitas pelayanan sebagai faktor yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian tiang pancang beton.
1.2 Rumusan Masalah